Sunday, June 5, 2011

Lobi Sulsel dengan PM Malaysia

PM Malaysia Kaji Impor Beras dan Sapi Sulsel

Tribunnews.com - Minggu, 5 Juni 2011 02:41 WIB
Share
Print Berita IniPrint   + Text 
Laporan Wartawan Tribunnews.com Dahlan Dahi Langsung dari Malaysia

KUALA LUMPUR, TRIBUN – Perdana Menteri Malaysia Datuk Mohd Najib bin Tun Abdul Razak berjanji akan memerintahkan menteri dan departemen terkait untuk berkunjung langsung ke Makassar guna mengkaji kemungkinan mengimpor beras dan sapi dari Sulawesi Selatan.

Di pihak lain, pengusaha Malaysia, Datuk Mohd Nazim Tun Razak, salah satu pemegang saham Bank CIMB Niaga, akan mengirim dua tim ke Makassar dalam waktu dekat untuk menjajaki peluang investasi di bidang pertambangan.

Demikian intisari pertemuan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo secara terpisah dengan PM Datuk Najib dan Datuk Nazim di Kuala Lumpur, Sabtu (4/6), seperti dilaporkan wartawan Tribun yang mengikuti kedua pertemuan tersebut.

Syahrul bertemu Datuk Najib di kediaman pribadi, sebuah rumah sederhana untuk ukuran perdana menteri, di sebuah kawasan perumahan di sebuah gang Jl Taman Duta, Kuala Lumpur.

Sedangkan pertemuan dengan Datuk Nazim, yang tampak akrab dengan Syahrul dan sering berkomunikasi via SMS, digelar di lobi Hotel JW Marriot, ditemani kopi dan biskuit cokelat.

Sapi India

Duduk di kursi ruang tamu dengan pakaian khas Malaysia, PM Najib menjelaskan kepada Syahrul bahwa selama ini Malaysia mengimpor sapi dari India karena harganya lebih murah. Najib berharap sapi Sulsel bisa lebih kompetitif.

“Asal tidak mahal, kami pasti prioritaskan Sulsel,” tutur Najib sambil tersenyum dalam pertemuan yang berlangsung secara kekeluargaan.

Hadir mendampingi Syahrul, para anggota Muspida Sulsel, yakni Pangdam VII Wirabuana Mayjen Amril Amri, Kapolda Sulsel Irjen Johny Waenal Usman, Pangkoopsau Marsekal Muda (Marsda) TNI R Agus Munandar, Danlantamal Brigjen TNI Marinir Chaidier Patonnory, dan Ketua Pengadilan Tinggi Sulsel Muhammad Ramli. Ikut hadir Kepala BKPMD Sulsel Irman Yasin Limpo.

Dalam pembicaraan terpisah dengan Syahrul, Najib mengatakan, bila harga cocok, sapi asal Sulsel tidak perlu dikapalkan dalam bentuk hidup ke Kuala Lumpur tapi cukup dalam bentuk daging beku.

Najib, yang mengaku bangga sebagai keturunan Bugis-Makassar, juga berharap bisa mengimpor beras dari Sulsel asal harganya bisa bersaing.

PM Najib berjanji akan segera mengirim menteri pertanian dan menteri dari departemen terkait ke Makassar untuk menjajaki kemungkinan impor sapi dan beras Sulsel.

Kepada Tribun, Irman menjelaskan, harga sapi dan beras Sulsel tidak kompetitif karena selama ini proses ekspor harus melalui Jakarta atau Surabaya. Sekiranya bisa dikapalkan langsung dari Makassar, harga komoditi Sulsel pasti akan lebih bersaing di pasar internasional, termasuk pasar Malaysia dan Singapura.

Masalah panjangnya mata rantai komoditas ekspor Sulsel sehingga sulit bersaing di pasar internasional juga dialami kakao, komoditas andalan Sulsel.

“Ekspor kakao kita harus lewat Surabaya. Begitulah regulasinya,” kata Kepala Dinas Perindustrian Sulsel, Andi Murni Amin Situru.

Air Asia

Kepada PM Najib, Syahrul melaporkan perkembangan rute penerbangan langsung Makassar-Kuala Lumpur yang dilayani maskapai penerbangan murah Air Asia. Rute ini dirintis tiga tahun lalu.

