Hari ini saya kedatangan tiga orang tamu biro iklan dari Jakarta. Salah satunya terkagum-kagum melihat perkembangan Makassar. "Inilah pertama kali saya ke sini. Luar biasa," katanya. Saya bilang, datang lagi tahun depan, 2009. Anda akan turun di bandara baru, yang lebih bagus tentu saja, akan menikmati jalan tol baru dari bandara, lewatlah di alun-alun kota Lapangan Karebosi (di sana pun akan baru), lalu tengok ke timur: di sana ada bangunan tower 23 lantai (Menara Bosowa), yang tertinggi di Makassar dan Indonesia timur. Jalan 300 meter ke selatan, ada Kalla Tower, dan pergilah ke Pantai Losari. Di sana, di tepi laut, ada proyek raksasa Para Group-Kalla Group yang disebut-sebut sebagai Disneyland ala Makassar. Proyek flyover pertama di Indonesia timur pun akan rampung dan Jl Urip Sumohardjo-Pettarani semakin lancar. Dari kilometer empat itu, bergeraklah ke timur, dan Anda akan menemukan jalan lebar sampai ke Kabupaten Maros. Dari sini, jalanan di perlebar lagi hingga ke Kota Parepare sejauh sekitar 155 kilometer. Ada trend baru memang: bangunan vertikal. Selain perkantoran, apartemen pun mulai dipasarkan, kendati belum sesukses Jawa. Ini merupakan seri kesembilan atau terakhir mengenai "Makassar Masa Depan" yang disajikan di halaman depan Tribun Timur, Makassar, selama sembilan hari berturut-turut. Link: http://www.tribun-timur.com/view.php?id=87441&jenis=Front Sabtu, 12-07-2008 |
Hunian Vertikal, Tren Baru Hunian Warga Kota |
Makassar Masa Depan (9-Habis) |
Jenis hunian vertikal, baik dengan model strata tittle maupun long stay guest, dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi bakal ngetren di Makassar. Sebagai kota yang terus tumbuh, Makassar bakal mengalami keterbatasan lahan sehingga hunian vertikal menjadi kebutuhan. Sejauh ini, sudah ada beberapa rencana mendirikan hunian jangkung. Umumnya di pusat kota atau kawasan strategis dalam kota. |
Yang terbaru adalah rencana pembangunan empat tower Apartemen Panakkukang oleh Perum Perumnas. Apartemen adalah nama pemasaran yang disepakati antara BUMN tersebut dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar. Apartemen Panakkukang merupakan bagian dari pelaksanaan program pembangunan 1.000 tower rumah susun sederhana milik yang diluncurkan pemerintah pusat. "Makassar merupakan kota pertama di luar Pulau Jawa yang mendapatkan bagian dari pembangunan 1.000 menara. Sebelumnya, kami sudah membangun apartemen murah bersubsidi di Jakarta," kata Direktur Utama Perum Perumnas, Himawan Arif Sugoto, dalam konferensi pers, 8 Juli lalu. Pembangunan akan dilakukan pertengahan September atau dua pekan sebelum Idul Fitri. Berlokasi di bekas Terminal Toddopuli, Panakkukang. Lahan milik Pemerintah Kota Makassar seluas 9.600 meter persegi. Masing- masing tower 12 lantai. Setiap tower berisi 320 unit hunian. Sebelumnya, Pengusaha Halim Kalla juga mulai membangun Durian Service Apartement. Berbeda dengan Apartemen Panakkukang yang menggunakan konsep kepemilikan strata tittle, konsep Apartemen Durian adalah long stay guest atau disewakan. Apartemen ini berdiri di lahan seluar kurang lebih 900 meter persegi. Lahan yang ditempati adalah bekas salah satu rumah Halim. Rumah yang sudah setahun kosong itu kemudian dirobohkan dan dijadikan apartemen dengan 24 unit hunian. Sementara itu, saat ini pengembang Asindo juga masih terus mengerjakan Royal Apartement. Apartemen mewah tersebut berada di Jl Boulevard Panakkukang yang merupakan central business district (CBD) Kota Makassar. Apartemen Panakkukang, Durian Service Apartement, dan Royal Apartemen merupakan hunian yang sementara direalisasikan. Pembangunan apartemen yang masih dalam konsep atau rencana lebih banyak lagi. Sebuah perusahaan properti asal Korea Selatan, Sea Jung Trade and Development, menyatakan minat untuk membangun apartemen di daerah tanah tumbuh yang berhadapan dengan Pantai Losari. Saat ini, perusahaan tersebut sedang melakukan penjajakan. Perusahaan berbasis di Kota Incheon, Provinsi Gyeonggi, Korea Selatan, itu tertarik dengan daerah yang sekarang masih ditumbuhi hutan bakau ini berhadapan langsung dengan Pantai Losari. Ciputra, konglomerat Indonesia, dikabarkan juga tengah mengincar kawasan Tanjung Bunga untuk apartemen. Pengembang yang berbasis di Makassar, PT Rachmat Golden Development, juga pernah menyatakan minat membangun gedung jangkung apartemen mewah di pusat Kota Makassar. Apartemen ini dirancang memiliki konsep manajemen apartemen dan hotel (apartel). Managing Director PT Rachmat Golden Development, A Mappaware Nuhung, mengatakan, apartemen itu akan berdiri di lokasi kelas satu yang tentunya di pusat Kota Makassar. Namun, ia masih merahasiakan tempat pastinya. Ia hanya mengatakan lokasinya di sekitar Jl Jenderal Sudirman. Seluruh pengembang menganggap, apartemen atau apapun namanya hunian vertikal memiliki prospek pasar di Makassar. Tentu dengan analisis segmennya sendiri-sendiri. Halim misalnya, mengatakan banyaknya orang yang bertugas sementara di Makassar adalah pasar potensial. "Di berbagai kota metro di negara lain, apartemen long stay guest ini sudah lumrah. Di Makassar ini kini mulai menjadi kebutuhan mengingat banyaknya orang dari luar yang bertugas di sini," kata Halim dalam acara peresmian Durian Service Apartement. Sementara Himawan, mengatakan, apartemen menjadi sangat potensial karena umumnya berdiri dekat dengan fasilitas kota. Yang tentu ini tidak dimiliki oleh landed house (hunian horizontal atau rumah) yang umumnya dibangun di wilayah peruntukan pemukiman pinggiran kota. "Apalagi jika apartemen itu murah. Di mana Anda bisa mendapatkan rumah yang harganya Rp 100 jutaan tapi dekat dengan mal. Rumah di Panakkukang sekarang harganya di atas Rp 300 juta. Apartemen Panakkukang hanya Rp 100 jutaan per unit dan dekat dengan mal," katanya. Pernyataan-pernyataan optimis itu menepis asumsi banyak orang bahwa umumnya masyarakat Indonesia, Sulsel khususnya, masih lebih tertarik terhadap landed house. Asalkan disediakan fasilitas kolam renang, lapangan olahraga, dan murah, apartemen juga bisa menjadi hunian yang diminati. |
Sunday, July 13, 2008
Makassar Masa Depan: Hunian Vertikal, Tren Baru Hunian Warga Kota
Labels:
Makassar
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment