Friday, July 4, 2008

Siap-siap Pindah ke Bandara Baru


http://www.tribun-timur.com/view.php?id=86155

Jumat, 04-07-2008 
Siap-siap Pindah ke Bandara Baru
Makassar Masa Depan (2)
 
Gedung terminal Bandara Hasanuddin dengan atap yang berbentuk lengkungan-lengkungan semikubah itu sudah berdiri dengan kokoh. Jendela, pintu, lantai, langit-langit, dan enam garbaratanya sudah terpasang dengan sempurna.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, terminal Bandara Hasanuddin yang lima kali lebih luas dari terminal lama yang digunakan sekarang itu sudah akan digunakan. Termasuk juga berbagai kelengkapannya sebagai sebuah bandara.
 
Site Manager Pengembangan Bandara Hasanuddin, Makassar, Muhammad Yusuf, mengatakan, bandara kelas satu A itu sudah rampung 98,8 persen. "Agustus nanti sudah akan difungsikan," katanya di lokasi proyek, Kamis (3/7).
Saat berkunjung ke Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo,
Direktur Operasional Angkasa Pura I Bambang Darwoto, kemarin, mengatakan, secara keseluruhan tidak ada masalah lagi dengan pembangunan terminal bandara tersebut.
Salah satu proyek yang juga akan mengubah wajah Kota Makassar ini akan diresmikan 3 Agustus mendatang.
Wakil Presiden Jusuf Kalla dijadwalkan meninjau kesiapan soft opening bandara yang telah menelan dana Rp 550 miliar tersebut.
Bandara baru tersebut telah rampung hampir 100 persen. Pelaksana proyek sisa melakukan finishing touch di beberapa bagian terminal sebelum resmi digunakan.
Pembangunan terminal tersebut merupakan bagian dari tahap pertama dari tiga tahap secara keseluruhan pembangunan bandara baru.
Tahap kedua berupa pembangunan gudang dan kargo, sedangkan tahap ketiga adalah pembangunan run way sepanjang 3.100 meter.
Bambang yang didampingi Direktur Angkasa Pura I Hakamuddin Jamal menjelaskan bahwa setelah kepindahan maskapai line ke terminal baru, tidak serta merta penerbangan sudah bisa dilakukan di bandara baru itu.
"Secara teknis mereka sudah pindah akan tetapi secara operasional penerbangan masih menggunakan run way lama sepanjang 2.500 meter," kata Bambang.
PT Angkasa Pura I menargetkan terminal tersebut sudah rampung secara keseluruhan pada pertengahan Agustus mendatang sekaligus sudah bisa dijadikan sebagai kado ulang tahun ke-63 RI.
Pada Minggu-Senin (6-7/7) nanti, PT Angkasa Pura I dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan RI akan melakukan commissioning. Proses ini merupakan penilaian tahap akhir kesiapan opersionalisasi.
Sebagai persiapan pengoperasian terminal baru, 15 Mei lalu PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin telah membentuk Tim Operasi Boyong 2008. Tim ini akan berfungsi mengordinir pemindahan perlengkapan.
Operasi boyong ini rencananya akan dilaksanakan sekitar 15 Juli mendatang.
Berbagai kelengkapan di terminal lama yang beroperasi saat ini akan dipindahkan secara bertahap. Tentu agar aktivitas penerbangan tidak terganggu.
Aktifitas boyong ini kemudian juga akan diikuti oleh maskapai penerbangan, kargo, dan pihak-pihak lain yang terkait dengan pengoperasian terminal baru. Sehingga pertengahan Agustus mendatang terminal itu diharapkan siap pakai.
Menurut Yusuf, pekerjaan satu persen lebih yang masih tersisa adalah fasilitas sisi darat yang meliputi service road (jalan), lapangan parkir, elektrikanya, dan landschaping. Ia mengakui pekerjaan ini memang sangat terlambat.
"Kita (PT Angkasa Pura I) memang pernah memutus kontrak dengan kontraktornya. Sekarang sudah ada kontraktor baru yang mengerjakannya. Menyelesaikannya butuh waktu. Tetapi paling tidak akhir bulan ini selesai," katanya yakin.
