Pernah dengar kata tempura? Saya tidak pernah.
Sarapan di Hotel Santika Jakarta pagi ini nyaris gatot, gagal total. Soalnya saya cari-cari ikan tapi tak kunjung jumpa.
Dengan agak kesal saya tanya pelayan. Sambil tersenyum, si pelayan berkata, "Ini ikan, Pak".
Ah, yang benar. Di situ tertulis tempura. Lagi pula tampangnya mirip-mirip tahu goreng tepung.
"Tempura, apa itu?"
"Ini masakan Jepang, Pak".
"Wah, sudah ada tanda-tanda kehidupan".
Saya ambil beberapa potong. Penasaran mencicipi tempura. Dan, asoi, enak benar. Ikan segar daging putih dipotong-potong. Campur sambal. Hmmm.
Saya penarasan mengapa diberi nama tempura.
Pelayan yang agak senior menjelaskan, dengan ramah: tempura itu nama adonan, bukan ikan. Adonan, antara lain, dari tepung beras. Dicampur, diadon.
Sebagai adonan, fungsinya membungkus. Bisa membungkus daging, bisa ikan, bisa udang. Namanya tetap tempura.
Ingat, kata saya pada diri sendiri: tempura itu adonan Jepang, bukan ikan.
Apapun pembungkusnya dia tetap ikan. Untung ada tempura. Hidup ikan!
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
No comments:
Post a Comment