Monday, December 5, 2011

Spa, ya, Telanjang Bulat, Dong!

Jepang yang Bukan Indonesia

Spa, ya, Telanjang Bulat, Dong!

TELANJANG bulat? Tanpa sehelai benang pun? Ya, memang begitulah makna telanjang bulat. Begitu pula aturan di Jiragon No Mori Hotel, tempat turis di kawasan Gunung Fuji, sekitar dua setengah jam dengan bus dari Tokyo, Jepang.

Hotel ini didesain etnik. Kesan batu bata merah sangat dominan. Pohon-pohon pinus yang tinggi menjulang mengelilingi hotel. Suhu di luar sangat dingin, saat Kawaguchi dibalut suhu dingin menusuk sekitar 12 derajat Celcius.

Pegawainya cuma beberapa orang. Semuanya orang tua. Pegawai restoran, misalnya, adalah seorang nenek yang hanya bisa bahasa Jepang. Anak-anak muda lebih senang bekerja di Tokyo yang bergaji tinggi.

Aturan telanjang bulat di spa bukan himbauan. Imperatif, harus, mesti. Aturan yang sama berlaku bagi wanita. Nah, seru, bukan?

Dari kamar, tamu mengenakan baju piyama tipis. Anda masih bisa mengenakan pakaian dalam. Eh, jangan lupa bawa handuk kecil, handuk tangan yang hanya cukup menutupi bagian sensitif di depan.

Buat wanita, handuk ini terlalu tidak adil. Masalahnya jelas: wanita dilatih secara alamiah untuk refleks menutupi dua bagian sekaligus pada saat yang sama padahal handuknya cuma satu, kecil pula.

Spa terletak di lantai satu. Hati-hati jangan salah masuk. Pintu spa wanita dan pria hanya dipisahkan dinding. Pintu cuma ditutupi sehelai kain. 

Nah, sangat rawan tamu salah masuk. Baangkali menyadari hal ini, hotel menandai pintu masuk spa wanita dengan helai kain warna merah mencolok. Bila tetap ada pria yang salah masuk, wah, keterlaluan, nih!

Begitu masuk, tamu disambut berbagai pengumuman dalam bahasa Inggris maupun bahasa Jepang. Oh ya, tidak ada pengumuman dalam bahasa Indonesia.

Perintah pertama, lepas sliper. Beberapa langkah, pengumuman berikutnya: lepas seluruh pakaian, mandi dulu sebelum masuk kolam spa. Jangan lupa pakai sabun. Pakai sampo boleh juga.

Di area spa, Anda sudah harus telanjang bulat. Handuk kecil tadi berfungsi menutupi bagian sensitif. Itu pun kalau Anda memerlukannya.

Saat mandi di shower, Anda tentu saja sudah telanjang bulat. Tempat shower ini hanya dipisahkan sekat. Ya, bisa saling intip.

Pengelola hotel ini agak nakal. Mereka memasang cermin di tempat shower pas sejajar dengan kemaluan. Jadi, kalau tamu lain lewat, selain bisa leluasa melihat bagian belakang, mereka pun bisa melihat bagian depan lewat cermin.

Nah, inilah bagian yang repot. Kolam spa sangat bersih. Airnya jernih hingga kelihatan dengan jelas bagian dasarnya. Jadi, selama Anda mandi, ya, Anda terus pameran.

Tambah satu lagi. Kolam spa panas dan dingin terpisah. Jadi, saat tamu hendak berpindah ke kolam dingin, ya, pameran lagi. Spa yang baik adalah bolak-balik dari kolam dingin ke kolam panas. Artinya, pameran terus.

Tenang,..... Bila Anda mau privasi, datang saja tengah malam. Spa buka 24 jam. Ya, asal diingat saja bahwa trik ini akan gagal total begitu ada tamu lain yang juga memainkan strategi serupa.***

--

TRIBUNnews.com
www.tribun-timur.com
www.tribun-medan.com

Dahlan Dahi
dahlandahi.blogspot.com
facebook.com/dahlan.dahi
twitter.com/dahlandahi

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...