Ask the Tribun Timur Editor
Jawa Timur memberi kejutan. Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur, basisnya PDIP dan PKB, justru mengeliminasi calon dari kedua partai tersebut.
Berikut headline Tribun Timur edisi Kamis, 24 Juli 2008.
Kamis, 24-07-2008
PDIP-PKB Kalah di Pemilu Jatim
5 Lembaga Quick Count Unggulkan Soekarwo-Syaifullah Yusuf; Selisih Suara Sangat Tipis; Kemungkinan Dua Putaran
Surabaya, Tribun - Sebanyak lima lembaga survei yang melakukan penghitungan cepat (quick count) Pemilu Jawa Timur (Jatim), Rabu (23/7), mengunggulkan pasangan Soekarwo-Syaifullah Yusuf (Karsa).
Karsa mengalahkan pasangan yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dua partai politik (parpol) yang dikenal memiliki basis massa besar di Jatim.
Keempat lembaga survei tersebut adalah Litbang Kompas, Lembaga Survei Indonesia (LSI), PT Lingkaran Survei Indonesia (PT LSI), Lembaga Survei Nasional (LSN), dan Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis).
Hasil quick count keempat lembaga ini menempatkan Karsa unggul meski selisih cukup tipis.
Karsa-Kaji
Pemilu Jatim diikuti oleh lima pasangan kandidat. Mereka adalah
Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono (Kaji), Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa), Sutjipto-Ridwan Hisjam (SR), Soenarjo-Ali Maschan, dan Achmady-Suhartono (Achsan).
Kaji diusung oleh koalisi 12 parpol. Pasangan Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono diusung oleh koalisi 12 parpol, di antarnya Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Bintang Reformasi (PBR).
Pasangan Karsa diusung oleh PAN, PKS, Partai Demokrat.
Sutjipto-Ridwan Hisjam (SR) diusung oleh PDIP. Sedangkan Soenarjo-Ali Maschan diusung Partai Golkar.
Pasangan Achmady-Suhartono (Achsan) diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
Hasil quick count Pemilu Jatim benar-benar memukul "partai-partai gajah".
Calon mereka harus terlempar dari pertarungan karena "dikeroyok" pendukung Karsa dan Kaji.
Penghitungan cepat yang dilakukan Litbang Kompas dari 400 TPS memposisikan Karsa di urutan teratas dengan perolehan suara 25,51 persen, sementara Kaji di kisaran 25,36 persen dan tingkat golput mencapai 39 persen.
Sedangkan LSI menempatkan Karsa dengan 26,95 persen dan Kaji 25,38 persen.
PT LSI menempatkan Karsa dengan 26,58 persen dan Kaji dengan 24,83 pesen.
Berdasarkan perolehan suara quick count LSI, Karsa menguat di Madura dan wilayah Pasuruan ke timur sampai Banyuwangi. Sedangkan Kaji menguasai pesisir utara seperti Bojonegoro, Tuban, Gresik dan Surabaya.
Hasil yang demikian memunculkan prakiraan putaran kedua besar kemungkinan digelar.
Jika ini terjadi, maka pertarungan kedua menjadi lebih riil antara Kaji yang membawa simbol Muslimat dan Karsa, dengan simbol Ansornya.
Usai melihat hasil quick count yang ditayangkan di sejumlah stasiun televisi itu, Soekarwo dan Gus Ipul, panggilan akrab Saifullah Yusuf, mengakui hampir dipastikan pertarungan akan terus berlanjut ke putaran kedua.
"Saya bersama Gus Ipul siap saja untuk putaran kedua," kata Soekarwo.
"Kami mengikuti tiap proses selanjutnya, termasuk maju ke putaran kedua. Tapi ini kan belum selesai, masih ada penghitungan sampai akhir yang harus kami ikuti," sambung Gus Ipul yang duduk di sebelah Soekarwo.
Tegang
Usai melakukan coblosan kemarin, Soekarwo menggelar open house di kediamannya.
Ruang keluarga mantan sekda Jatim itu dipenuhi kerabat, pendukung, dan wartawan.
Mereka bersama-sama melihat hasil penghitungan cepat yang ditayangkan Metro TV dan TV-One dari sebuah TV LCD berukuran besar.
Remote TV tak pernah lepas adari tangannya. Dengan cepat ia mengganti saluran ketika salah satu dari stasiun TV tersebut menayangkan pariwara.
Wajah Soekarwo terlihat tegang sesekali. Ia bereaksi memajukan wajahnya setiap televisi menayangkan update hasil perolehan suara. Namun, ia cepat menyembunyikan gurat ketegangan itu dengan senyum ketika diajak ngobrol.
