Friday, August 22, 2008

Rizal Mallarangeng di Kantor Tribun Timur

Ask the Tribun Timur Editor
Kantor Tribun Timur, Jumat (22/8/08) sore. Sekitar 10 motor gede menderu-deru di halaman kantor. Sebuah mobil pengawal polisi menyertai. Tamu yang dikawal mengendarai mobil Toyota Fortuner. Dari dalam mobil keluar seorang pria tinggi, rambut rapi, cukup langsing: Dialah Rizal Mallarangeng.

Sehari sebelumnya, manager kampanye Rizal menelepon saya, mengabarkan RM09 (begitu "inisial" Rizal Mallarangeng), rencana bertandang ke kantor Tribun. Ini kunjungan satu-satunya ke koran di Makassar, selain serangkaian aktivitas Rizal di kota ini.
Rizal anak muda, lahir di Parepare, kota dagang 155 kilometer dari Makassar. Usia 43, doktor dari Amerika Serikat, konsultan politik, presenter, akademisi, staf ahli di Kementerian Koordinator Polkam dan Kementerian Kesra.
Iklannya menghiasi sejumlah media massa, mengkampanyekan calon presiden muda dan perubahan. Dia calon presiden.
Bertemu dengan kru Tribun Timur, Rizal merasa seperti di rumah sendiri. Sewaktu kuliah di UGM Yogyakarta, Rizal mengungkapkan, dia menjadi redaktur opini dan politik harian Bernas, koran yang dikelola Kelompok Kompas Gramedia (kini Kompas Gramedia, KG).
Tribun Timur adalah satu 11 koran daerah yang dikelola PT Indopersda Primamedia (terkenal dengan nama "Persda"), divisi koran daerah KG. Selain Tribun Timur, ada Tribun Kaltim, Tribun Batam, Tribun Pekanbaru, dan Tribun Pontianak. Menyusul Tribun yang lain.
Koran daerah lain yang dikelola Persda tapi tidak memakai merek Tribun adalah Serambi Indonesia (Aceh), Banjarmasin Pos (Banjarmasin), Bangka Pos (Bangka), dan Pos Kupang (Kupang).
Harian Surya dan Warta Kota juga masuk dalam KG tapi secara organisasi tidak masuk ke Persda. Dua koran itu dikelola langsung oleh Kompas.
Mengenang Bernas, yang kini tidak lagi dikelola Persda, Rizal seolah terbang ke masa lalu. Masa ketika honor penulis opini cukup besar, Rp 75 ribu satu tulisan, ketika SPP UGM hanya Rp 40 ribu per semester.
"Sekali saya menulis opini, saya bisa melunasi SPP dan mentraktir teman-teman," katanya.
Dia bercerita tentang mengapa orang muda harus tampil sebagai calon presiden dan betapa ia tidak berambisi untuk memenangkan pertarungan riil dan cukup puas bila bisa mengkampanyekan perlunya orang muda tampil, pentingnya sirkulasi elite politik yang bagus.
Ia mengakui mendapatkan sejumlah celaan karena dia "nekat" menjadi calon presiden, tapi tidak sedikit yang memberikan apresiasi.
"Sirkulasi udara kita 10 tahun terakhir tidak berubah, itu-itu saja. Saya datang seolah memberi hawa baru dan harapan baru," katanya.
Tulisan mengenai diskusi dengan Rizal akan dimuat di Tribun Timur edisi hari Sabtu, 23 Agustus 2008.


Berita Terkait:
* Rizal Ingin Pemimpin Muda

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...