Friday, February 14, 2014

Catatan HUT Ke-10 Tribun Timur: Inovasi atau Punah



Kami Percaya Ini: Inovasi atau Punah

FOTO-foto WC Unhas yang jorok. Heboh! Sebelum fotografer Tribun Timur menghasilkan foto-foto itu, seperti biasa, kami berdiskusi.

Saya menggugah tim fotografer untuk menghasilkan foto-foto eksklusif, foto yang magnitude-nya tinggi, hanya Tribun yang mempublikannya.

Saya bilang:
“Seribu foto Anda hasilkan setiap hari. Jutaan foto Anda bidik setiap tahun. Hanya sedikit saja yang diingat pembaca. Apa yang diingat, apa yang menancap di benak pembaca, adalah foto eksklusif.”

Lalu, saya bertanya: “Mengapa kalian harus menghasilkan ribuan foto kalau hanya satu foto saja yang diingat pembaca?”

Demikianlah spiritnya, semangat untuk selalu berubah. Semangat untuk menyesuaikan diri dengan ekspektasi pembaca.

Internet memungkinkan pembaca dibanjiri informasi. Internet membuat informasi menjadi abundance, membeludak.

Era scarcity, era kelangkaan informasi di mana surat kabar sebagai pemegang monopoli, sudah runtuh.

Dalam keberlimpahan informasi, pembaca berubah perilakunya. Salah satu yang penting: makin kuatnya budaya visual thinking.

Pembaca lebih cepat menangkap informasi yang disajikan secara visual. Kata-kata semakin sulit dibaca, apalagi limpahan kata-kata yang berpanjang-panjang.

Power Point mengubah cara kita menjelaskan gagasan dengan presentasi. Power Point adalah alat berpikir visual.

Dosen hanya menarik didengar kata-katanya 5-10 menit. Setelah itu mahasiswa mengantuk. Power Point adalah obat anti-ngantuk yang mujarab.

Bagaimana surat kabar menyesuaikan diri?

Penuhi ekspektasi pembaca yang hidup di alam visual thinking. Kata-kata itu penting, tapi lebih penting visual. Foto (juga grafis) adalah elemen visual yang paling penting.

Jadi, foto-foto WC jorok tidak saja menarik content-nya, materi fotonya, melainkan juga itulah yang segera bisa dipahami pembaca generasi visual thinking.

Pembaca berubah, surat kabar juga harus berubah. Atau punah.

***

TRIBUN Timur terbiasa memulai inovasi rumit dengan cara yang sederhana. Ketika para wartawan terbiasa membuat berita pada malam hari di kantor untuk kepentingan edisi cetak, tahun 2008, kami ingin mengubahnya: wartawan harus menulis berita dari lapangan, pada saat itu juga, real time, dan mengirimkannya ke email redaksi.

Seluruh wartawan dikumpulkan, lalu saya memaparkan presentasi. Di akhir presentasi, ada satu slide berbunyi:

Bukan yang kuat yang bisa bertahan, melainkan yang bisa menyesuaikan diri.

Slide itu diberi ilustrasi gambar dinosaurus yang begitu besar dan kuat vs gambar semut yang kecil dan ringkih.

Itu visual yang sangat kuat untuk segera menjelaskan bahwa dinosaurus, yang gagal beradaptasi, kini punah.

Sebaliknya, kita masih digigit semut sampai hari ini bukan karena semut itu kuat, melainkan karena dia adaptif.

Ide itulah yang menjadi spirit dari tribun-timur.com, portal berita yang kini dibaca lebih 35 ribu orang setiap hari.

Para wartawan harus mengubah kebiasaan mereka, dari sekadar wartawan media cetak menjadi sekaligus wartawan media online.

Ini ide yang sederhana tapi, kita tahu, tidak semua newsroom (kantor redaksi) bisa melaksanakannya dengan baik dan konsisten.

