Ask the Tribun Timur Editor
Mulai Hari Ini Tribun Sesuaikan Harga
MULAI tanggal 1 April 2009 hari ini, Anda akan membeli koran Tribun Timur seharga Rp 3.000 per eksemplar dari biasanya cuma Rp 2.000 per eksemplar. Harga langganan bulan ini pun akan menjadi Rp 70 ribu, bukan lagi Rp 50 ribu.
Sedih rasanya mengumumkan ini, tapi the show must go on. Ini harus ditelan, meskipun pahit. Mohon maaf karena itu.
Di luar kantor Tribun Timur, kami melihat loper-loper menjerit. Para loper itu menantang panas matahari Makassar, sepanas 35 derajat di siang hari, menerobos ancaman maut di tengah arus lalu lintas yang padat, kehausan, dan terkadang menahan lapar, untuk mencari sekeping demi sekeping uang dari menjual koran Tribun Timur.
Para loper mendapatkan marjin keuntungan yang sangat tipis, dan setelah Tribun Timur mencapai level pertumbuhan seperti saat ini, sudah waktunya memikirkan mereka: mempertinggi marjin keuntungan kawan-kawan loper itu.
Dengan harga Rp 2.000, marjin keuntungan mereka sangat tipis. Selama ini mereka sangat tertolong karena Tribun Timur laris manis. Mereka mendapatkan keuntungan yang sedikit, tapi sedikit dikali banyak, syukurlah, hasilnya menjadi banyak. Lewat kenaikkan harga ini, kami ingin mereka mendapatkan semakin banyak lagi.
Para agen, bosnya loper, pun juga kami harapkan mendapatkan keuntungan yang lebih. Dengan demikian, kesejahteraan loper dan agen, yang jumlahnya ratusan, juga ikut terangkat.
Kami berharap, dengan marjin keuntungan yang besar, loper dan agen bisa memberikan pelayanan yang lebih baik lagi.
***
Tribun Timur menambah halaman, 12 halaman sekaligus, menjadi 36 halaman, sejak Oktober 2008. Artinya, kami hadir lebih tebal dalam lima bulan terakhir.
Dengan 36 halaman, Tribun Timur menjadi koran daerah Kompas Gramedia pertama yang "diizinkan" kantor pusat untuk terbit setebal itu.
Yang luar biasa pula, Tribun Timur terbit dengan 36 halaman tanpa harus membebani kantong pembaca. Harga tidak naik, sama saja dengan harga 24 halaman. Kami ambil beban itu, beban operasional yang tidak murah itu, selama hampir setengah tahun, demi pembaca yang terhormat.
Penambahan halaman itu, di satu sisi, membuat kami gembira karena ternyata, volume iklan juga naik cukup tajam. Sedihnya, sering muncul kritik, penambahan 12 halaman itu tidak bisa maksimal dinikmati pembaca, karena bukan jumlah beritanya yang bertambah, melainkan iklannya.
Kami, para pengelola koran, dalam posisi yang serba dilematis: berita (produk) yang bagus berarti koran laku, iklan juga laris. Koran laku membuat iklan laris: iklan yang laris mengambil porsi ruang untuk berita.
Lalu? Tambah saja halaman, simple, sederhana. Ternyata tidak. Menambah halaman berarti menambah biaya. Seterusnya, menambah biaya berarti harus menaikkan harga. Lalu, menaikkan harga berarti membebani pembaca. Opsi membebani pembaca ini sedapat mungkin kami jauhi.
Dari awal kami menyadari, keputusan untuk tidak menaikkan harga kendati beban biaya bertambah akibat penambahan 12 halaman, pada saatnya harus dievaluasi. Inilah saatnya kami melakukan itu.
Hasilnya? Kami melihat indikator-indikator ini: Harga bahan cetak naik seperti tinta, plat, film, dan bahan-bahan kimia. Harga kertas demikian pula. Semua di luar kendali kami.
Tambahan pula, penurunan harga BBM tidak disertai penurunan biaya transportasi. Ongkos kirim kertas dari Jawa maupun biaya distribusi koran di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat tetap tak mau kompromi. Lagi-lagi di luar kekuasaan kami.
***
ADA yang bisa kami atur, di dalam genggaman kekuasaan kami, demi untuk pembaca. Pertama-tama tentu produk, berita maupun cara penyajiannya.
Komitmen kami, Selalu yang Pertama: menyajikan berita-berita eksklusif, lebih cepat, lebih dalam, lebih simple, lebih praktis, lebih bermanfaat.
Inovasi dan kreativitas dalam produk, kami yakini, merupakan kunci untuk selalu memenangkan persaingan. Kalau mau jujur, itulah rahasia Tribun Timur mengapa mendapatkan kepercayaan pembaca dengan cepat sehingga koran ini menjadi Pemimpin Baru di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Kami senantiasa berusaha untuk relevan: Nasib koran ini, bahkan nasib produk apapun, sangat tergantung pada sejauh mana ia relevan dengan kebutuhan konsumen (pembaca). Itulah kiblat kami, itu arah kami berkarya.
Rekan-rekan kami di bisnis (departemen bisnis) membuat inovasi, juga untuk pembaca: Tribun Family Card (TFC) Mandiri Debit.
Ini terobosan, bahkan untuk ukuran surat kabar manapun di Indonesia. Pelanggan cukup membayar tagihan langganan melalui SMS, melalui ATM, dengan fasilitas SMS banking dari bank terbesar di Indonesia, Bank Mandiri.
Pelanggan mendapatkan asuransi kecelakaan. Dengan TFC pun, pelanggan mendapatkan fasilitas diskon di ribuan merchant di seluruh Indonesia.
Pemegang kartu TFC juga mendapatkan harga khusus pada sejumlah event yang digelar Tribun Timur. Satu kartu, manfaatnya banyak. Begitulah kira-kira TFC.
Sebagai barang baru, kami mohon maaf, masih ada beberapa kendala dari sisi teknis. Cuma, kami percaya, itulah masa depan. Ke sanalah kami menuju. Kami harus menyempurnakannya demi kenyamanan pembaca.
Tribun Timur merupakan koran di bawah naungan Kompas Gramedia, kelompok penerbitan surat kabar terbesar di Indonesia. Lebih dari 200 perusahaan, sebagian besar perusahaan penerbitan surat kabar dan majalah kelas satu, bernaung di grup ini.
Kami sudah memulainya, bahkan sejak awal, membagikan bonus majalah atau tabloid produk Kompas Gramedia kepada pelanggan. Bonus-bonus serupa akan terus dikembangkan agar pelanggan mendapatkan benefit (manfaat) lebih.
Akhirnya, terima kasih atas kepercayaan pembaca selama ini. Kami mohon maaf harus melakukan penyesuaian harga. Salam hormat! (dahlan)
ASsalamu alaikum pak
ReplyDeletebsa kah tribun timur memuat berita tentang situs jejaring sosial anak makassar ini sebuah kebanggaan tersendiri bagi kita warga makassar
NAMA sitenya http://WWW.makassarlink.com
terima kasih pak
"Para loper mendapatkan marjin keuntungan yang sangat tipis, dan setelah Tribun Timur mencapai level pertumbuhan seperti saat ini, sudah waktunya memikirkan mereka: mempertinggi marjin keuntungan kawan-kawan loper itu."
ReplyDeleteDari kenaikan harga tersebut, Berapa persen untuk para loper? apa kenaikan harga 1000 akan diserahkan sepenuhnya ke loper?
mudah2xan bukan menjual kondisi loper untuk merasionalisasi kenaikan harga.