Friday, February 12, 2010

http://www.tribun-timur.com/read/artikel/77649/Memasarkan_tribun-timur.com_Membangun_Mobile_Habit

http://www.tribun-timur.com/read/artikel/77649/Memasarkan_tribun-timur.com_Membangun_Mobile_Habit

Ask the Tribun Timur Editor
Sumber: tribun-timur.com
Memasarkan tribun-timur.com, Membangun Mobile Habit
Catatan Dahlan, Pemimpin Redaksi Tribun Timur
Jumat, 12 Februari 2010 | 09:07 WITA

"PAK Ilham," saya menyapa. Lalu bertanya, "Sudah ada BlackBerry launcher Tribun Timur?" Ilham Arief Sirajuddin, Wali Kota Makassar, tersenyum. Ia menyodorkan BlackBerry-nya. "Pasang sendiri, mi," kata Pak Wali kemudian, sambil, seperti biasa, melemparkan senyum.

Kami bertemu di Hotel Clarion, 10 Februari malam, sebelum acara perayaan HUT VI Tribun Timur. Sudah lama juga baru bertemu dengan Pak Ilham.


Pak Ilham termasuk pembaca setia edisi online Tribun Timur di tribun-timur.com. Cuma, selama ini, beliau mengakses full site dengan mengetik tribun-timur.com di web browser BlackBerry-nya ataupun web browser Nokia E90.



Dengan platform full site itu, mengakses tribun-timur.com tentu saja sangat berat. Soalnya, tribun-timur.com itu platform untuk komputer desktop atau PC. Banyak gambar di sana, banyak link yang harus ditarik, banyak pula teks. Walhasil, tentu saja handphone seperti terbatuk-batuk menarik data dan gambar yang begitu banyak.

Platform mobile Tribun Timur diciptakan seringan mungkin. Hanya ada satu images, itu pun dengan ukuran yang ringan, yakni gambar logo tribun-timur.com. Lainnya teks. Itu pun dibatasi cuma 10 berita terbaru edisi real time saja. Berita edisi cetak tidak langsung ditampilkan di indeks berita.

Edisi mobile Tribun Timur bisa diakses melalui m.tribun-timur.com. Bisa juga melalui tribun-timur.com/today.

***

SEBELUM bertemu Pak Ilham, saya juga bertemu dengan Maddo Pamusu. Beliau ini salah satu eksekutif di Bosowa Group, kawan lama. Begitu bertemu, saya langsung "inspeksi" BlackBerry-nya.

"Ah, belum ada BlackBerry launcher tribun-timur.com," kata saya.

"Iya, bos. Bagaimana caranya," sahut Pak Maddo, yang juga politisi Golkar Sulsel.

Selama ini Pak Maddo, seperti juga Pak Ilham, selalu mengakses tribun-timur.com versi full site, bukan m.tribun-timur.com atau edisi mobile.

Dengan cepat proses intall BlackBerry launcher tribun-timur.com. Setelah icon mobile Tribun Timur muncul di "home" BlackBerry Pak Maddo, saya tunjukan betapa praktisnya mengakses edisi mobile Tribun Timur dengan BlackBerry launcher.

Pak Maddo pun kaget. Selama ini ia terpaksa menunggu berlama-lama untuk mengakses tribun-timur.com di handphonenya karena mengakses platform online.

***

BEGITULAH. Saya menjadi tenaga pemasar. Bertemu relasi, bertemu teman, saya selalu bertanya mengenai habit mobile. Rata-rata sudah sangat familiar dengan handphone sebagai pengakses berita, tetapi belum tahu banyak mengenai begitu banyak aplikasi mobile yang sesungguhnya sangat membantu mengakses berita dengan cepat.

Zohra Andi Baso, pemegang BlackBerry storm, demikian pula. Setelah saya bantu menunjukkan akses cepat m.tribun-timur.com, beliau pun kaget.

"Ternyata gampang juga, ya, Dik," kata Kak Zohra, suatu waktu. Ketua YLK Sulsel dan aktivis perempuan ini sering mengakses Tribun Timur online di handphonenya, tetapi seperti Pak Ilham dan Pak Maddo, selalu masuk ke platform PC dan laptop dengan mengakses tribun-timur.com. Mestinya masuk saja ke versi mobile, m.tribun-timur.com atau tribun-timur.com/today.

Beberapa teman kaget ketika saya tunjukkan bahwa edisi mobile itu sebenarnya tidak hanya untuk handphone-handphone mahal. Telepon murah pun, yang harga satu jutaan, juga bisa mengakses m.tribun-timur.com. Syaratnya cuma satu: yang penting ada fasilitas GPRS, selesai. Silakan berselancar dengan cepat.

Tarifnya berapa? Mahalkah? Saya bilang tidak. Biaya akses ditentukan operator. Rata-rata cuma Rp 0,5 per kb. Ini lebih murah daripada mengirim SMS yang tarifnya Rp 150 per SMS. Tribun Timur sendiri tidak memungut tarif apapun. Ini sepenuhnya fasilitas gratis dari Tribun Timur.

