Monday, September 15, 2008

Air Asia, Bandara Hasanuddin, dan Masa Depan Rute Makassar-Kuala Lumpur

Ask the Tribun Timur Editor
Air Asia mengeluhkan pelayanan bea cukai di Bandara Hasanuddin, Makassar. Frekwensi penerbangan dikurangi dan pengusaha lokal memback up Air Asia.


Sumber: Tribun Timur, Makassar
Senin, 15-09-2008
Soal Air Asia, Wagub Temui Bea Cukai
Makassar, Tribun - Menanggapi keluhan manajamen Air Asia rute Makassar-Kuala Lumpur yang terus merugi karena load factor yang minim, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang mengaku sudah menemui berbagai pihak untuk mengatasi masalahnya.
"Saya sudah bertemu dengan pejabat Bea Cukai dan mereka merespon keluhan manajemen Air Asia mengenai pembayaran pajak di bandara dan mereka merespon positif hal tersebut. Kami segera membenahi semua kekurangan yang ada," kata mantan Ketua DPRD Sulsel ini, di rumah jabatannya, Minggu (14/9).

Menurut Agus, hal yang perlu dilakukan dalam waktu singkat, yakni mempertemukan asosiasi travel dengan Air Asia, sebab Kota Makassar adalah pintu gerbang Indonesia Timur sehingga Air Asia bisa diharap memberi alternatif connecting flight selain rute Makassar-Kuala Lumpur.
"Air Asia bisa memberi alternatif tujuan yang kerap dikunjungi warga Indonesia, misalnya Singapura, Beijing, Hongkong, atau Arab Saudi untuk perjalanan Umrah," katanya.
Harapannya, masyarakat Indonesia bagian timur yang hendak ke luar negeri tidak perlu melalui Jakarta, tapi cukup dari Makassar.
Begitupula dengan wisatawan asing, jika ingin ke bagian timur Indonesia bisa masuk melalui Makassar dengan menggunakan Air Asia. Itu lebih efisien dari segi biaya dan waktu.
"Yah tentu ada beberapa hal yang mesti disesuaikan, misalnya jadwal penerbangan. Karena selama ini terbangnya malam, sehingga tiba di Kuala Lumpur sudah dinihari. Selain itu, promosi dan program tur juga dapat ditingkatkan dengan asosiasi travel.(opi)

Pengusaha Makassar Mengecam

SEBELUMNYA para pengusaha di Makassar mengecam dua instansi yang dianggap menghambat investasi di Makassar. Khususnya saat maskapai penerbangan internasional Air Asia mengeluh karena load factor mereka tidak sampai 30 persen setiap hari.
Kecaman muncul dari sejumlah assosiasi pengusaha di antaranya Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Makassar, PHRI Makassar, Hipmi Sulsel, dan Asita Sulsel.
Dua instansi yang dianggap sangat menghambat investasi tersebut adalah Kanwil Pajak Sulsel dan Bea Cukai yang bertugas di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin.
Ulah para petugas kedua instansi tersebut ditengarai oleh Air Asia sebagai penyebab utama rendahnya load factor Air Asia yang melayani rute Makassar-Kuala Lumpur, Malaysia.



Kamis, 11-09-2008
Sehari, Air Asia Angkut 16 Orang
Makassar, Tribun - Selama dua bulan lebih membuka rute Makassar-Kuala Lumpur, Malaysia, maskapai Air Asia, mengaku merugi karena load factor.
Maskapai yang memberlakukan tarif murah ini setiap hari mengangkut penumpang dari Makassar ke Kuala Lumpur dan sebaliknya, kurang dari 30 persen dari kapasitas angkut.

