Ask the Tribun Timur Editor
PSM sedang dalam masalah besar. Bermula dari kekalahan 1-3 dari tim tamu Persela Lamongan, Senin (15/09/08) lalu. Kekalahan berbuntut kerusuhan oleh suporter, lalu ada sanksi keras dari PSSI, dan terakhir, aroma politiknya juga sudah mulai terlihat lebih jelas.
Sumber: Tribun Timur, Makassar
Rabu, 17-09-2008
Syahrul Siap Ambil PSM
Usai Kerusuhan Suporter Saat Pertandingan Lawan Persela di Mattoanging; Nasib PSM Ditentukan BLI Hari Ini; Lokasi Pertandingan PSM vs PSMS Belum Jelas; Pengurus YOSS Sesalkan Pengrusakan Stadion
Makassar, Tribun - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo menegaskan, siap mengambil alih manajemen PSM Makassar jika dibutuhkan.
"Kalau saya disuruh untuk menangani PSM, akan saya jalani," kata Syahrul di Gubernuran, Makassar, sebelum bertolak ke Wajo, Selasa (16/9).
Syahrul dimintai tanggapannya terkait dukungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel terahdap PSM dan insiden kerusuhan suporter di Stadion Mattoanging, Andi Mattalatta, saat menjamu Persela Lamongan, Senin (15/9).
Kerusuhan pecah saat PSM ketinggal 1-3 dari tim tamu. Ribuan penonton dari tribun terbuka menyerbu masuk ke lapangan dan melempar setelah membobol pagar.
Akibat kerusuhan tersebut, sejumlah fasilitas di dalam stadion rusak, termasuk gawang di sisi selatan yang dibakar. Suporter juga bentrok dengan polisi dan sejumlah panitia pelaksana pertandingan.
Badan Liga Indonesia (BLI) akan membahas sanksi yang akan diberikan kepada tim Ayam Jantan dari Timur itu setelah insiden tersebut.
Direktur BLI, Djoko Driyono, mengatakan pihaknya sudah menerimalaporan dari pengawas pertandingan soal kerusuhan tersebut.
"Besok (hari ini), BLI akan menggelar sidang komisi disiplin terkait peristiwa itu. Kami belum mengundang pihak PSM untuk menjelaskan duduk perkaranya," katanya.
PSM terancam terkena sanksi pertandingan partai usiran saat menjadi tuan rumah dan denda uang minimal Rp 150 juta.
Sementara pengurus Yayasan Olahraga Sulsel (YOSS) menyesalkan insiden di Mattoanging, apalagi berujung pada pengrusakan fasilitas stadion.
Ketua Umum YOSS, Andi Ilhamsyah Mattalatta, mengatakan, manajemen PSM dan panitia pelaksanakan pertandingan belum melaporkan kejadian tersebut kepada pihaknya, apalagi meminta maaf.
Hingga tadi malam, pesan pendek (SMS) yang mengomentari insiden kerusuhan di Mattoanging masih terus masuk ke pusat SMS Tribun.
Harus Efisien
Syahrul meminta komitmen semua pihak untuk membantu memenangkan tim kebanggaan rakyat Sulsel itu.b Mantan Bupati Gowa dua periode dan mantan Wakil Gubernur Sulsel ini menganggap kekalahan PSM di pertandingan Senin malam hanya karena PSM tidak lucky (beruntung). Menurutnya, banyak hal yang harus diperhatikan dalam manajemen PSM Makassar. Di antaranya adalah matriks program, pembinaan, sumber daya manusia, ofisial, pemain, serta dukungan dana yang harus efisien.
Selain itu, dukungan dari publik, termasuk para suporter, sangat berperan dalam membangun tim ini.
Syahrul tidak mengomentari apa yang harus dilakukan oleh manajemen PSM ke depan agar bisa menjadi juara.
"Pemprov siap membantu PSM. Bentuk bantuan itu tidak selamanya harus dalam bentuk budget, tapi juga bisa dalam bentuk lain misalnya manajemen dan sebagainya," ujar Syahrul.
Soal kerusuhan yang terjadi, menurut Syahrul, hal itu terjadi karena fanatisme para suporter yang tidak terkendali.
Sebelumnya, pengurus PSM bertemu dengan Syahrul membahas krisis dana yang sedang melanda tim ini (lihat, Loyo karena Gajian Telat).
Setuju
Dikonfirmasi terpisah, Manajer PSM, M Ishlah Idrus, pihaknya mengaku terkejut dengan komentar gubernur yang bersedia menangani PSM bila diminta.
Dia menyebut pernyataan Syahrul itu sebagai bentuk perhatian pemerintah daerah kepada PSM. "Ini adalah ajakan positif. Tapi apakah PSM akan menjadi milik pemprov, saya belum bisa menjelaskan karena status saya hanya pengelola," kata Islah.
Namun, niat baik Syahrul tersebut juga harus dibahas bersama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar sebagai pemilik klub.
"Bila saja PSM jadi dikelola oleh gubernur, maka akan muncul pertanyaan dari klub-klub daerah lain seperti Gaspa Palopo, Persim Maros, Persigowa, dan sebagainya," tambah dosen Politeknik Negeri Ujungpandang ini.
Ada Sanksi
Sementara Djoko mengatakan, soal sanksi apa yang akan dijatuhkan, pihaknya saya belum bisa memberi gambaran. "Saya takut mendahului. Intinya akan ada sanksi tak terkecuali untuk suporter," ujarnya.
