Ask the Tribun Timur Editor
Malu rasanya baru kembali memposting naskah. Saya baru menjalani cuti panjang. Mohon maaf lahir dan batin.
Sebelum cuti, seperti biasa ketika saya akan meninggalkan kantor dalam waktu yang cukup lama, saya membuat perencanaan liputan maupun perencanaan kerja redaksi. Biasanya saya buat detail, langkah demi langkah, agar teman-teman di kantor memiliki panduan ke mana akan melangkah. Keputusan-keputusan strategis dikomunikasikan via telepon setiap hari.
Setiba kembali di kantor, konsolidasi dilakukan. Ini penting untuk kembali menyatukan langkah.
Jauh hari dipersiapkan, tibalah saatnya Tribun Timur memasuki fase pertumbuhan paling strategis: terbit dengan base 36 halaman (tiga sesi) dari sebelumnya base 24 halaman (tiga sesi).
Tribun Timur, koran Kompas Gramedia yang terbit di Makassar, hanya perlu waktu empat tahun untuk mampu terbit 36 halaman setiap hari. Yang luar biasa, penambahan jumlah halaman dalam jumlah besar, 12 halaman, itu sama sekali tidak dibarengi dengan kenaikan harga eceran maupun langganan.
Padahal, harga bahan baku, terutama kertas, terus melonjak. Koran-koran lain menyiasatinya dengan menaikkan harga. Tidak sedikit yang --demi untuk tidak menaikkan harga-- mengurangi jumlah halaman. Ada pula yang mengurangi jumlah halaman sekaligus menaikkan harga. Tribun Timur menambah halaman, 12 halaman menjadi 36 halaman, tanpa menaikkan harga.
No comments:
Post a Comment