Enak benar. Ikannya segar, ya. Dagingnya putih.
Itulah reaksi teman Korea, seorang profesional di bidang industri kertas, ketika menikmati sajian seafood di sebuah rumah makan di Makassar.
Empat-lima kali ia nambah sambal. Ikan baronang, kerapu, udang, kudu-kudu, dan kakap ludes semua. Keras rebus pun habis.
Bahkan kucing akan kelaparan. Sisa-sisa daging yang melengket di tulang disikat habis. Nikmat benar.
Yang tersisa hanya nasi. Begitulah memang trik menikmati seafood Makassar. Ambil nasi sedikit saja. Habiskan ikannya.
Beberapa kali ia menyeka keringat yang mengucur di mukanya dengan sapu tangan. Mukanya yang putih menjadi kemerahan.
Di Korea, seafood adalah makanan andalan. Tapi belum pernah ia makan selezat ini. Ikannya segar, kata dia.
Akhirnya ia bertanya, "Apa saja tujuan wisata bila membawa keluarga berlibur ke Makassar."
Saya bilang: bisa snorkling di Kapoposang, diving di Takabonerate, menikmati wisata alam dan budaya di Toraja, melihat pembuatan perahu di Bulukumba, menikmati sun set Pantai Losari, melihat jejak Belanda di Benteng Rotterdam, dan tentu saja, menikmati kuliner khas Makassar.
"Berapa lama," ia bertanya.
"Sepekan saja sudah cukup," saya menjawab.
Pulang, ia mengantar kami hingga duduk di kursi mobil.
Sambil melambaikan tangan, ia membungkukan badan.
Mobil berlalu. Ia pun menuju mobil yang siap membawanya ke Hotel Santika.
Itulah reaksi teman Korea, seorang profesional di bidang industri kertas, ketika menikmati sajian seafood di sebuah rumah makan di Makassar.
Empat-lima kali ia nambah sambal. Ikan baronang, kerapu, udang, kudu-kudu, dan kakap ludes semua. Keras rebus pun habis.
Bahkan kucing akan kelaparan. Sisa-sisa daging yang melengket di tulang disikat habis. Nikmat benar.
Yang tersisa hanya nasi. Begitulah memang trik menikmati seafood Makassar. Ambil nasi sedikit saja. Habiskan ikannya.
Beberapa kali ia menyeka keringat yang mengucur di mukanya dengan sapu tangan. Mukanya yang putih menjadi kemerahan.
Di Korea, seafood adalah makanan andalan. Tapi belum pernah ia makan selezat ini. Ikannya segar, kata dia.
Akhirnya ia bertanya, "Apa saja tujuan wisata bila membawa keluarga berlibur ke Makassar."
Saya bilang: bisa snorkling di Kapoposang, diving di Takabonerate, menikmati wisata alam dan budaya di Toraja, melihat pembuatan perahu di Bulukumba, menikmati sun set Pantai Losari, melihat jejak Belanda di Benteng Rotterdam, dan tentu saja, menikmati kuliner khas Makassar.
"Berapa lama," ia bertanya.
"Sepekan saja sudah cukup," saya menjawab.
Pulang, ia mengantar kami hingga duduk di kursi mobil.
Sambil melambaikan tangan, ia membungkukan badan.
Mobil berlalu. Ia pun menuju mobil yang siap membawanya ke Hotel Santika.
Laporan dari Jepang
(257)
Laporan dari Jordania
(101)
Laporan dari Moskow
(93)
Perang Irak
(15)
Laporan dari Doha
(13)
Laporan dari Bagdad
(12)
Laporan dari Hongkong
(2)
No comments:
Post a Comment