Wednesday, December 8, 2010

Musala di Ballezza Losari

Cewek-cewek dengan celana sangat pendek duduk santai menikmati minuman. Bule-bule menenggak bir.

Ini Ballezza, kafe di Pantai Losari, Makassar, pada petang hari. House music memecah kesunyian. Ribut malah.

Waktu Magrib hampir habis. Saya bertanya di mana musala kepada pelayan laki-laki, tinggi sedang, badan kurus, dengan tato yang membungkus tubuhnya. Ia memakai celana jins pendek.

"Ooo, di lantai dua, Pak," katanya berusaha ramah.

Saya naik tangga. Lantai dua sedang direnovasi. Suasananya darurat. Di pojok terletak musala.

Seusai mengambil wudhu di kamar yang gelap, saya membuka pintu musala.

Wanita langsing yang baru saja usai salat nyaris meloncat takut tersambar daun pintu.

Pintu saya buka dengan keras karena mengira ruangannya luas. Musala itu 2x2,5 meter saja. Plus lemari dinding di sana, musalah itu hanya cukup untuk dua orang saja.

Wanita muda itu mundur selangkah, mempersilakan saya salat di depannya. Saya terpaksa berdiri di tengah sajadah, takut menyentuhnya saat rukuk atau sujud.

Wanita itu melucuti mukenanya, berdandan, dan berkemas. Begitu lamanya hingga baru selesai setelah saya selesai salat.

Keluar dari musala, menuruni lantai dua, saya bertemu pohon Natal yang baru saja dimasukkan ke ruangan dalam. Ballezza menyambut Natal.


 Haji dan Umroh (112)  
Perang Irak (15)  
Laporan dari Hongkong (2) 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...