Ask the Tribun Timur Editor
"Mungkin Tuhan menakdirkan saya membangun Makassar tidak sebagai pengambil keputusan. Tapi behind the schene (di belakang layar)."
Itulah komentar Idris Manggabarani, pengusaha dengan kekayaan sekitar Rp 160 miliar beberapa hari setelah kalah dalam pemilihan Wali Kota Makassar. Ia dikalahkan calon incumbent, Ilham Arief Sirajuddin.
Ia, calon kuat dan pesaing utama Ilham, termasuk calon pertama yang mengakui kekalahan. Sikap kesatria yang sudah langka itu diapresiasi Tribun Timur dengan menampilkan wawancara khusus di halaman satu.
Tidak gampang mengaku kalah. Pemilihan wali kota tidak hanya menghabiskan begitu banyak uang, tapi melibatkan emosi, gengsi, bahkan martabat keluarga.
Idris, pengusaha real estate, mengatasi semua itu, mengakui kekalahan, dan memberi sumbangsih paling indah untuk kultur demokrasi di Makassar, bahkan mungkin Indonesia.
"Sikap Idris bagian penting pembelajaran demokrasi di Indonesia, khususnya Makassar," ujar mantan Ketua KPU Sulsel, Mappinawang, yang tergabung dalam Komunitas Guyon Kosong-kosong yang dihuni puluhan aktivis prodemokrasi asal Makassar, seperti dikutip Tribun Timur.
Sumber: Tribun Timur edisi cetak
Senin, 03-11-2008
Ini Sikap Ksatria Keluarga Kami
wawancara khusus idris manggarabani
PERTEMUAN kandidat dua calon wali kota, Idris Manggabarani dan Ilham Arief Sirajuddin menuai pujian dari banyak pihak.
Di depan puluhan pengunjung Warkop Phoenam, Boulevard, Makassar, Jumat pekan lalu, Idris secara terbuka mengakui keunggulan rivalnya.
Bendahara DPD Partai Demokrat Sulsel ini juga memasang ucapan selamat atas kemenangan paket Ilham-Supomo Guntur (IASmo) di media.
"Sikap Idris bagian penting pembelajaran demokrasi di Indonesia, khususnya Makassar" ujar mantan Ketua KPU Sulsel, Mappinawang, yang tergabung dalam Komunitas Guyon Kosong-kosong yang dihuni puluhan aktivis prodemokrasi asal Makassar.
Sementara di satu sisi, keputusan Idris disebut berada di luar kendali tim pemenangan dan relawannya.
"Padahal KPU belum menetapkan hasil perhitungan suara dan tim masih bekerja," ujar Jubir idial yang juga legislator PDK Makassar, Syamsu Rizal.
Bagaimana sebenarnya pemikiran awal Idris maupun faktor yang melatarbelakangi tindakan politik mantan Ketua DPD REI Sulsel ini. Wartawan Tribun, Mansur AM, mewawancarai khusus Idris melalui telepon selular.
Saat wawancara, Idris sementara berada di Bali mengikuti sebuah acara yang dilakukan DPP REI. Berikut petikannya:
Anda disoroti tim pendukung idial setelah bertemu dan mengucapkan selamat kepada IASmo. Tanggapan Anda?
Tim dan saya adalah dua hal yang berbeda. Saya menyatakan sikap memberikan selamat kepada pemenang itu sikap saya pribadi dan keluarga. Mengenai tim yang mempersoalkan proses penyelenggaraan pemilihan maupun dugaan kecurangan itu soal lain.
Ini dua hal berbeda, pemenangan dan masalah penyelenggaraan.
Saya harus mengakui kemenangan IASmo. Bagaimanapun Pak Ilham dan Supomo adalah pasangan yang dipilih oleh rakyat.
Rakyat memutuskan pilihannya dan saya harus realistis dan menerima kenyataan bahwa saya belum mampu menyakinkan mayoritas pemilih Makassar. Orang yang dipilh oleh rakyat.
Meski disorot tim, tapi di sisi lain Anda disanjung atas sikap politiknya.
Dalam kehidupan ada dua sisi saling melengkapi; suka dan tidak suka.
Tapi saya dalam hal ini banyak dikecam dan dimaki tim dan sebagian relawan dan simpatisan.
Kepada teman-teman yang mempertanyakan sikap saya, saya menyatakan maaf. Inilah sikap saya.
Setahu saya, dalam politik tidak boleh ada dendam.
Hari ini lawan, boleh jadi besok jadi kawan ataupun sebaliknya.
Sedari awal, saya sudah menyampaikan bercita-cita mewujudkan enjoy election (pilwali damai). Itulah komitmen saya. Tidak hanya kepada tim, saya sudah menyampaikan komitmen enjoy election kepada Ilham dan kontestan pilwali yang lain.