Tidak ada korban dalam kerusuhan di Mattoanging. Polisi hanya mengamankan dua orang yang diduga provokator namun belum ada penjelasan kedua orang tersebut.
Sedangkan manajemen PSM menilai, kemungkinan besar PSM tidak akan terkena denda, namun panitia pertandingan yang terkena hukuman tersbut.
Menurut Islah, pengelola PSM sudah menerima surat dari BLI yang dikirim melalui faksimili namun isinya bukan terkait dengan kerusuhan suporter. "Kami hanya diberitahu kalau pemain kami, Oudja Lantame Sakibou, terkena akumulasi saat melawan PSMS Medan, 20 September nanti," jelas Islah.
Dia berharap, sanksi yang diberikan dieksekusi pada saat pertandingan setelah PSM menghadapai PSMS. "Kita khawatir karena panitia sudah mencetak tiket untuk pertandingan tersebut," katanya.
Sebelumnya, PSM juga pernah mendapat sanksi teguran dari BLI pada kompetisi musim lalu. PSM pernah mendapat sanksi bertanding tanpa penonton di Ligina XII saat menghadapi PKT Bontang.
YOSS
Ilhamsyah menilai, pengrusakan stadion adalah tindakan yang sangat memalukan. Bila suporter tidak puasa dengan tim dan manajemen PSM, mereka tidak harus merusak stadion.
"Saya hanya sekadar mengingatkan, Mattoanging merupakan satu dari lima stadion yang terpilih
oleh sebagai tempat penyelenggaran Liga Super Indonesia. Butuh proses yang amat panjang sehingga kita mendapat kepercayaan dari BLI. Kepercayaan itu malah dirusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab hanya dalam sekejap," tegas putra mendiang pendiri YOSS Mayjen (Purn) Andi Mattalatta.
Ilham juga menyayangkan panitia pelaksana dan manajemen PSM tidak tanggap terhadap peristiwa itu. Pihak YOSS belum menghitung nilai kerugian akibat kerusakan tersebut.
Namun pihaknya akan bertemu dengan manajemen, hari ini, untuk membahas soal ganti rugi dan perbaikan stadion.
Aksi keributan dimulai dari suporter yang berada di tribun terbuka sebelah timur. Mereka yang kecewa karena kepemimpinan wasit Olehadi langsung membobol pagar pembatas.
Tak lama kemudian, terjadi pelemparan pakai batu atau benda-benda keras ke arah pemain Persela di lapangan. Pagar pembatas dan tembok pembatas pun jebol.
Setelah itu, suporter yang di tribun terbuka sebelah utara ikut mengamuk. Untuk masuk ke lapangan, mereka merusak paksa pagar pembatas dan tembok sambil terus melempar ke tengah lapangan.
Untuk menghindari sasaran lemparan, pemain Persela yang di lapangan maupun di bench langsung ngacir menyelamatkan diri masuk ke dalam stadion.
Aksi brutal suporter ini mendapat perlawanan sengit dari polisi maupun steward (petugas keamanan panpel) yang menggunakan rompi warna oranye. Mereka membalas melempari suporter dengan batu atau benda-benda keras lainnya secara bertubi-tubi.
Sambil melempar, beberapa petugas dan steward bertahan di tengah lapangan. Kemudian, mereka melempar lagi meski berkali-kali ada imbauan pakai pengeras suara untuk menghentikan aksi baku lempar.
Menurut seorang pentolan suporter PSM, mereka kesal karena beberapa polisi yang menjaga di tribun terbuka timur mengeluarkan sangkur dan mengarahkan ke arah suporter. Selain itu, steward juga terlalu berlebihan dalam mengawasi keamanan penonton.
Aksi saling lempar ini berlangsung sekitar beberapa menit. Di tribun terbuka suporter juga membakar koran- koran. Mereka juga membakar jala gawang di bagian selatan.
Dalam insiden ini, suporter sempat membopong dua orang yang pingsan karena terkena lemparan. Petugas dan steward juga menangkap dan memukuli dua orang yang diduga sebagai provokator.
Beruntung, kerusuhan tidak berlanjut di luar stadion. Saat keluar stadion, mereka tetap tertib melakukan konvoi menggunakan sepeda motor.
Rombongan pemain Persela juga melaju aman menuju ke penginapan mereka di Hotel Singgasana di Jl Kajolalido. Sebelumnya, pemain Persela sempat khawatir akan keselamatan mereka.
Pelatih Persela, M Basri, juga berasal dari Makassar beberapa kali menenangkan anak asuhnya. Basri juga tidak tampak tegang.
Beredar kabar, beberapa keluarga dan kerabat pria asal Takalar ini pun sempat datang ke stadion dengan maksud "menyelamatkan" Basri.
"Malah ada keluarga yang meminta agar Pak Basri dan pemain Persela dibawa ke Takalar agar mereka aman. Tapi Pak Basri menolak dan Alhamdulillah, beliau bersama pemain Persela juga tidak diganggu saat sudah berada di luar stadion," kata kerabat mantan pemain dan pelatih PSM tersebut.
Tribun Timur, Selalu yang Pertama
Ada peristiwa menarik?
SMS www.tribun-timur.com di 081.625.2233
email: tribuntimurcom@yahoo.com
Hotline SMS untuk berlangganan koran Tribun
Timur, Makassar (edisi cetak) : 081.625.2266.
Telepon: 0411 (8115555) (rex/ifa/apr)
No comments:
Post a Comment