Setelah "memasarkan" tribun-timur.com edisi mobile, dan bertemu dengan beberapa teman, saya menyadari, mobile habit ini sudah tumbuh luar biasa. Bahwa handphone tidak hanya 3G: nelepon ji, SMS ji, miss called ji. Handphone jauh lebih pintar dari itu: bisa mengakses internet.

Cuma, memang, masih butuh sedikit waktu lagi untuk bisa memahami begitu banyak aplikasi yang sangat berguna. Yahoo Messenger (YM) edisi mobile, misalnya. Fasilitas inilah nantinya yang akan menjadi musuh besar SMS. Dengan YM, tidak perlu membayar tarif SMS yang mahal itu untuk mengirim teks ke handphone teman. Cukup buka YM dengan tarif supermurah, chatting, dan kita bisa menghemat begitu banyak waktu dan biaya.

Dengan internet di handphone, kita juga bisa berkomunikasi dengan suara (voice), melalui fasilitas Skype versi mobile. Hubungkan handphone dengan Skype, cari teman, lalu ngobrol. Kita cuma membayar tarif koneksi internet mobile yang murah, tidak perlu membayar biaya voice yang begitu mahal.

Chatting atau mengirim pesan via wall Facebook juga murah meriah. Yang penting, tentu saja, akses versi mobile di m.facebook.com. Jangan masuk ke full site di facebook.com.

Saya membayangkan bahwa handphone-handhone nanti dihiasi icon YM, Skype, Facebook, dan m.tribun-timur.com. Lalu kita berkomunikasi dengan murah, mengakses berita dengan murah, dengan cepat, dengan praktis.

Bila mobile habit itu terbangun, saya membayangkan bahwa "Era SMS Segera Berakhir", yang menjadi judul headline Tribun Timur edisi cetak, akan benar-benar menjadi kenyataan.

***

PERTANYAAN selanjutnya, bagaimana masa depan koran edisi cetak? Bagaimana nasib Tribun Timur edisi cetak?

Saya sering menerima pertanyaan seperti ini setiap kali saya "menjual" Tribun Timur edisi online (tribun-timur.com) maupun edisi mobile (m.tribun-timur.com).

Ini topik yang berat, bukan cuma bagi pengelola koran di Makassar, tapi juga pengelola koran di seluruh dunia. Saya kira ini juga topik diskusi yang serius di kampus-kampus dan bahan obrolan yang menarik di masyarakat.

Topik yang berat itu saya lihat sederhana saja. Kalaulah koran edisi cetak itu air putih, maka fungsinya tidak akan tergantikan oleh olahan air dalam berbagai bentuk, warna, dan kemasan. Kita minum CocaCola, misalnya, tapi kita tetap butuh air putih.

Edisi online dan edisi cetak tidak saling meniadakan, melainkan saling melengkapi. Ini bukan soal subtitusi tapi soal komplementari. Persis seperti radio tidak menggantikan koran dan televisi tidak menggantikan radio.

Saya sedang di Jakarta. Setiba di hotel, ketika letih menempuh perjalanan, saya malas membuka laptop. Itu artinya, saya malas membuka koran online.

Saya mengakses berita melalui BlackBerry atau Nokia E90 sambil tidur-tiduran. Yang nyaman tentu saja mengakses versi mobile, bukan full site. Nah versi mobile pun punya keterbatasannya: ringkas saja, tidak lengkap.

Ketika itulah saya merasakan kebutuhan membuka laptop. Ah, lagi letih. Saya membutuhkan koran cetak.

Begitulah. Tiga versi koran itu --cetak, online, dan mobile-- masing-masing punya fungsinya. Fungsi saling melengkapi, bukan saling meniadakan.

Yang lain: kita tidak tahan berlama-lama membuka online. Mata tidak kuat, tubuh juga tidak kuat berlama-lama. Otak tidak terbiasa mencerna artikel yang berat-berat di screen laptop. Lebih-lebih mencerna tulisan-tulisan dengan font kecil di screen handphone. Itulah alasan mengapa koran cetak tetap tidak kehilangan fungsi.

Iklan ada cerita sendiri. Ada iklan yang pas untuk online, tapi banyak juga iklan, terutama dengan ukuran yang berat-berat, hanya pas untuk edisi cetak.

Itulah beberapa alasan untuk melihat masa depan dengan koran cetak, tapi juga dengan edisi online dan mobile.

Yang terpenting, saya menikmati pekerjaan "memasarkan" tribun-timur.com dan mendorong mobile habit. Di sana ada warna kehidupan yang baru: lebih praktis, lebih murah, lebih efektif.***

Tribun Timur, Selalu yang Pertama

Ada peristiwa menarik?
SMS www.tribun-timur.com di 081.625.2233
email: tribuntimurcom@yahoo.com

Hotline SMS untuk berlangganan koran Tribun
Timur, Makassar (edisi cetak) : 081.625.2266.
Telepon: 0411 (8115555)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...