Cerita bermula ketika DPR dan MPR negeri adi daya itu, secara terpisah namun dalam waktu bersamaan, mencoba memerangi pembajakan melalui internet dengan mengajukan rancangan undang-undang antipembajakan di dunia maya.
Nama resmi RUU itu adalah Protect IP Act (PIPA) dan Stop Online Piracy Act (SOPA).
Pada mulanya, kedua RUU itu mendapat dukungan dari kalangan perusahaan dan asosiasi bisnis yang terus menerus dirugikan oleh situs-situs pembajak.
RUU itu ingin menghukum situs pembajak, terutama dari luar negeri, dengan misalnya menutup dan menghentikan akses mesin pencari terhadap situs tersebut.
Masalahnya, RUU itu juga akan menerabas lebih jauh, termasuk situs-situs di Amerika Serikat yang mungkin memiliki link terkait situs pembajak.
Ini era internet di mana keterbukaan dan kebebasan bukan cuma mutlak dan mencerdaskan melainkan juga sudah menjadi kitab suci. Mencoba merebut kebebasan itu sedikit saja sungguh suatu kejahatan besar.
Google, mesin pencari terbesar di dunia, termasuk yang memotori protes terhadap PIPA dan SOPA.
Dalam publikasi yang dimaksudkan untuk menggalang dukungan anti-PIPA dan SOPA, Google berseru: End Piracy, Not Liberty.
Google berpendapat, PIPA dan SOPA bertujuan baik namun dilakukan dengan cara yang salah.
Silakan akhiri pembajakan tapi jangan pernah mengakhiri kebebesan.
Dan ingat: upaya merebut kebebasan dari tangan pengguna internet tidak akan lagi pernah berhasil.
Pemblokiran situs pembajak, misalnya, hanyalah lelucon karena segera setelah situs itu diblokir, si empunya situs segera bisa membuat situs baru hanya dalam tempo beberapa detik. Bukan satu situs tapi seribu.
Ini dunia baru. Melawannya dengan cara-cara lama hanya akan melahirkan lawakan.
Senat dan Kongres AS, setelah protes bertubi-tubi dari para pemain raksasa internet seperti Google, Facebook, dan Wikipedia, akhirnya menunda pembahasan RUU tersebut.
Protes pemain internet, yang tidak mengerahkan massa secara fisik, sungguh efektif. Pada akhirnya, internet akan merupakan kerajaan baru, kerajaan yang dipimpin rakyat banyak, dan diatur dengan logika-logika baru.
Bumi sudah tua. Aturannyalah yang baru.
No comments:
Post a Comment