Ask the Tribun Timur Editor
Seorang blogger menemukan kompasiana.com setelah chatting di shout mix tribun-timur.com.
Sumber: http://public.kompasiana.com/2009/10/11/apa-sih-daya-tarik-kompasiana/
Apa Sih Daya Tarik Kompasiana?
Oleh syarif ridwan - 11 Oktober 2009 - Dibaca 382 Kali -
Setahun sudah usia Kompasiana, dan walau saya baru bergabung dengan blog ini sejak Agustus lalu melalui seorang kawan chatting di shout mix Tribun Timur Makassar Online, saya merasa telah mendapatkan banyak hal yang bermanfaat melalui tulisan-tulisan mencerahkan dan bermanfaat yang diposting para Kompasianer yang berasal dari berbagai latar pengetahuan, profesi, pengalaman, ideolgi dan sebagainya. Yang menurut saya dan demikian pula rekan Kompasianer lainnya, tulisan-tulisan tersebut sangat padat ‘gizi’. Ditambah lagi dengan adanya interaksi antara penulis dan penanggap, atau sesama komentator yang terkadang tanggapan dan komentar yang dituliskan juga penuh ‘gizi’. Walau tidak dapat dinafikan adanya tulisan yang sekedar tayang tanpa ‘isi’ atau komentar yang menghujat, memaki dan menyakitkan hati!
Itulah dunia Kompasiana; menawan hati banyak orang dan bahkan terkadang membius, sehingga di antara penulis ada yang rela begadang hingga larut malam sembari ditemani secangkir kopi pahit untuk sekedar menyiapkan sebuah tulisan yang apik dan terbaik. Atau dengan rela hati mengikuti diskusi dan adu argumentasi yang terkadang berbobot dan penuh makna. Lebih menakjubkan lagi, karena tidak satu pun dari tulisan-tulisan bernas dan ber‘gizi’ yang diposting seorang rekan professional, penulis handal, bahkan bergelar Professor itu dibayar oleh pengelola blog ini. Tapi kok mereka mau saja dengan rela dan ikhlas melakukan semua itu, ya? Aneh juga, bukan?!
Lalu dimana letak daya tarik blog ini sesungguhnya hingga membuat rekan Kompasianer dibuat terpesona olehnya? Menurut saya ada beberapa hal:
1- Sangat banya tulisan yang memang padat ‘gizi’, bermanfaat dan mencerahkan, sehingga menarik bagi mereka yang selalu ingin belajar.
2- Blog ini membuka peluang sangat luas bagi siapa pun yang ingin mengasah keterampilannya dalam menulis. Bahkan dari seorang komentator menjadi penulis.
3- Sebagai media belajar melalui tulisan rekan senior yang sudah memiliki jam terbang yang tinggi dalam menulis.
4- Sebagai media curah gagasan dan ide yang dapat dinikmati banyak orang.
5- Terbangun suasana yang dinamis dan interaktif antara penulis dan penanggap, atau sesama komentator sehingga terbangun persaudaraan.
6- Media awal untuk membangun jaringan persaudaraan yang dilanjutkan dengan kopdar.
7- Sebagai media untuk unjuk gigi dan sebagai ajang para narsis. (Jadi ingat tulisan Pa Budiman Hakim. hehehe…)
8- Ruang untuk menemukan kembali jati diri.
9- Berharap kumpulan tulisannya jadi sebuah buku, mengikuti sukses ‘CROY’ karya pa Chappy Hakim.
Masih adakah daya tarik lainnya? Silahkan ditambah, kawan!
Apa yang saya tuliskan ini sungguh bukan sebuah sanjungan bagi pengelola blog ini. Karena saya yakin mereka juga tidak butuh sanjungan. Tapi ini adalah sebuah fakta betapa banyak penulis berkualitas dengan postingan bergizi tanpa bayaran sepeser pun sudi berbagi ilmu, informasi, pengalaman menarik dan semacamnya di blog ini. Bapak Taufik H. Mihardja pernah menulis bahwa Kompasiana ini adalah wajahmu. Ya, blog ini adalah presentasi wajah kita, wajah dan karakter para penulisnya. Artikulasi bahasa tulisan adalah cermin dari isi kepala, intelektualitas, kecerdasan, kepribadian dan hati kita sekaligus sebagaimana tanggapan Bapak Guru kita, Om Jay pada postingan tersebut.
Saya sangat salut dengan sejumlah rekan yang pada awalnya hanya melihat-lihat saja berbagai tulisan yang menarik, membaca komentar-komentar yang menggelitik, atau dengan seksama mengikuti adu argumentasi yang cantik penuh taktik, akhirnya tertawan untuk sekedar berkomentar walau sangat singkat, dan pada akhirnya ‘terjerumus’ untuk menulis artikel yang bermanfaat. Bukankah itu sebuah proses perubahan yang terjadi tanpa disadari melalui media Kompasiana yang juga berusaha menggiring para pecintanya agar bersahabat lebih erat?
Baru setahun usianya, tapi manfaatnya sudah terasa. Jangan lelah dan putus berkarya, goreskan penamu tuk para pecinta, dari Amerika hingga Autralia, dari Bung Asa hingga Mariska. Disini terjalin persaudaraan mesra Walau tak pernah bertatap muka. Betapa seru Ana dan HASPA, kala keduanya bersilang sengketa, laksana Tomy and Jerry, katanya. Mungkinkah kelak mereka bersua? Kepada para pengelola wa bil khusus Kang Pepih Nugraha , trima kasih kami yang tak terhingga dan maafkan beta bila ada salah kata.
Selamat ulang tahun Kompasiana!
Utan Kayu, 11.10.2209
No comments:
Post a Comment