Tuesday, June 29, 2010

Internet: Mengubah Perilaku

Gaya hidup (lifestyle) adalah cara hidup. Cara menikmati hidup terkait waktu dan uang. Gaya hidup adalah cara menghabiskan waktu dan uang.

Itulah perilaku. Perilaku menghabiskan uang dan waktu.

Perilaku lahir dari kebutuhan. Perubahan perilaku mengubah kebutuhan. Perubahan kebutuhan mengubah perilaku.

Saya rasa itulah "teori" sederhana untuk menjelaskan bermunculannya produk baru. Produk-produk baru itu masuk pasar untuk memenuhi kebutuhan baru yang muncul akibat munculnya perilaku baru.
Internet memenuhi perilaku baru untuk connect, terhubung: dengan lingkungan, dengan data, dengan teman, dengan komunitas.

Sebelum internet, manusia terhubung ke perpustakan dengan mobil.

Terhubung ke teman dengan telepon. Membangun komunitas dengan surat menyurat (ingat Sahabat Pena) atau menghadiri kegiatan komunitas secara fisik.

Google mengganti perpustakaan. Facebook menggantikan sentuhan fisik komunitas. YM membunuh telepon.
Kebiasaan baru melahirkan kebiasaan baru. Terbiasa praktis, efisien, dan efektif berhubungan dengan internet, memunculkan kebutuhan baru untuk segera, seketika, sekaligus.

Orang yang butuh skor Brasil lawan Slovakia, yang main ketika koran baru saja naik cetak, tidak sabaran menunggu koran keesokan harinya. Pembaca ingin segera. Internet memberikan jawaban, koran tidak bisa menjawab.

Sekaligus bermakna, orang yang butuh skor Brasil vs Slovakia tadi tidak hanya ingin text. Ia ingin lihat images, dengar suara, bahkan suara dan gambar sekaligus.

TV menyiapkan text, images, audio, dan audio visual sekaligus. Tapi, terkadang, TV tidak bisa seketika. Ketoprak Humor sedang tayang ketika Anda butuh berita terbaru. Running text coba memenuhi kebutuhkan itu, tapi ingat: running text tampil berdasarkan berita pilihan editor di newsroom. Internet menyediakan alat bagi pembaca untuk memilih sendiri berita apa yang ingin dilahap saat itu juga. TV, juga radio, tidak bisa.
Saya membutuhkan ulasan yang mendalam, yang nyaman saya baca sambil tidur-tiduran atau sedang berendam di bak mandi. Koran bisa, TV dan internet tidak nyaman.

Begitulah. Perilaku berubah, kebutuhan berubah. Tapi pada akhirnya, produk-produk, untuk kasus tertentu, saling melengkapi, bukan saling meniadakan.

Persoalan semua produsen, termasuk media massa, bukan pada perilaku yang berubah.

Ini persoalannya: bagaimana mengidentifikasi perubahan kebutuhan konsumen akibat perubahan perilaku dan bagaimana menciptakan produk yang mampu memuaskan kebutuhan konsumen.

Lihat Juga:


 
















No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...