Pesta Ferguson, Pesta MU, Bukan Pesta Rooney

Alex Ferguson diagung-agungkan seluruh penonton yang memenuhi Stadion Old Trafford usai pertandingan Manchester United vs Swansea City.

Ini pesta Ferguson yang sempurna. Penonton bertepuk tangan ketika Ferguson memasuki lapangan.

Spanduk-spanduk "Thank You Ferguson" melambai-lambai di Old Trafford.

Dan Ferguson diberi kesempatan berpidato untuk memberikan ucapan terima kasih kepada suporter, pemain, dan manajemen MU, klub yang dilatihnya 27 tahun berturut-turut.

Pesta itu sempurna dengan kemenangan MU 2-1 atas Swansea.

Pertandingan diakhiri dengan pesta MU sebagai juga Premier League musim ini.

Ferguson adalah pemimpin sepak bola yang dihormati. Ia menghadir banyak trofi di MU dan melahirkan sejumlah pemain kelas dunia.

Jelas sekali, malam itu bukan pesta Wayne Rooney. Dia ikon MU yang tragis.

Ferguson membuat keputusan pada pertandingan terakhir sebagai pelatih MU dengan menyepelekan Rooney.

Ia tidak dimasukan ke dalam skuad MU, bahkan tidak sebagai cadangan.

Maka ketika pemain-pemain MU memeluk Ferguson, Rooney tidak. Ia hanya menjabat tangan.

Pemimpin sukses bukanlah pemimpin yang menyenangkan semua orang.

Pemimpin sukses setia kepada misinya bukan kepada orang per orang, bukan juga kepada bintang sekelas Rooney.

Itu pula yang dilakukan Pelatih Real Madrid Jose Mourinho terhadap Iker Casilas.

Casilas adalah ikon Madrid tapi Mourinho tidak peduli. Ia memarkir Casilas walaupun pemain-pemain senior Madrid mengecam keputusan Mourinho.

Ferguson dan Mourinho adalah pemimpin. Tugas mereka membawa tim pada tujuannya, bukan memuaskan Rooney dan Casilas.



Dahlan Dahi
dahlandahi.com


TRIBUNnews.com