Wednesday, July 2, 2008

Feature, Sebuah Pengantar

Feature, Sebuah Pengantar

(Pendekatan 5W 1 H)

Dahlan,

Wartawan Tribun Timur

WHAT

  • Identifikasi

Pertama-tama, tulisan feature adalah karya jurnalistik. Sebagai karya jurnalistik, feature atau soft news tunduk pada kaidah-kaidah jurnalistik. Salah satu yang terpenting, feature berisi cerita tentang fakta (bukan fiksi).

Feature menyajikan detail, setting cerita, dan tokoh seperti cerpen. Tapi feature bukanlah cerpen yang ceritanya fiktif. Cerita feature bersifat faktual, dapat diverifikasi tempatnya, tokoh-tokoh yang terlibat, bahkan komentar-komentar mereka.

Dalam jurnalistik, feature disebut pula sebagai karangan khas. Khas karena, berbeda dari hard news (straight news), tulisan feature terkadang berisi opini subyektif wartawan.

Seringkali, penulis feature bertindak sebagai pelukis. Bedanya, pelukis kanvas menyajikan imajinasinya dalam bentuk lukisan. Sedangkan penulis feature melukis (deskripsi) fakta dalam bentuk kata-kata yang indah dan enak dibaca.

Dalam kaitan ini, boleh jadi, penulis feature adalah wartawan dengan jiwa seorang seniman: seniman yang piawai melukis dengan kata-kata.

Tulisan feature biasanya tidak diawali dengan date line seperti halnya tulisan hard news. Itulah salah satu pertanda bahwa yang ingin ditonjolkan dalam feature bukanlah selalu berita terbaru, melainkan kualitas penceritaan dan tokoh-tokoh yang terlibat.

Terkadang, tulisan feature sangat panjang, dua-tiga halaman folio. Tidak jarang pula, feature sangat pendek, terdiri atas 4-5 paragraf.

Feature lebih awet dari pada hard news. Feature yang baik tetap saja asyik dinikmati tiga atau empat tahun setelah tulisan itu dibuat.

Seperti juga hard news, tema tulisan feature bisa apa saja: politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Berita-berita olahraga seringkali lebih lezat bila ditulis dalam bentuk feature ketimbang hard news.

Sebagai karya jurnalistik, feature dipakai oleh seluruh jenis media massa: cetak, elektronik, maupun internet. Tulisan ini membahas feature dari sudut pandang surat kabar harian. Pembahasan mengenai foto feature rasanya tidak cukup untuk dibahas di sini.

  • Keterampilan Lanjutan

Menulis feature merupakan keterampilan lanjutan bagi seorang wartawan. Keterampilan dasar wartawan adalah menulis hard news. Karena itu, pertama-tama, wartawan sebaiknya “tamat” menulis hard news, sebelum mengembangkan keterampilan menulis feature.

Dalam prakteknya, terkadang wartawan lebih terampil menulis feature ketimbang menulis hard news. Ini pun tidak salah. Toh misi utama wartawan adalah mengumpulkan, menulis, dan menyajikan berita, feature ataupun hard news.

  • Human Interest Story

Pada dasarnya, feature adalah tulisan yang berisi cerita tentang manusia dan kehidupannya. Karena itu, feature sering pula disebut sebagai human interest story.

Ada pula feature yang mengupas tentang sejarah, bangunan, atau bahkan binatang. Kupasannya biasanya panjang dan mendetail. Ia dilengkapi background dan data-data yang kuat. Ia dibingkai konteks.

  • Pengembangan 5W 1H

Sebagai berita, feature merupakan pengembangan atau penajaman dari unsur-unsur utama suatu bangunan hard news, 5 W 1 H (what, when, where, who, why, dan how).

Berhubung cerita feature biasanya tentang manusia, maka unsur who lebih banyak ditonjolkan, baik dalam feature profil maupun feature biasa.

Unsur who men-drive, mengarahkan, plot cerita. Secara keseluruhan, feature akhirnya mengandung unsur-unsur what, when, where, why, dan how.

Di situlah juga yang membedakan hard news dari feature. Who dalam hard news biasanya tak perlu susah payah dijelaskan karena menyangkut well known people atau tokoh publik. Sedang who dalam feature biasanya bukan siapa-siapa.

WHY

  • Menghadirkan Nurani

Tanpa feature, betapa surat kabar tanpa nurani: hanya berisi berita keras, statistik, tanpa rasa, tanpa hati. Berita-berita hard news, yang mendominasi kolom-kolom surat kabar, bercerita tentang manusia bukan sebagai manusia, tapi sebagai statistik, sebagai tukang pidato, sebagai korban kecelakaan, atau bahkan pelaku dan korban kejahatan politik.