Memang terasa berat bagi wartawan, untuk --pada saat yang sama-- menyandang misi di dua rejim sekaligus. Rejim print memiliki logika sendiri, demikian pula rejim online

Kami belajar pada China: mengelola politik mereka komunis tapi di ekonomi mereka kapitalis. Dan, ehem, China sukses.

Sosial media belum kami kenal pada 2008. Ketika itu hanya ada online atau portal, istilah yang kami pakai bila menyebut tribun-timur.com.

Sekarang, enam tahun kemudian, sosial media, terutama Facebook dan Twitter, berkembang sangat pesat.

Hampir 90 ribu user membaca berita tribun-timur.com melalui dinding Facebook, mengalahkan pembaca yang langsung (direct traffic) ke portal tribun-timur.com.

Sementara itu, lebih 48 ribu pembaca mengikuti berita Tribun lewat Twitter, @tribuntimur.

Jelas, ini soal serius, dan mulai tahun ini, kami sudah menugaskan dua editor sosial media untuk mengurusnya. Mereka tidak mengelola halaman surat kabar layaknya editor untuk platform print.

Dari mengelola online dan sosial media kami tahu, pembaca berita sepak bola lebih tinggi jumlah visitor dan tingkat engagement-nya (like, comment, share, dan retweet).

Itulah ide sederhana dari lahirnya koran harian Super Ball, yang semula adalah halaman sisipan di koran-koran Tribun.

Pergerakan perilaku pembaca juga terlihat dari informasi lowongan kerja dan iklan baris (properti, otomotif, dan fashion). TribunJualBeli.com hadir untuk menjawab perubahan tersebut.

Semakin jelas bagi kami, berubah atau punah.

***

DARI awal kami percaya bahwa Tribun Timur tidak sekadar menjual kertas berbentuk koran yang berisi kata-kata, foto, dan grafis.

Kami, para wartawan dan redaktur, percaya bahwa kami menjual kredibilitas dan trust (kepercayaan). Tidak ada gunanya kertas berisi kata-kata yang tidak bisa dipercaya.

Teman-teman bisnis juga terbiasa dengan keyakinan bahwa mereka bukanlah sales force, gerombolan tenaga penjual.

Mereka terbiasa melihat diri sebagai partner yang datang menemui klien untuk menawarkan benefit, memanfaatkan reach (jangkauan) Tribun Timur kepada pembaca, menawarkan Tribun Timur sebagai solusi bisnis.

Itulah, antara lain, spirit di balik kartu TFC, Tribun Family Card. Kartu ini memberi benefit bagi pelanggan untuk mendapatkan diskon di berbagai merchant, termasuk mendapat potongan harga saat membeli buku di Toko Buku Gramedia.

Tahun ini, kartu TFC mendapatkan manfaat tambahan. Bagi pemegang TFC Premium, Anda akan mendapatkan fasilitas gratis masuk di Phinisi Executive Lounge Bandara Hasanuddin (fasilitas yang biasanya diberikan kepada pemegang kartu kredit kelas premium), cuci mobil secara gratis di Auto Clean, dan mendapatkan potongan harga untuk taksi eksklusif Bosowa dengan mobil Alphard.

Dan satu lagi: TV internet. Ini ide sederhana untuk memanfaatkan koneksi internet guna menyebarluaskan pesan melalui layar televisi yang dipasang di berbagai pusat keramaian.

Tribun adalah medium, seperti halnya TV, seperti halnya portal, seperti halnya sosial media.

Kami ingin menyatukannya untuk membantu Anda menjangkau audience di manapun, kapanpun. Anytime, anywhere.

Tribun Timur, per 9 Februari 2014, genap berusia 10 tahun dan (tetap) menjadi koran dengan pembaca terbanyak di Makassar. Kami percaya, Tribun sampai di level itu karena spirit ini: Inovasi atau Punah (Dahlan Dahi, Pemimpin Redaksi).***

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...