Rosiadi dengan bangga menceritakan bagaimana ia menyajikan kopi yang lezat.
Kopi, baginya, bukan cuma soal minuman hangat. Lebih dari itu, kopi adalah kenikmatan. Persis bermain seks.
Ia melayani penikmati kopi sejak puluhan tahun dari warungnya di pojok Jl Sangir, kawasan Pecinan, Makassar.
"Dulu orang tua kita terpaksa menumbuk biji kopi untuk menemukan kopi enak. Sekarang sudah banyak pilihan kopi yang siap seduh. Rasanya juga enak," katanya.
Lazimnya warkop senior di kawasan Pecinan, ruang maupun peralatan warkop ini sudah "senior".
Bangunannya, berupa ruko dua lantai model zaman dulu, akan segera direnovasi. Kursi dan mejanya pun tak mengkilat seperti warkop di mal.
Warkop 18 (baca: satu delapan) benar-benar hanya menyajikan kenikmatan minum kopi, bukan tempat yang nyaman.
Maklum saja kalau anak-anak muda jarang nongkrong di sini. Warkop 18 tempat mangkalnya senior citizen.
Kopi dimasukan ke suatu wadah, disaring, lalu air kopi tanpa ampas dituang ke gelas. Mirip orang Ulee Kareng, Aceh, menyeduh kopi.
Cita rasa kopinya memang hanya untuk penikmat kopi sejati. Bagi pemula, kopi racikan Rosiadi teras lebih keras.
"Bisa minta yang kurang kental," ujarnya. "Yang kental khusus pengopi kelas berat."
Lazimnya warung kopi, Rosiadi menyajikan kopi susu. Hanya, ia hati-hati soal takaran susu.
"Banyak warkop sekarang memberi susu terlalu banyak. Padahal susu pada kopi ada takarannya. Kalau berlebihan peminumnya rentan penyakit gula," kata pria 60-an tahun ini.
Kopi, baginya, bukan cuma soal minuman hangat. Lebih dari itu, kopi adalah kenikmatan. Persis bermain seks.
Ia melayani penikmati kopi sejak puluhan tahun dari warungnya di pojok Jl Sangir, kawasan Pecinan, Makassar.
"Dulu orang tua kita terpaksa menumbuk biji kopi untuk menemukan kopi enak. Sekarang sudah banyak pilihan kopi yang siap seduh. Rasanya juga enak," katanya.
Lazimnya warkop senior di kawasan Pecinan, ruang maupun peralatan warkop ini sudah "senior".
Bangunannya, berupa ruko dua lantai model zaman dulu, akan segera direnovasi. Kursi dan mejanya pun tak mengkilat seperti warkop di mal.
Warkop 18 (baca: satu delapan) benar-benar hanya menyajikan kenikmatan minum kopi, bukan tempat yang nyaman.
Maklum saja kalau anak-anak muda jarang nongkrong di sini. Warkop 18 tempat mangkalnya senior citizen.
Kopi dimasukan ke suatu wadah, disaring, lalu air kopi tanpa ampas dituang ke gelas. Mirip orang Ulee Kareng, Aceh, menyeduh kopi.
Cita rasa kopinya memang hanya untuk penikmat kopi sejati. Bagi pemula, kopi racikan Rosiadi teras lebih keras.
"Bisa minta yang kurang kental," ujarnya. "Yang kental khusus pengopi kelas berat."
Lazimnya warung kopi, Rosiadi menyajikan kopi susu. Hanya, ia hati-hati soal takaran susu.
"Banyak warkop sekarang memberi susu terlalu banyak. Padahal susu pada kopi ada takarannya. Kalau berlebihan peminumnya rentan penyakit gula," kata pria 60-an tahun ini.
Laporan dari Jepang
(257)
Laporan dari Jordania
(101)
Laporan dari Moskow
(93)
Perang Irak
(15)
Laporan dari Doha
(13)
Laporan dari Bagdad
(12)
Laporan dari Hongkong
(2)
No comments:
Post a Comment