Karena perkembangan jumlah penumpang sudah bagus, kata Syahrul, maka subsidi Pemprov Sulsel kepada maskapai itu sebesar Rp 500 juta sudah dicabut.

Sejak Januari tahun ini, kata Kepala Dinas Perhubungan Sulsel Mansyur A Sulthan, Air Asia melakukan studi untuk pembukaan rute Makassar-Kota Kinabalu, Makassar-Manila, Makassar-Hongkong, dan Makassar-Brunai Darussalam, serta Makassar-Singapura.

Pada Maret lalu, Station Manager Air Asia Makassar Moh Dikdik Mulyana melaporkan kepada Syahrul di Makassar bahwa jumlah penumpang maskapai ini pada rute Makassar-Kuala Lumpur dengan jadwal terbang empat kali dalam satu pekan terus meningkat dan mencapai 85 persen.

Karena prospek yang mulai positif tersebut, Air Asia berencana menjadikan Bandara Internasional Hasanuddin sebagai titik keberangkatan ke lima ibu kota negara di Asia.

Pada 2012, katanya, Makassar akan menjadi salah satu titik utama penerbangan di Indonesia timur. Dua titik penerbangan utama Air Asia lainnya di Indonesia adalah Jakarta dan Medan.

Riset Unhas

Najib menanyakan kepada Syahrul mengenai perkembangan kerja sama Kementerian Sains, Teknologi dan Inovasi Malaysia dengan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Kerja sama penelitian mencakup kerja sama dalam hal penelitian bersama di bidang pertanian dan industri.

Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi Malaysia, Dato' Maximus Johnity Ongkili, berkunjung ke Makassar untuk menandatangani perjanjian kerja sama riset tersebut tahun 2009. Najib dan Syahrul menyaksikan langsung penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut.

Tiga agensi terlibat kerja sama dengan Unhas yakni Mimos, Sirim Berhard dan Technology Park Malaysia.

Mimos bergerak dalam penelitian teknologi pertanian, sedangkan Sirim Berhad dan Technologi Park Malaysia adalah lembaga teknologi industri yang akan menyertifikasi kualitas produk atau pemberi label standar mutu barang yang ada di Malaysia.

Kerja Unhas dengan Technology Park Malaysia pada tahun ini sudah menghasilkan kapsul daun paliasa yang memiliki nama latin Sterculiaceae untuk pengobatan hepatitis.

Najib berharap kerja sama riset tersebut terus dikembangkan agar menghasilkan temuan yang berguna bagi umat manusia.

Potensi Tambang
Dalam pertemuan dengan Datuk Najib, Syahrul menindaklanjuti komitmen sebelumnya mengenai investasi di sektor pertambangan.

Komitmen ini “ditagih” Syahrul saat bertemu dengan PM Najib. Seusai pertemuan dengan PM, Syahrul menggelar pertemuan dengan Datuk Nazim.

Pada pertemuan tersebut, Syahrul didampingi Kepala Dinas Pertambangan Sulsel Gunawan Palaguna.

Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan, antara lain, Datuk Nazim akan segera mengirim tim ke Makassar untuk melihat lebih dekat potensi investasi di sector pertambangan di Sulsel.

“Nanti saya kirim dua tim,” kata Datuk Najim. Dua tim ini akan melihat langsung dua potensi pertambangan di tiga daerah yang belum dipublikasikan.

Sister Hospital
Menjelaskan mengenai tindak lanjut kunjungan ke Singapura, 1-2 Juni, Irman mengatakan, pihaknya telah mendapatkan komitmen dari Departemen Kesehatan Singapura mengenai pembentukan sister hospital.

Kerja sama ini mencakup tujuh rumah sakit Singapura dan tujuh rumah sakit di Makassar.

“Mereka akan segera mengirim tim untuk melihat langsung peluangnya di tujuh rumah sakit,” kata Irman. Kerja sama itu akan mencakup, antara lain, suster dan paramedis dan peralatan.

Ini merupakan bagian dari komitmen kerja sama sebelumnya berupa pengiriman 100 tenaga medis yang terdiri atas 75 perawat dan 25 dokter dari Makassar untuk magang di Singapura.***


Dahlan Dahi

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...