Tulisan feature membuat surat kabar lebih manusiawi. Menyajikan suasana emosi, tentang kegembiraan dan kesedihan, tentang kesenangan dan kegetiran, tentang malapetaka dan prestasi cemerlang. Tulisan-tulisan hard news seringkali gagal menghadirkan potret utuh dari cerita manusia, cerita tentang kemanusiaan.

Feature dengan demikian adalah nurani surat kabar. Sedangkan hard news adalah badannya, bodinya. Tak jarang, visi besar surat kabar terlihat pada tulisan-tulisan feature-nya: keberpihakan pada si kecil, pada yang lemah, pada yang papa.

Feature menghadirkan nurani di tengah berjubelnya berita perebutan kekuasaan, konflik politik, angka inflasi yang mencekik, pengangguran yang bertambah, kecelakaan, tragedi.

Berita hard news tentang “30 Orang Meninggal dalam Kecelakaan Pesawat”, misalnya, akan berisi tentang cerita jumlah manusia yang menjadi korban, kapan, di mana, siapa saja mereka, mengapa, dan bagaimana. Tulisan model itu berpeluang gagal mengungkapkan secara detail tentang siapa dan bagaimana suasana hati keluarga dan kolega korban.

Karena itu, sebagian orang menyebut hard news sebagai tulisan satu warna, sedang feature sebagai tulisan color full story.

Lewat feature, surat kabar bisa secara mendetail mengungkap sisi-sisi manusia dalam peristiwa. Misalnya, di antara korban yang tewas ada bayi berusia dua bulan, ibunya selamat. Dengan leluasa, wartawan bisa mendeskripsikan suasana sedih di rumah duka, betapa sedihnya sang kakek, dan seterusnya.

  • Mengungkap Sisi Lain

Feature juga hadir untuk mengungkap sisi lain yang tak diketahui publik tentang tokoh publik.

Susilo Bambang Yudhoyono, misalnya, dikenal sangat sibuk sebagai presiden. Di tengah kesibukannya, ternyata ia pun sering menonton televisi bersama istrinya, termasuk program televisi yang menayangkan acara “ibu-ibu yang menggelar arisan laki-laki.”

  • Panggung Ordinary People

Dalam hard news, terkadang who diposisikan dari sudut padang publik. Nama-nama yang dikenal dikenal publik sangat jarang menjadi subyek berita hard news. Names make news, begitulah pedoman pokok hard news.

Feature memberi ruang kepada ordinary people, rakyat kebanyakan. Sedangkan hard news lebih banyak memberi tempat kepada famous people, tokoh terkenal atau tokoh publik. Feature bisa kedua-duanya, ordinary people maupun famous people.

  • Memvisualkan konsep

Kemiskinan, demokrarasi, pengangguran dan inflasi adalah konsep. Tulisan feature membuat konsep menjadi nyata. Berita tentang kemiskinan berarti berita tentang seorang anak manusia yang, katakanlah, hanya bisa makan sekali sehari.

Bila berita-berita surat kabar dihiasi berita tentang kemiskinan, cobalah mendatangi satu keluarga miskin, wawancarai suka duka mereka, catat detail, temukan hal-hal yang kontras dan unik, lalu pulanglah ke kantor: tulislah hasil wawancara dan pengamatan itu dalam bentuk feature yang menarik.

WHERE

  • Di mana mencari bahan feature

Cukup banyak wartawan yang kuat menulis hard news sekaligus penulis feature yang produktif. Biasanya, wartawan kategori ini memiliki kepekaan yang tinggi, rajin mengamati dan mencatat detail, piawai memilah-milah angle tulisan, pekerja keras, telaten, dan tentu saja pintar menulis.

Dalam banyak kasus, di mana mencari bahan menulis feature sama saja dengan tempat mencari bahan berita yang bagus. Rumus ini biasanya berlaku untuk berita-berita yang berkaitan dengan tokoh publik, peristiwa, ataupun kecelakan.

Dalam sebuah konflik politik, pastilah selalu tersedia bahan-bahan feature yang menarik: cerita tentang sisi lain dari para tokoh yang terlibat konflik atau orang-orang kecil di sekitar mereka.

Feature juga bisa menghadirkan drama dari para tokoh itu. Sebagai drama, ada air mata, keceriaan, konflik, persahabatan, bahkan perselingkuhan dan penghianatan.

