Saturday, June 29, 2013

Kompas 100 Halaman, 2 Catatan

Ooo, Kompas baru, ya?

Begitu komentar seorang penumpang Garuda 640 dari Jakarta tujuan Makassar, Sabtu dini hari, tentang Kompas edisi Jumat, 28 Juni 2013.

Kompas baru yang dimaksud adalah edisi khusus harian Kompas yang terbit 100 halaman dalam rangka HUT ke-48 harian terbesar di Indonesia.

Saya melihat sekilas Kompas "baru" ini:

1. Inilah memang kelasnya Kompas. Menyajikan tidak sekadar berita tapi analisis dan ulasan.

Sulit "bermain" di level ini tanpa investasi sumber daya manusia dan tradisi panjang intelektual, sikap nonpartisan, dan profesionalisme.

Itulah memang kelasnya Kompas. Selama bertahun-tahun Kompas bermain di sana dan tidak satu pun pesainya dari sisi jumlah oplag, jumlah pembaca, jumlah omzet iklan, pengaruh, dan skala bisnis.

Saya mendengar beberapa suara kecil mengenai "apakah Tribun akan menyaingi Kompas, induknya?".

Tribun sekarang memiliki 28 koran dengan jumlah pembaca di "8 kota Nielsen" sebanyak 1,2 juta orang, sedikit lebih banyak dari Kompas (itu belum termasuk pembaca di 10 kota lainnya yang belum masuk Nielsen).

Walau begitu, Tribun bukanlah Kompas. Level permainannya berbeda. Ini dua jenis mahluk yang berbeda. Bukan untuk dibandingkan tapi harus disandingkan untuk saling melengkapi.

Konsepnya adalah complementary (saling melengkapi), bukan substitusi (saling mengganti).

Persis seperti ini: Anda minum CocaCola tapi Anda juga perlu air putih. Sama-sama minuman, saling melengkapi.

Ini tidak sama dengan SMS dan BBM. Ketika Anda bisa menjangkau kawan dengan BBM, Anda tidak memerlukan SMS.

2. Kompas Digital. Saya belum membuka tapi kesan bahwa Kompas menyulitkan user-nya belum hilang.

User di dunia online terbiasa dengan sikap serba instan, cepat, gratis.

Setiap usaha yang melawan tiga prinsip itu seringkali gagal.

Entahlah kalau Anda memiliki content yang benar-benar eksklusif dan konten eksklusif itu harus memiliki sifat keterdesakan (urgent) untuk dibaca.

Saya menyampaikan pandangan ini ketika berdiskusi sambil ngopi dengan kawan Kompas, salah satu konseptor Kompas Digital.

Saya ingin buka Kompas Digital untuk melihat bekerjanya nilai-nilai itu.

Selamat ulang tahun Kompas.



Dahlan Dahi
dahlandahi.com


TRIBUNnews.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...