Penyebabanya sepele, penumpang merasa sistim birokrasi di Bandara Sultan Hasanuddin terlalu berbelit-belit.
Selain itu, privasi penumpang yang akan terbang dan mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin sering terganggu dengan ulah petugas custom (bea cukai). Petugas sering membuka tas dan barang bawaan penumpang di depan penumpang lain.
"Hal inilah yang membuat banyak penumpang yang melalaui travel agen lebih memilih berangkat melalui bandara lain seperti Bali dan Jakarta untuk selanjutnya berangkat menuju Malaysia," kata Manajer Station Air Asia Makassar, Irene, saat melakukan audience dengan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, Rabu (10/9).
Menurut Irene selama dua bulan mereka beroperasi melayani rute Makassar-Kuala Lumpur, jumlah penumpang mereka selalu tidak memuaskan. "Kemarin (Selasa, 9/9) saja, jumlah penumpang yang kami berangkatkan hanya 16 orang. Padahal jumlah seat yang kami miliki 180," keluh Irene.
Kebijakan kantor Wilayah Pajak Sulsel menempatkan stafnya di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin untuk menarik fiskal kepada setiap penumpang internasional juga dianggap sangat mengganggu.
"Di mana-mana bandara internasional, pembayaran fiskal dilakukan melalui bank dan tidak secara langsung," ujar Irene.
Karena terus menurunnya load factor Air Asia dari Makassar ke Kuala Lumpur, perusahaan ini berencana mengurangi jumlah penerbangan dari semua tiap hari menjadi empat kali sepekan.

Gubernur Geram
Menanggapi hal ini, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, mengaku geram dan akan menindaklanjuti permasalahan ini dengan memerintahkan Kepala Dinas Perhubungan Sulham Hasan dan Kadis Pariwisata Ama Saing untuk menyelesaikannya paling lambat sepekan. "Kalau tidak selesai, jangan lihat saya lagi," kata Syahrul kepada kedua bawahannya itu.
Dalam laporan sebelumnya, kedua pejabat ini mengaku tidak ada masalah yang berarti dengan penerbangan Air Asia, termasuk dengan masalah birokrasi. "Saya akan selesaikan masalah ini secepatnya," tandas Syahrul.



Kamis, 11-09-2008 | 17:08:05
Air Asia Turunkan Frekuensi Penerbangan ke Makassar
Laporan: Ina Maharani. totoro785@yahoo.com

Makassar, Tribun - Akibat dari tidak profesionalnya pengelolaan penerbangan internasional di Makassar sehingga traffic jumlah pengguna turun, manajemen Air Asia menurunkan jumlah penerbangan dari tujuh hari menjadi hanya empat hari.

Hal ini membuat khawatir pihak asosiasi yang berhubungan dengan pengusaha dan pariwisata di Sulawesi Selatan. Karena jika Air Asia kemudian memutuskan hengkang, Makassar serta Sulsel yang akan dirugikan.

Demikian diungkapkan dalam jumpa pers yang dilaksanakan di Executive Lounge Clarion Hotel Makassar, Kamis (11/9). Dalam jumpa pers tersebut hadir Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Makassar Anggiat Sinaga serat Ketua Kamar Dagang dan Industri Makassar Bahar Ngitung.

Kemudian juga ada Wakil Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Sulawesi Seatan Eka Firman, Ketua Hipmi Makassar Troy Martino, Wakil Ketua Asosiasion of The Indonesia Tours and Travel Agent Sulsel Didi Leonardo serta anggota ASITA Andi PArenrengi.

Tidak hanya jumlah wisata yang menurun, namun dari segi bisnis, ini akan membuat nama Makassar dan Sulsel sangat buruk. "Ini bisa menutup peluang investasi yang akan masuk, tidak hanya dari provider jalur internasional namun juga dari bidang lain," ujar Eka.(*)



Kamis, 08-05-2008
Juli, Air Asia Terbang Langsung Makassar-Kuala Lumpur
Makassar, Tribun - Maskapai penerbangan Malaysia, Air Asia, dipastikan mulai melayani rute Makassar-Kuala Lumpur mulai Juli mendatang.
Manajemen Air Asia memastikan hal tersebut dalam pertemuan dengan Dinas Pariwisata Sulsel di Gedung Mulo, Makassar, Rabu (7/5).

