Empat kabupaten di Nanggroe Aceh Darussalam gelap gulita beberapa saat setelah tower PLN di Aceh Utara roboh, Sabtu malam.
Kerusakan penyangga utama kabel transmisi listrik tegangan tinggi itu terjadi setelah empat tiang tower di potong orang tidak dikenal.
Robohnya tower tentu tidak segera menyentuh tanah karena ditahan kabel di bagian atas. Tower itu menggantung.
Kami sedang minum kopi di Ulee Kareng jelang tengah malam ketika listrik tiba-tiba padam.
Padamnya listrik lebih sebagai sinyal bahaya mengingat beberapa hari sebelumnya, tidak jauh dari tempat ngopi favorit di Banda Aceh itu, seorang warga pendatang didatangi di tempat kerjanya --sebuah toko di pinggir jalan-- lalu ditembak kepalanya. Ini merupakan rentetan penembakan yang menewaskan beberapa orang sejak awal tahun 2012 ini.
Sabtu malam biasanya ramai di Banda Aceh. Kali ini sepi. Warga takut keluar rumah di malam hari.
Para pejabat di Aceh maupun komentar di Jakarta mengatakan peristiwa penembakan murni kriminal dan di Banda Aceh saya tertawa dan sedih karena orang-orang itu berbicara dengan motif penipuan yang nyata.
Saya di Aceh dan saya tahu tidak ada motif seorang kriminal menembak orang-orang itu, pekerja dari Jawa, dan bagaimana mungkin seorang kriminal menggergaji tower listrik.
No comments:
Post a Comment