Sarapan di hotel bintang empat plus di Jakarta dan menemukan Australian Honey, madu dari perkebunan Beerenberg di selatan Australia.
Jauh benar madu ini terbang ke Indonesia. Kolaka di Sultra punya madu yang bagus. Terbang ke mana dia? Mana Indonesian Honey?
Nilai-nilai kita sedang dalam ujian. Kita mencintai petani kita. Kita peduli karena peluh mereka, karena kulit mereka yang dibakar matahari.
Kita, rakyat, membutuhkan tangan pemerintah. Rakyat butuh skill, jaringan, pasar. Tanpa pemerintah, petani kita yang jutaan jumlahnya tidak akan mampu menghalau serbuan lebah Australia.
Juga serbuan sapi. Juga serbuan jeruk. Juga serbuan Bank Dunia.
Sri Mulyani sedang diburu penegak hukum dan dibelit masalah politik. Menteri Keuangan itu dikepung.
Tiba-tiba heli Bank Dunia menjatuhkan tali, mengevakuasinya, dan memberinya jabatan keren: Managing Director World Bank, orang kedua di sana.
Lalu politisi kita, sebagian, memuji Sri Mulyani. Dia hebat, ya, setuju. Tapi nilai kita, nilai kedaulatan kita, supremasi hukum kita, martabat keputusan politik kita, seperti digigit jutaan lebah. Sakit sekali, perih. Tapi sebagian politisi kita bertepuk tangan.
Madu Australia itu, Bank Dunia itu, jeruk Cina itu: ooo... Apakah aku harus bertepuk tangan ataukah menangis. Nilai apa yang mesti dijadikan pegangan. Indonesiaku, jayalah!
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
No comments:
Post a Comment