Sehari sebelumnya, manajemen penerbangan low cost carrier (berbiaya murah) bertemu Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo di Jakarta.
"Kami akan mulai melayani rute baru ini (Makassar-Kuala Lumpur) bulan Juli dengan pesawat Airbus 320," kata Manager Strategic Planing Air Asia, Yap Mun Chin. Ia didampingi sejumlah manajemen Air Asia Malaysia dan Indonesia.
Pertemuan dipimpin Wakil Kepala Dinas Pariwisata Sulsel Ama Saing, dihadiri Kepala Dinas Pariwisata Makassar Eddy Kosasih Parawansa, Koordinator Indonesia Timur DPP Asita Nico B Pasaka, Ketua PHRI Sulsel dan Makassar Ilhamsyah Mattalatta, dan Anggiat Sinaga.
Kapasitas pesawat yang dipakai untuk penerbangan ini berjumlah 180 seat. Seluruhnya kelas ekonomi.
Untuk perjalanan pulang pergi, Air Asia menawarkan tarif paling tinggi hanya 200 dolar AS atau Rp 2 juta. Rencananya, empat kali penerbangan satu minggu.
Rencana Air Asia untuk melayani rute Makassar-Kuala Lumpur sebenarnya sudah direncanakan empat tahun lalu.
Namun karena berbagai hal, termasuk soal studi kelayakan, baru tahun ini rencana tersebut bisa diwujudkan.
Sebelumnya, Pemerintah Kerajaan Malaysia kementerian perlancongan (pariwisata) juga menyatakan komitmen penerbangan langsung Makassar-Kinabalu dengan maskapai Wing Global, anak perusahaan Malaysia Air Service. Tetapi rencana itu belum diwujudkan.
Maskapai Keempat
Inilah penerbangan internasional keempat yang melayani rute Makassar ke luar negeri di Bandara Hasanuddin.
Sebelumnya ada Malaysian Air (Makassar-Kuala Lumpur), Silk Air (Makassar-Singapura), dan Garuda Indonesia (Makassar-Surabaya-Singapura).
Ketiga penerbangan itu menutup rute ini karena merugi. Malaysian Air dan Silk Air menutup rute awal 2000 silam.
Sedangkan Garuda Indonesia menutup rute baru bulan Juli 2006 lalu. Semuanya dengan alasan merugi.
Nico B Pasaka mengatakan, ketiga maskapai tersebut menggulung rutenya bukan hanya karena harga tiketnya mahal.
Melainkan juga karena Sulsel saat itu tidak sepenuhnya siap menerima penerbangan internasional.
"Kami tidak ingin penumpang internasional yang baru tiba diobok-obok lagi di bandara. Kemudian penumpang juga ditagih fiskal oleh orang pajak. Mestinya kan orang bank. Ini jangan terjadi lagi sehingga warga asing yang datang tidak merasa dicurigai," kata Nico.
Pembicaraan Alot
Dalam pertemuan itu, para praktisi pariwisata sempat melontarkan pertanyaan tentang insentif yang bisa diberikan kepada Air Asia.
Ini didasarkan pada pengalaman pemerintah daerah di Indonesia yang rela memberikan insentif agar maskapai asing betah.
Di seluruh daerah di Sumatera, seluruh penumpang internasional gratis fiskal.
Sementara di Solo, Jawa Tengah, Air Asia mendapatkan 50 persen marketing fund (bantuan pemasaran) dari pemerintah daerah. Kompensasinya, Air Asia langsung mengadakan penerbangan setiap hari.
Pembicaraan mengenai ini sempat alot sebab, Ama Saing tidak segera menjawab pertanyaan tersebut.
Bagi kalangan praktisi pariwisata, insentif itu diperlukan untuk merangsang masyarakat dan bisnis penerbangan, antara lain agar tarif lebih murah.
Setelah didesak, Ama Saing baru menjawab. Pihaknya tidak bisa menggratiskan fiskal.
Sebab, pengratisan fiskal hanya berlaku untuk kota yang terikat perjanjian BIMP-eagra (Brunai Indonesia Malaysia Philipine-East Asia Growth Area). Makassar terikat namun Kuala Lumpur tidak.
Namun tentang insentif, Ama mengatakan, hal itu akan dibicarakan secara teknis dengan gubernur.
"Jadi hal yang sifatnya teknis insentif, itu akan kami lakukan pertemuan tersendiri dengan gubernur. Kami belum bisa memastikannya sekarang," katanya.
Insentif Bandara
Yap Mun Chin juga sempat angkat bicara mengenai ini. Insentif tidak harus diberikan oleh pemerintah daerah.
Perusahaan operator bandara juga bisa memberikan insentif berupa keringanan kepada maskapai penerbangan.
Di Bandara Guangzhou, China, operator bandara memberikan keringanan landing fee selama dua tahun kepada Air Asia.
Bandara Internasional Changi, Singapura, bahkan berani menggratiskan landing fee selama lima tahun.
Dalam pertemuan kemarin tidak ada perwakilan dari Bandara Hasanuddin.
Tetapi Yap mengatakan, Air Asia telah mendapatkan pemotongan 50 persen landing fee selama dua tahun dari PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Hasanuddin.
"Sesungguhnya, ada atau tidak ada insentif, kami tetap akan membuka rute Makassar-Kuala Lumpur. Insentif bisa mengikat kami agar bertahan lama. Tanpa insentif, kalau enam bulan tidak menguntungkan, kami akan tutup rute ini," kata Yap Mun Chin.