Bahan-bahan feature sangat banyak manakala ada berita gempa bumi, banjir, ataupun kecelakaan pesawat. Setiap manusia pada dasarnya adalah bahan feature yang baik.

Seringkali, feature merupakan cerita yang berdiri sendiri, bukan merupakan side bar dari suatu peristiwa. Bahan feature seperti ini dapat diperoleh di mana saja: di kolong jembatan tempat para pengemis bermalam atau bahkan di hotel berbintang tempat para artis menginap.

  • Penempatan dalam Kolom Surat Kabar

Feature yang merupakan side bar biasanya di tempatkan sebagai salah satu bagian dari cerita utama suatu peristiwa.

Adapun feature yang berdiri sendiri, bukan merupakan side bar dari suatu liputan peristiwa, ditempatkan terpisah. Kadang, supaya ada penonjolan, lay outer memberikan raster atau boks. Contohnya, profil tentang tokoh berprestasi, cerita tentang ajudan wali kota yang nyentrik, kisah anak-anak pengemis, dan inside story pejabat publik.

WHEN

  • By Accident dan By Design

Seperti halnya hard news, bahan feature bisa diperoleh kapan saja. Pada dasarnya, ada dua jenis cara memperoleh berita: by accident dan by design.

Berita (feature maupun hard news) datang begitu saja, mungkin lewat jumpa pers atau peristiwa kecelakaan. Inilah jenis berita by accident.

Namun, ada cerita yang menjadi berita setelah diberitakan. Berita seperti ini dirancang: topik liputan ditentukan, narasumber ditetapkan, materi wawancara disiapkan serapi mungkin. Yang terakhir ini disebut berita by design.

WHO

  • Bukan Who, Tapi Cerita tentang Who

Kekuatan feature seringkali tidak pada who-nya, tapi bagaimana cerita tentang who. Cerita tentang seorang pedagang kaki lima yang menolong anak TK menyeberang jalan bukanlah bahan baku berita hard news yang baik. Dengan feature, siapa tahu ia menjadi cerita menarik.

Feature, dengan demikian, merupakan alat bagi wartawan untuk mengungkap fakta-fakta kemanusiaan dari sisinya yang terdalam, sesuatu yang tak mampu diungkapkan hanya lewat hard news. Feature adalah hati nurani surat kabar.

HOW

  • How to Report dan How to Describe

Penulis hard news belum tentu penulis feature yang baik. Menulis hard news biasanya hanya berkaitan dengan keterampilan melaporkan, how to report. Penulis feature juga harus punya keterampilan how to report, dan yang tak kalah pentingnya, how to describe. Bagaimana mendeskripsikan (tokoh, suasana, obyek) sedail mungkin, itulah keterampilan utama yang wajib dimiliki penulis feature yang baik.

Penulis feature harus dibekali kepekaan dan kejelian menangkap angle cerita. Di tangan penulis feature, bahan berita yang tampak biasa-biasa saja bisa menjadi bahan feature yang baik.

  • Ide Cerita

Ide tulisan feature bisa muncul kapan saja, di mana saja. Ketika melihat seorang guru naik sepeda ke sekolah tempatnya mengajar saat murid-muridnya naik sepeda motor, misalnya, akan muncul feature yang menarik.

Sebaliknya, tatkala melihat seorang camat naik mercy di tengah rakyatnya yang busung lapar, pastilah akan menarik menjadi bahan cerita feature.

Sebagai berita, feature haruslah memperhatikan unsur-unsur penting bangunan berita hard news: people, unik, glamour, konflik, seks, penemuan baru, dan seterusnya. Dia juga harus memperhatikan aktualitas, syarat utama sebuah hard news.

  • Plot Cerita

Seperti sinetron, feature adalah sebuah fragmen kehidupan. Ia menyorot suatu kehidupan pada suatu masa. Ada tokoh utamanya, pameran pendukung, dan plot cerita.

Sebagai sinetron, feature peduli pada opening (cerita pembuka), alur cerita (plot), dan ending (sedih, gembira, atau menggelitik).

Tulisan feature kadangkala dimuat secara bersambung, layaknya sinetron. Ia ditempatkan di bagian kaki sebagai pelepas jenuh dari berita-berita rutin (hard news). Bila menarik, feature terkadang pula ditempatkan di banner atas halaman surat kabar.

* Disajikan pada Diklat Jurnalistik Dasar identitas Unhas, 10-12 Maret 2006, di Makassar

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...