Dahlan Dahi
Dua teman, dua-duanya orang kaya. Satu pribumi kaya, salah satu dari 50 orang terkaya Indonesia versi Forbes (2012). Satu Tionghoa kaya, pemilik sejumlah trade center.
Keduanya pun sama, founder. Mereka merintis usaha, make things happen (membuat sesuatu dari tidak ada menjadi ada) --aspek paling penting dari kepemimpinan.
Dua orang kaya itu sama dalam beberapa aspek gaya kepemimpinan, salah satunya check and recheck.
Beberapa kali saya berurusan dengan keduanya. Satu hal sama: mana kala mereka merencanakan sesuatu, mereka akan mengeceknya berkali-kali. Mengeceknya sendiri, bukan lewat stafnya.
Pagi ini salah satu dari mereka menghendaki saya menghadiri langsung suatu acara yang mereka anggap penting. Dua hari lalu dia menelepon, meyakinkan saya untuk hadir.
Saya bilang siap Bos, tapi dalam hati saya tidak akan hadir. Acaranya jam 10 pagi, jam ketika biasanya saya sedang istirahat.
Lagi pula itu acara seremonial, acara berbengong-bengong ria.
Saya berubah pikiran ketika dia menelepon lagi kemarin. Dia mengecek lagi, "Bisa hadir, kan, Bos?"
Ini pasti serius, begitu saya berpikir. Dan dia menang: saya memutuskan untuk hadir.
Cukup? Tidak. Pagi-pagi dia menelepon. Dia basa-basi bicara sesuatu, tapi maksudnya jelas, ingin memastikan saya hadir.
Dengan pribumi kaya, pengalamannya malah luar biasa lagi. Dia pernah menelepon sampai hampir 20 kali dalam beberapa menit.
Bayangkan, orang kaya raya itu kuat dan sabar menelepon hampir 20 kali dan statusnya adalah "missed call" karena saya sedang tidur. Ketika bangun dan membuka telepon, saya melompat dari tempat tidur dan memastikan memenuhi keinginannya.
Saya kira, itulah mungkin salah satu resep terpenting dari sukses: check and recheck.
Lihat Juga:
Dua teman, dua-duanya orang kaya. Satu pribumi kaya, salah satu dari 50 orang terkaya Indonesia versi Forbes (2012). Satu Tionghoa kaya, pemilik sejumlah trade center.
Keduanya pun sama, founder. Mereka merintis usaha, make things happen (membuat sesuatu dari tidak ada menjadi ada) --aspek paling penting dari kepemimpinan.
Dua orang kaya itu sama dalam beberapa aspek gaya kepemimpinan, salah satunya check and recheck.
Beberapa kali saya berurusan dengan keduanya. Satu hal sama: mana kala mereka merencanakan sesuatu, mereka akan mengeceknya berkali-kali. Mengeceknya sendiri, bukan lewat stafnya.
Pagi ini salah satu dari mereka menghendaki saya menghadiri langsung suatu acara yang mereka anggap penting. Dua hari lalu dia menelepon, meyakinkan saya untuk hadir.
Saya bilang siap Bos, tapi dalam hati saya tidak akan hadir. Acaranya jam 10 pagi, jam ketika biasanya saya sedang istirahat.
Lagi pula itu acara seremonial, acara berbengong-bengong ria.
Saya berubah pikiran ketika dia menelepon lagi kemarin. Dia mengecek lagi, "Bisa hadir, kan, Bos?"
Ini pasti serius, begitu saya berpikir. Dan dia menang: saya memutuskan untuk hadir.
Cukup? Tidak. Pagi-pagi dia menelepon. Dia basa-basi bicara sesuatu, tapi maksudnya jelas, ingin memastikan saya hadir.
Dengan pribumi kaya, pengalamannya malah luar biasa lagi. Dia pernah menelepon sampai hampir 20 kali dalam beberapa menit.
Bayangkan, orang kaya raya itu kuat dan sabar menelepon hampir 20 kali dan statusnya adalah "missed call" karena saya sedang tidur. Ketika bangun dan membuka telepon, saya melompat dari tempat tidur dan memastikan memenuhi keinginannya.
Saya kira, itulah mungkin salah satu resep terpenting dari sukses: check and recheck.
Lihat Juga:
It was really excellent post. I was really looking for this one here to there & finally got it from your site. I'll visit this site again & will share your contents with my friend :)
ReplyDelete