Thursday, April 29, 2010

Mendefinisikan Ulang Fungsi Surat Kabar

Ask the Tribun Timur Editor
Secara tradisional, surat kabar berfungsi memberikan informasi, menghibur (dengan informasi), mendidik (dengan informasi), dan melakukan kontrol sosial (dengan informasi). Jelas sekali bahwa fungsi surat kabar tradisional sebenarnya satu saja, memberikan informasi.


Internet memaksa surat kabar mendefinisikan ulang fungsinya. Bila bisnis surat kabar adalah bisnis informasi maka sekarang fungsi itu bukan lagi monopoli surat kabar.

Internet sekarang ini, apalagi generasi web 2.0 yang lebih interaktif, memberi ruang seluas-luasnya bagi individu dan lembaga manapun, di manapun, dan kapanpun untuk memproduksi informasi serta mendistribusikannya.

Surat kabar membutuhkan biaya besar dan tenaga yang sangat banyak untuk memproduksi dan mendistribusikan informasi. Internet hanya butuh satu orang dan biaya yang nyaris nol rupiah.


Surat kabar tidak bisa lagi bertahan dengan mengandalkan kelangkaan (scarcity). Informasi sekarang tidak lagi langka, bukan lagi monopoli surat kabar. Informasi sekarang melimpah ruah (abundance).

Ini era abundance, bukan scarcity, seperti dinyatakan Jeff Jarvis dalam buku What Would Google Do?

Pertanyaannya: Apa bisnis utama surat kabar di era internet?

Jawabannya banyak tapi kali ini saya menjawab satu saja. Bisnis surat kabar tetap saja informasi tapi secara kualitatif, informasi yang menjadi komoditas surat kabar haruslah memiliki kredibilitas tinggi.

Surat kabar, dengan demikian, harus fokus pada proses mencari, menulis, dan melaporkan informasi atau berita yang memiliki kredibilitas, informasi yang bisa dipercaya. Inilah aset surat kabar, yang belum dimiliki sebagian besar sumber informasi nonsurat kabar lainnya di internet.

Dalam kasus bentrokan etnis antara sebagian mahasiswa Palopo melawan mahasiswa Bima di Makassar, banyak sekali beredar informasi, desas-desus, dan isu. Media yang dipakai macam-macam: handphone (SMS, voice), Facebook, blog, milis.

Surat kabar mencermati desas-desus itu, menganalisanya, melakukan proses verifikasi, dan melaporkannya sesuai level informasinya: isu atau fakta yang terkonfirmasi.

Dengan demikian, surat kabar menjadi rujukan informasi. Surat kabar harusnya menjadi tempat pembaca mengonfirmasikan level informasi suatu berita. Ia menjadi tempat bertanya.



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...