Namun yang terlihat paling tegang justru anak-anak Soekarwo yang duduk di belakang para tamu.
Sementara istri Soekarwo, Nina Kirana, terlihat letih. Sebelum mencoblos pagi itu, ia tidak bisa tidur semalaman.
Karib Gus Ipul, Adjie Massaid, yang duduk disebelah Ny Nina tampak serius.
Sementara Gus Ipul terlihat berjalan mondar-mandir dari ruang keluarga ke ruang tamu.
Usai memberikan keterangan pada wartawan, Soekarwo bersama Gus Ipul keluar untuk ngobrol di halaman.
Mereka berdua begitu serius berbincang sambil mengisap rokok. Mereka berbicara di tempat yang berjauhan dengan orang lain, dan dengan nada yang sangat pelan.
Saat ditanya komentarnya mengenai pasangan Ka-Ji, Gus Ipul menjawab diplomatis.
"Saya kira tidak Kaji saja yang kuat. Pasangan SR dan yang lain punya potensi yang sama," ujarnya.
Perempuan Golkar
Pengumuman perolehan suara Pilgub Jatim secara resmi oleh KPU masih sembilan hari lagi. Namun Khofifah tak mau berlama-lama.
Ia sudah merancang sejumlah strategi untuk memenangkan putaran kedua bila akhirnya terjadi.
"Saya ingin gandeng kandidat lain. Saya akan sampaikan bagaimana, setelah saya ketemu dengan DPD Golkar atau DPD PDIP," kata Khofifah ketika ditemui di Posko Kaji, Deltasari Baru Blok BJ/1.
Kalau mereka bisa menjadi bagian dari Ka-Ji, ia yakin perjuangannya lebih lancar. Mesin politik mereka sudah berjalan selama persiapan pilgub ini.
"Teman-teman di Golkar itu banyak yang aktivis perempuan. Saat ini, mereka memang harus taat pada partainya. Tapi, kalau sudah melihat Ka-Ji masuk putaran kedua, saya melihat mereka bisa lebih mempersolid tim ini," katanya.
Terpisah, tim pemenangan pasangan Sutjipto-Ridwan Hisjam (SR) menolak hasil quick count yang disiarkan beberapa stasiun televisi. "Hasil quick count banyak yang tidak sesuai dengan hasil yang kami peroleh," ujar Krisnadi, Ketua Bappilu PDIP Jatim.
Ia tak mengakui prediksi perhitungan cepat itu bila belum memiliki data yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan.
"Data kami adalah berita acara resmi. Nah, yang ditayangkan di televisi lain dengan data kami, itu kan aneh. Mereka dapat data darimana?," ujar Krisnadi.
Ia mencontohkan di Surabaya, Malang, Sampang dan Bangkalan misalnya. Suara PDIP mendominasi, namun dalam perhitungan cepat mereka kalah. Dengan dasar tersebut, tim SR menolak bila mereka sudah dikatakan kalah.
Andaikata SR kalah, kemana PDIP akan memberikan suara? "Saya tidak tahu, itu keputusan partai. Lagipula, kami belum memikirkan hal itu, karena hasil otentik menyebutkan kami menang," elaknya diplomatis.
Reaksi Kalla
Di Jakarta, Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla dengan berbesar hati menerima kekalahan telak calon Golkar.
Pasangan Soenarjo-Ali Maschan hanya bertengger di posisi keempat pada hasil akhir quick count.
"Golkar telah berjuang sebaik-baiknya. Tapi kita menganut paham demokratis, apapun hasil pilkada itu kita terima sebagai hasil dari demokrasi," ujar Kalla usai peluncuran dan sosialisasi nomor 23 Partai Golkar di gedung DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, kemarin.
Menurut Kalla, hasil perhitungan cepat itu memberikan gambaran bahwa dominasi partai pemenang Pemilu 2004 bukan merupakan jaminan pada pemilihan kepala daerah.
"Yang paling menarik ini Jawa Timur. Kita tahu partai yang paling besar, pemilihnya di Jawa Timur itu PKB. Dalam quick qount yang terendah itu justru calon dari PKB. Jadi di situ relevansi antara partai dan orang sama sekali tdak terjadi," tuturnya.
Tribun Timur, Selalu yang Pertama
Ada peristiwa menarik?
SMS www.tribun-timur.com di 081.625.2233
email: tribuntimurcom@yahoo.com
Hotline SMS untuk berlangganan koran Tribun
Timur, Makassar (edisi cetak) : 081.625.2266.
Telepon: 0411 (8115555) (Persda Network/ade/ k3/k6/ida/esi/pra)
No comments:
Post a Comment