Sementara pekerjaan terminal beserta kelengkapannya dan fasilitas sisi udara meliputi apron, taxiway, exit taxiway, garbarata, dan fuel station, bisa dikatakan selesai. Kecuali runway yang direncanakan baru rampung awal 2009 mendatang.
Sejak dimulainya pembangunan pada 15 Februari 2005 lalu, usia proyek pengembangan Bandara Hasanuddin yang memakan biaya lebih dari Rp 1 triliun ini sudah berusia 3,5 tahun. Pekerjaan proyek ini terhitung lambat.
Dalam perencanaan awal, pekerjaan proyek ini dijadwalkan hanya 1,5 tahun. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono semula dijadwalkan meresmikan penggunaan terminal pada bulan Oktober 2006 lalu. Namun batal.
Penyelesaian sempat mengalami penjadwalan ulang sebanyak lima kali dari tahun 2006 hingga 2008 ini.
Begitu lambannya, Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat berang dan memaksa PT Angkasa Pura I berjanji menyelesaikan cepat.
Belum lagi kekurangan di sana-sini. Anggota Komisi V DPR RI pernah menyoroti apron yang tergenang di saat musim hujan. Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang juga sempat menegur kontraktor karena tegel (lantai) yang pecah-pecah.
Berbagai pihak kerap menyakan mengapa umumnya proyek negara cacat di sana-sini.
Mengapa quality control terhadap proyek-proyek nasional umumnya lemah? Mungkinkah karena kualifikasi kontraktornya rendah? Atau karena leading sector-nya tak bisa melakukan kontrol?
Berbagai pertanyaan semakin lama semakin banyak. Bahkan sudah mengerucut pada masalah manajemen penggunaan biaya proyek. Sebab, aneh jika biaya yang digunakan cukup besar tapi hasilnya apron tergenang dan tegel pecah-pecah.
PT Angkasa Pura I bukannya tak gerah mendengar komentar miring tersebut.
Februari lalu, karena sudah sedemikian parah molornya, operator bandara Indonesia bagian timur ini mengancam akan memutus kontrak enam kontraktor, lengkap dengan ancaman denda.
Ancaman itu tidak sepenuhnya terlaksana karena lima kontraktor di antaranya langsung terbirit-birit menyelesaikan pekerjan mereka. Hanya satu kontraktor yang bandel yang ternyata mensubkontrakkan lagi pekerjaannya kepada banyak kontraktor lokal.
Kontraktor yang punya bagian pekerjaan fasilitas sisi darat itu akhirnya diputus kontaknya. Sebuah kontraktor lokal mengambil alih pekerjaan yang masih berantakan.
Pekerjaan itulah satu-satunya yang belum bisa selesai sampai hari ini.
Kini, untuk keenam kalinya, jadwal peresmian dibuat lagi.
Ornamen Sulsel
Syahrul mengatakan bahwa ketika bandara baru tersebut sudah rampung, pihak pengelola harus memasang ornamen-ornamen yang mencirikan karakter Bugis, Makassar, dan Toraja agar setiap pengunjung yang tiba bisa mengetahui di mana mereka berada.
Syahrul mengusulkan pemasangan patung Sultan Hasanuddin dan Syekh Yusuf, dua pahlawan nasional asal Kabupaten Gowa, daerah asal Syahrul.
"Mari kita bicarakan sama-sama agar karakter Bugis, Makassar, dan Toraja terlihat. Bandara harus memperlihatkan karakter Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin, dan Syekh Yusuf, pelaut ulung, Islam, dan sebagainya harus ada," kata mantan Bupati Gowa dua periode ini.
Pada saat peresmian nanti, Syahrul berjanji mendatangkan kurang lebih 10 ribu orang ke bandara tersebut sekaligus untuk melihat dari dekat mega proyek tersebut.


--
Tribun Timur, Makassar
www.tribun-timur.com

Ask the Tribun Timur Editor
dahlandahi.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...