Saya membayangkan, suatu waktu, untuk mempertahankan warisan budaya ini, pemerintah harus menggaji "sopir" dokar layaknya masinis kereta api.
Satu-satunya alasan mereka bertahan adalah pasar. Masih ada yang memakai jasa mereka.
Di beberapa kota, becak tradisional telah berganti betor yang lebih cepat.
Zaman berganti. Efisiensi dan efektivitas adalah panglima.
Kuda berganti mesin. Tenaga manusia berganti mesin.
Ada banyak masalah di sana tapi itulah yang masuk akal di zaman ini.
Mari menunggu "sopir" dokar menjadi PNS yang digaji negara atau dokar, suatu waktu, akan punah.
No comments:
Post a Comment