Rabu, 25-06-2008
Hari Ini AirAsia Mendarat di Makassar
Makassar, Tribun - Setelah melakukan penjajakan di Kota Makassar, akhirnya AirAsia membuka Sales Counter di Makassar untuk melayani penerbangan Makassar-Kaula Lumpur dan Kaula Lumpur, Malaysia-Makassar.

"Setelah melakukan kunjungan ke Makassar, pejabat terkait memberi respon positif, mulai hari ini, Rabu (25/6), AirAsia mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar," kata Public Relation AirAsia Indonesia Ryana Yahya Nasution saat dihubungi Tribun, Senin (24/6).
Menurutnya, dalam rangka pembukaan rute Makassar tersebut, AirAsia menawarkan 15 ribu kursi gratis dari Kuala Lumpur tujuan Makassar dan sebaliknya.
Pembukaan sales 25-29 Juni 2008 dan AirAsia menawarkan 15 ribu kursi gratis dari Kuala Lumpur-Makassar dan sebaliknya berlaku hingga awal September 2008. Paket tersebut belum termasuk tax airport, dan pajak bandara lainnya.
"Penawaran tersebut hanya berlaku via online booking melalui internet dengan cara mengakses melalui website www.airasia.com," jelasnya.


Selasa, 29-07-2008
Hanya Dilayani Tiga Gadis Cantik
Catatan dari Terbang Perdana Bersama AirAsia Makassar- Kuala Lumpur (1)

Selamat malam, silakan masuk. Sapaan dengan dialek khas Melayu meluncur mulus dari bibir tiga pramugari di pintuk masuk pesawat. Ketiganya didampingi seorang pramugara yang juga bertindak sebagai senior crew dalam penerbangan perdana AirAsia di rute internasioanl, Makassar-Kuala Lumpur, Jumat (25/7) malam lalu.

Tenyata, hanya ketiga wanita inilah yang akan melayani kebutuhan 150 penumpang selama penerbangan itu. Padahal, di maskapai penerbangan lain yang menggunakan pesawat sejenis, Air Bus seri 320 (A320), paling tidak dilayani 6-7 pramugari.

Gambaran kru inilah salah satu yang menjelaskan, kenapa tiket AirAsia bertarif murah. Belum lagi soal penjualan tiket yang malah tidak menggunakan staf di setiap daerah yang dilayaninya karena menggunakan sisten online. Calon penumpang tinggal meng-klik www. AirAsia.com, sudah bisa dapat tiket tanpa bantuan staf. Pokoknya, semua serba efisien.

Cabin crew terlihat adalah para pekerja berat. Selama penerbangan Makassar-Kuala Lumpur yang memakan waktu sekitar tiga jam lima belas menit, mereka nyaris tidak pernah duduk. Hanya saat pesawat take off dan menjelang landing.

Tugas pramugari ini memang berat. Selain melayani penumpang yang punya kebutuhan khusus, ketiganya juga bekerja menjajakan makanan, minuman, dan cinderamata. Mereka dengan setia melayani pesanan makanan penumpang mulai dari sekadar air mineral hingga nasi kuning.

'Meskipun biaya hemat (murah) kami tidak akan mengurangi pelayanan keselamatan. Seluruh sistem diperiksa setiap penerbangan. Kami tidak bisa main-main karena menyangkut nyawa penumpang," kata Presiden Direktur Indonesia AirAsia, Dharmadi, saat jumpa pers bersama Gubernur Syahrul Yasin Limpo pada pelepasan penerbangan perdana tersebut di VIP Room Bandara Internasioanl Sulltan Hasanuddin. Syahrul diundang khusus ikut dalam penerbangan perdana tersebut.