Hidup ini adalah komitmen. Apapun posisi kita, kita harus memiliki komitmen.
Apa ada komunikasi dengan tim setelah pertemuan dengan Ilham?
Saya tetap komunikasi dengan tim. Mereka tetap menelepon ke saya.
Banyak yang menyatakan secara terbuka tidak setuju dengan tindakan saya.
Mereka banyak menyatakan keberatan. Saya katakan silakan, kita jalan di jalur kita masing-masing.
Silakan berjuang jika menemukan indikasi kecurangan. Tahapan pilwali mengatur itu. Hanya saya minta jangan dilibatkan.
Genderang pemilihan sudah ditabuh setahun lebih.
Saya pikir masyarakat mulai apriori dengan hal-hal yang berbau pilwal.
Secara pribadi, saya pikir saatnya fokus membangun daerah ini.
Di sisi lain saya ingin recovery dengan bisnis.
Sejak memutuskan terlibat di proses pilwali, bisnis saya tidak terlalu diseriusi.
Back to basic. Mungkin Tuhan menakdirkan saya membangun Makassar tidak sebagai pengambil keputusan.
Tapi behind the schene (di belakang layar). Pak Ilham orangnya terbuka.
Dia menyatakan kalau ada saran, jangan segan-segan disampaikan.
Pemimpin Makassar memang harus terbuka menerima masukan dari publik. Permasalahan kota ini sangat kompleks.
Bagaimana dengan respon keluarga?
Cukup bagus. Justru itu (bertemu dengan Ilham) adalah support keluarga saya.
Secara keseluruhan memang karakernya keluarga Manggabarani adalah mengakui keberhasilan orang.
Tidak usah ditunda, kalaupun orang lain lebih mampu why not? Itulah sikap kesatria keluarga kami.
Hubungan Anda khususnya dengan Adil dan Diza?
Saya tidak ada masalah dengan keduanya. Adil tetap partner saya.
Demikian juga Diza tetap tim saya. Tidak ada masalah.
Masing-masing jalan dengan jalurnya. Prinsip demokrasi tidak boleh memaksakan kehedak. Saya juga paham posisi mereka. Saya persilakan.
Saya tidak larang. Masing-masing individu memiliki cara pandang berbeda menyikapi hidup.
Langkah Anda selanjutnya?
Saya mewujudkan pengabdian dengan cara saya.
Pembangunan kota ini harus tetap jalan. Membuka lapangan kerja dengan bisnis saya kembali.
Saya berharap wali kota terpilih bersama kami membangun makassar dengan baik.
Mari melupakan dendam politik. Pembangunan berjalan normal tanpa ada pertimbangan lain yang dikaitkan dengan pemilihan ini.
***
Idris menutup wawancaranya dengan sebuah pesan:
Ketika aku minta kepada Allah setangkai "Bunga Segar" Ia beri aku KAKTUS BERDURI. Akupun minta lagi pada-Nya "Binatang Mungil yang Cantik", IA beri aku ULAT BULU. Aku sempat sedih, protes, dan kecewa ...
Namun kemudian aku sadar, Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ia tidak memberi apa yang kita harapkan tapi Ia memberi apa yang kita butuhkan.
Memang kadang kenyataan hidup membuat kita sedih, kecewa, dan terluka.
Tapi jauh di atas segalanya, sebenarnya Allah sedang merajut yang terbaik untuk kehidupan kita.
Kini... aku yakin, pada saatnya nanti Kaktus itu berbunga. Pasti sangat indah sekali.Pada saatnya nanti, ulat itu tumbuh... Akan berubah jadi kupu-kupu yang cantik. Itulah jalan Allah; indah pada saatnya.(*)
Tribun Timur, Selalu yang Pertama
Ada peristiwa menarik?
SMS www.tribun-timur.com di 081.625.2233
email: tribuntimurcom@yahoo.com
Hotline SMS untuk berlangganan koran Tribun
Timur, Makassar (edisi cetak) : 081.625.2266.
Telepon: 0411 (8115555) (***)
Огромное спасибо за инфу. Автору респект и уважуха.
ReplyDeleteЯ так понимаю, в последнем абзаце как раз таки и вся соль была изложена.
ReplyDeleteА есть, какая нибудь альтернатива?
ReplyDeleteСпасибо автору.
ReplyDeleteЗачет! и ниипет!
ReplyDeleteНичего нового, но всё равно порадовало.
ReplyDeleteThe safe answer ;)
ReplyDeleteДоброго времени суток!
ReplyDeleteАдмин. Хотелось бы поговорить насчёт рекламы в вашем блоге. Если вы согласны, отпишите ваши условия на e-mail. Благодарю.