Monday, December 8, 2008

Era Kejayaan Golkar di Sulsel Akan Berakhir

Ask the Tribun Timur Editor
Sejak tahun 1971, Sulawesi Selatan adalah Golongan Karya (Golkar). Pejabatnya, pengusahanya, jaringan aktivis mahasiswa, jaringan aktivis pemuda, jaringan tokoh masyarakat, ulama, pendeta, dan pastor, artis lokal, tokoh nasional asal Sulsel di Jakarta, bahkan pengelola klub bola PSM Makassar.
Sejak 1998, begitu Soeharto dan rezimnya runtuh, sinar Golkar yang kuning tajam pelan-pelan pudar. Sulsel perlahan dihiasi warna hijau (PPP, PKS, PAN, dan partai-partai Islam) serta warna merah-putih (PDIP dan PDK).
Suara Golkar terkikis dari kisaran 90 persen, 60 persen, dan terakhir, pada pemilu 2009 nanti, diperkirakan sisa 35 persen. Salah satu penyebabnya: banyak pejabat penting di sini tidak lagi memakai baju kuning.
Golkar juga masih sulit menemukan jalan keluar bagaimana, sebagai partai lama, menampilkan wajah-wajah baru yang lebih segar. Calegnya banyak yang tua-tua.
Sebagai partai lama, Golkar terperangkap dalam kubangan tokoh-tokoh yang terkait KKN. Hamka Yandhu, Bendahara Golkar Sulsel dan anggota DPR RI yang tersangkut kasus BI, adalah salah satu contohnya. Nurdin Halid adalah contoh lain.
Prediksi mengenai suramnya masa depan Golkar di bekas lumbung suara Golkar ini datang dari Agus Arifin Nu'mang, sekarang wakil gubernur, dulu Sekretaris Golkar Sulsel. Bersama Syahrul Yasin Limpo yang juga tokoh Golkar, Agus naik ke singgasana lewat koalisi PAN, PDK, dan PDIP. Calon Golkar, Amin Syam (kini masih memimpin Golkar) dan Mansyur Ramly, tumbang.



Sumber: Tribun Timur, Makassar
Senin, 08-12-2008
Agus Prediksi Suara Golkar di Sulsel Hanya 35 %
Makassar, Tribun - Partai Golkar diprediksi sulit mendapatkan suara 50 persen di Sulawesi Selatan pada Pemilu 2009 mendatang.
Paling tinggi, partai beringin ini hanya akan mendapat suara sebanyak 35 persen.

Mantan Sekretaris Partai Golkar Sulsel yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu'mang, Minggu (7/12), mengatakan, kondisi politik di Sulsel sedikit banyak mempengaruhi perolehan suara Golkar di Sulsel.
"Dulu, ketua Golkar adalah gubernur, banyak juga ketua golkar daerah yang menjadi bupati. Sekarang kondisinya beda. Selain itu, jumlah partai yang ikut bertarung juga bertambah, bukan lagi 24 partai," kata Agus.
Indikasi paling utama penurunan suara Golkar di Sulsel adalah, makin banyaknya bupati yang bukan berasal dari Partai Golkar.
Utamanya di daerah selatan Sulsel seperti Bantaeng, Selayar, Bulukumba, Selayar, dan Sinjai.
Di daerah Luwu, hanya Palopo dan Luwu Timur saja yang dipimpin oleh kader Golkar. Kabupaten Luwu lima tahun ke depan akan dipimpin oleh koalisi partai PBB, PBR, dan PKS.
Sedangkan di Luwu Utara dipimpin oleh Luthfi Andi Mutti dan Arifin Djunaidi diusung oleh Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan (PPDK).
Menurut Agus, Golkar harus bekerja berat untuk memperoleh angka 50 persen perolehan suara di Sulsel. Salah satu caranya adalah mengoptimalkan para caleg yang akan bertarung di pemilihan legislatif nanti. Sistim suara terbanyak dianggap cukup efektif untuk mendongkrak suara Golkar.
Beberpa partai baru yang bisa menjadi ancaman Golkar di Sulsel di antaranya adalah Partai Hati Nurani Rakyat dan Partai Gerindra. Pasalnya di kedua partai ini, sejumlah kader Golkar bergabung dan memperkuat posisi partai barunya.

Tribun Timur, Selalu yang Pertama

Ada peristiwa menarik?
SMS www.tribun-timur.com di 081.625.2233
email: tribuntimurcom@yahoo.com

Hotline SMS untuk berlangganan koran Tribun
Timur, Makassar (edisi cetak) : 081.625.2266.
Telepon: 0411 (8115555) (rex)




2 comments:

  1. Golkar memiliki pondasi yang kuat. Memiliki sistem berjenjang.Golkar itu sistem. Golkar sebuah proses. Golkar tidak pernah menjadikan figur sebagai sentrum. Kefiguran penting dalam organisasi tapi yang tak kalah penting adalah sistem. Perbedaan partai kami dengan partai lain, baru melakukan konsolidasi menjelang pemilihan umum. Sementara fase konsolidasi Golkar usai Pemilu 2004 lalu. Sekarang fase pemeliharaan konstituen. Pelajaran kemarin, Bang Akbar diganti sebagai ketua tapi sistem organisasi tetap jalan.

    ReplyDelete
  2. Bung Farouk, terima kasih atas penjelasannya yang membuat masalahnya lebih colourful, lebih banyak dimensi, dan sisinya. Moga-moga dengan itu semua, kita bisa melihat masalahnya secara lebih utuh.

    Salam

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...