Layanan jasa seperti ini sangat cocok bagi penumpang yang hanya ingin terbang tanpa embel embel makanan, tanpa layanan airport lounge, tanpa mengikuti program loyalty frequent flyer miles. Semua ini lebih baik ditukar dengan harga kursi yang 80 persen jauh lebih murah dibandingkan dengan mengikutsertakan layanan-layanan tersebut.
Makanan dan minuman tidak termasuk dalam harga tiket namun tersedia snack attack yang menyajikan berbagai macam pilihan lezat untuk makanan dan minuman dengan harga yang terjangkau. Tamu dapat membelinya di dalam pesawat. Makanan bisa dibeli dengan rupiah atau ringgit.

Kru selalu membawa kalkulator untuk menghitung kurs atau uang kembalian. Jika ada uang kembalian, pramugari langsung memberikan di tempat. Seperti sistem belanja di pedagang asongan di bus kota, namun tentu dengan kualitas layanan dan tampang yang jauh berbeda.

Tribun Timur, Selalu yang Pertama

Ada peristiwa menarik?
SMS www.tribun-timur.com di 081.625.2233
email: tribuntimurcom@yahoo.com

Hotline SMS untuk berlangganan koran Tribun
Timur, Makassar (edisi cetak) : 081.625.2266.
Telepon: 0411 (8115555) (misbahuddin )


Rabu, 30-07-2008
Menakar Daya Tahan di Rute Makassar-KL
catatan dari terbang perdana airasia (2-selesai)

MASKAPAI penerbangan internasional AirAsia sukses dalam penerbangan perdana melayani rute Makasar-Kuala Lumpur, Jumat (25/7) lalu.
Penerbangan menelan waktu tiga jam 15 ini mendarat mulus di Kuala Lumpur Intenational Airport sekitar pukul 24.00 wita. Waktu Makassar sama dengan Kuala Lumpur.

Wajah-wajah ceria menghiasi wajah para penumpang yang jumlahnya 150 orang. Mereka menginjakkan kaki di Negeri Jiran hanya dengan membayar rata-rata harga tiket sekitar Rp 350 ribu. Padahal, jika pakai Garuda Indonesia, misalnya, biayanya di atas Rp 1 juta.
Gubernur Susel Syahrul Yasin Limpo bersama rombongan diundang khusus turut serta dalam penerbangan ini sekaligus melakukan promosi di Kuala Lumpur. Presiden Direktur Indonesia AirAsia, Captain Dharmadi tampak berseri-seri saat ikut melepas para penumpang penerbangan perdana ini.
Dia mengku sangat senang dan optimistis karena load factor penerbangan tersebut di atas hampir 90 persen atau di atas load factor ekonomis yang hanya sekitar 65-70 persen. Meski begitu, sejumlah pertanyaan masih belum terjawab.
Misalnya, apakah AirAsia akan terus eksis di rute ini? Pertanyaan ini selalu muncul karena tiga maskapai penerbangan sebelumnya, Malaysia Air Sevice (MAS), Silkair, dan Garuda Indonesia, harus tutup karena alasan kekurangan penumpang.
Memang ada perbedaan antara tiga maskapai sebelumnya dengan AirAsia dari sisi biaya. AirAsia adalah maskapai dengan konsep low cost carrier (LCC) atau penerbangan berbiaya hemat, nyaman, dan tetap aman.
Namun, sejumlah pengusaha yang ikut serta dalam penerbangan itu, tetap pesimistis. Bukan karena orang Sulsel kurang yang berpergian ke Kuala Lumpur, namun lebih pada dukungan semua stake holder yang ada seperti bea dan cukai, imigrasi, dan pajak.
Ketua Perhimpunan Objek Wisata Sulsel Ilham Alim Bachrie yang ikut dalam penerbangan perdana tersebut menilai eksistensi AirAsia di rute tersebut tidak akan panjang jika melihat dukungan pihak-pihak seperti yang dilihatnya.
Yang paling menakutkan bagi penumpang adalah sistem pembayaran pajak yang dinilainya "norak". Di Makassar penumpang membayar fiskal tunai ke petugas pajak yang membuka counter di bandara.
Saat membayar, data-data pribadi mereka termasuk alamat lengkap dicatat petugas. Padahal di tempat lain, pembayaran fiskal dilakukan di bank. Artinya, alamat mereka tidak ketahuan petugas pajak.
"Mereka khawatir, jangan-jangan setelah pulang dari luar negeri didatangi lagi petugas pajak dengan pertanyaan macam-macam. Nah, kalau sudah khawatir seperti itu, tentu mereka pergi lewat bandara lain," katanya.
Hal, sama untuk untuk petugas bea dan cukai. Saat rombongan undangan AirAsia pulang dari Kuala Lumpur, Minggu (27/7) malam, misalnya, terjadi insiden yang mengundang perhatian pengunjung.
Petugas mengacak-acak bawaan sejumlah penumpang lalu ditinggalkan begitu saja sehingga mereka protes. Perlakukan seperti juga menjadi keluhan penumpang tiga maskapai sebelumnya.
"Ya, beruntunglah kita ini karena masih berani protes. Kalau penumpang lain (menyebut nama etnis tertentu) mereka hanya diam, tapi tidak lewat sini lagi kalau mau berpergian atau pulang dari luar negeri. Akhirnya, load factor pesawat turun lagi lalu tutup," kata Kepala Biro Perlengakapan Pemprov Sulsel, Tau Toto Tanaranggina yang ikut pula dalam rombongan gubernur.

Tribun Timur, Selalu yang Pertama

Ada peristiwa menarik?
SMS www.tribun-timur.com di 081.625.2233
email: tribuntimurcom@yahoo.com

Hotline SMS untuk berlangganan koran Tribun
Timur, Makassar (edisi cetak) : 081.625.2266.
Telepon: 0411 (8115555) (misbahuddin h)



Jumat, 25-07-2008 | 19:17:39
Penerbangan Perdana Airasia ke Kuala Lumpur Dimulai
Laporan: Misbahuddin Hadjdjini. tribuntimurcom@yahoo.com

Makassar, Tribun - Panitia prosesi penerbangan perdana airasia rute Makassar-Kuala Lumpur sudah bersiap-siap di ruang VIP Bandara Internasional Sultan Hasauddin, Makassar.
Acara ini akan dihadiri gubernur Sulsel syahrul yasin limpo, Kejati Sulselra Hamzah Taja dan sejumlah unsur muspida.

Airasia merupakan maskapai berbiaya hemat terkemuka dan terbesar di asia. Selain rute internasional, Airasia juga melayani rute domestik melalui Bandara Hasanuddin seperti ke Banjarmasin, Kendari, Manado, Palu, Gorontalo, Ambon, Jayapura, dll.

Untuk penerbangan perdana ke Kuala Lumpur ini Airasia menggunakan pesawat dengan nomor penerbangan AK1026, membawa 150 penumpang.

Pesawat tersebut masih dalam perjalanan dari Kuala Lumpur membawa penumpang 145 orang. Penumpang asal Kuala Lumpur ini akan disambut khusus oleh Gubernur Sulsel Syahrul YL dan jajarannya dengan tarian dan kesenian khas sulsel.(*)


Jumat, 11-07-2008
Air Asia Buka Rute Makassar-Malaysia 25 Juli
Makassar, Tribun - Manajemen Air Asia mulai membuka rute penerbangan Makassar-Kuala Lumpur, mulai 25 Juli. Jalur baru ini akan dibuka setiap hari dengan pesawat Airbus 320 berkapasitas 184 penumpang.
Demikian disampaikan Direktur Distribusi dan Pemasaran Air Asia Widijastoro Nugroho saat melaporkan rencana pembukaan jalur itu kepada Gubernur Syahrul Yasin Limpo, di ruang kerjanya gubernur, Kamis (10/7).

Manajemen Air Asia berharap bekerjasama bisa lebih diperluas dengan komponen pariwisata yang nantinya memiliki efek pada perdagangan dan ekonomi.
Dalam perbincangan tersebut, berkembang rencana mengangkat tema Lovely December Toraja sebagai jargon untuk memperkenalkan daerah ini ke Malaysia.
Didampingi Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Ama Saing, Gubernur Syahrul menyambut baik rencana tersebut.



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...