Thursday, September 3, 2009

Puasa, Apa yang Mesti Puasa?



Artikel ini juga dimuat di tribun-timur.com dan Tribun Timur edisi cetak.

Thursday, 20-08-2009
Puasa, Apa yang Mesti Puasa?

Dahlan, Pemimpin Redaksi Tribun Timur

Alhamdulillah, insya Allah saya akan memulai Ramadan tahun ini di Mekah bersama rombongan umrah Wapres Jusuf Kalla. Hati bersyukur karena akan segera mendekat secara fisik ke Baitullah, kiblat umat Muslim, umatnya Nabi Muhammad.

Semoga pula bisa dekat dan melebur secara jiwa, secara roh, secara hati. Secara fisik, Insya Allah berangkat pagi ini (20/8) ke Mekkah via Jedah. Bagaimana bisa dekat secara jiwa, secara roh, secara hati?


Pertanyaan itu mendorong saya bertanya dan mencari buku. Luar biasa: saya menemukan buku Erbe Sentanu, Quantum Ikhlas dan Zona Ikhlas.
 

Dari membaca buku best seller itu, saya bertemu lagi dengan kata-kata Nabi Muhammad: Siapa mengenal dirinya ia akan mengenal Tuhannya.

Orangtua di kampung dulu bilang, "Jangan tersesat di jalan yang terang". Kita tersesat bukan karena jalannya gelap tanpa lampu tapi karena kita tidak tahu hendak ke mana. Kita tidak mengetahui tujuan kita, bahkan tujuan mengapa kita lahir ke dunia, karena kita tidak mengenali siapa kita, siapa diri kita. Tanpa mengetahui siapa kita, maka kita tidak akan pernah tahu hendak ke mana.


Siapa kita? Atau dalam konteks Ramadan, apa dari diri kita yang harus berpuasa? Apakah otak yang harus berpuasa ataukah hati ataukah kedua-duanya? Kenapa harus berpuasa?


Saya manusia karena itu bisa salah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tersebut. Saya mencoba menulis untuk memahami diri, untuk memahami manusia.


Dengan memahami diri, kita coba memahami Tuhan. Dengan memahami diri dan Tuhan, kita coba memahami perintah-Nya. Dengan memahami perintah-Nya, kita bisa melaksanakan perintah-Nya. Dengan melaksanakan perintah-Nya, kita --Insya Allah-- akan menjadi orang-orang yang bertakwa. Dengan bertakwa, kita yakini, akan menjadi sumber kebahagiaan di dunia maupun akhirat.


Erbe mengulas dua bagian penting manusia untuk memahami relasinya dengan Tuhan: otak dan hati (heart, jantung, bukan liver, hati).


Otak merupakan mesin pikiran dan sumber kemengertian. Sedangkan hati adalah pusat perasaan, induknya kesadaran.


Tujuan puasa adalah taqwa, melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Caranya dengan melakukan pengendalian diri.


Diri yang mana? Yang mana yang harus melaksanakan puasa, otak atau hati? Ataukah kedua-duanya?
Pengendalian diri dalam puasa mencakup apa yang bisa ditangkap dan dikenali panca indera maupun yang tidak tampak sama sekali. Kata Allah, "Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar atom di bumi ataupun di langit (QS Yunus: 61).


Panca indera bisa menangkap tindakan, bisa melihat perbuatan baik dan perbuatan buruk. Tapi, panca indera tidak bisa menangkap sebab, sulit melihat mengapa muncul tindakan baik dan perbuatan buruk.


Tindakan kita sesungguhnya merupakan hasil dari bekerjanya bagian hati di alam bawah sadar yang tidak kelihatan: self image (citra diri, persepsi diri), ingatan (memori), kepribadian, dan kebiasaan.
Tindakan itu bergerak refleks, otomatis, karena hati alam bawah sadar sudah menyimpan elemen-elemen sistem nilai, persepsi diri, dan pengalaman.


Begitu ada stimulus, hati bawah sadar segera memberikan respons tanpa perlu menunggu perintah otak. Otomatis, serentak, seketika, tanpa jeda.


Cara respon lain: tidak otomatis, tidak seketika. Kita bisa men-delay (menunda) respons --dengan demikian bisa memberikan respons yang direncanakan. Ini ilmunya Stephen Cowey: dalam proses stimulus dan respons, ada ruang untuk memilih. Pada saat men-delay respons, otak turun tangan untuk merumuskan respons.


Otak rasional bisa memikirkan respons yang terbaik. Sedangkan hati bawa sadar memberikan respons tercepat.


Respons otak rasional tidak selalu lebih baik dari respons hati bawah sadar. Bila ada anak kecil tanpa ayah dan ibu menangis di tepi jalan, hati bawah sadar akan memunculkan stimulus rasa kasihan. 

Berapa banyak harus membantu si anak malang itu? Hati bawah sadar bilang, makin banyak makin baik. Sementara, otak rasional akan menghitung, menghitung, menghitung. Bisa saja pertimbangan hati bawa sadar yang menang, bisa juga pemenangnya adalah otak rasional.

Ada ungkapan: Bila terkait kebajikan, gunakanlah respons yang pertama.
Itulah suara hati. Sebaliknya, bila terkait kebijakan, gunakanlah
respons yang kedua. Inilah hasil kerja otak rasional.


Kadang-kadang, keputusan yang muncul (respons) bukan semata kerja otak rasional, bukan pula hasil kerja tunggal hati bawah sadar. Terkadang, respons merupakan hasil kerja gotong royong otak rasional dan hati bawah sadar. Dua bagian tubuh itu, nyatanya, sering berdikusi untuk melahirkan stimulus terbaik.


Proses diskusi dan interaksi antara otak rasional dengan hati bawah sadar tidak tampak. Yang kelihatan adalah perbuatannya, buah dari interaksi tersebut.


Tuhan tahu dan melihat kedua-duanya: prosesnya maupun hasilnya. 


Mungkin saja prosesnya, niatnya, baik tapi hasilnya buruk. Sebaliknya, bisa saja hasilnya terlihat baik tapi prosesnya buruk. Allah Maha Tahu.


Puasa adalah proses. Sebagai proses, puasa adalah proses pengendalian diri berdasarkan nilai dan hukum Tuhan. Dalam proses itu terkandung latihan, latihan otak rasional maupun hati bawah sadar.
Hasil dari proses puasa, dari proses pengendalian diri, adalah taqwa, melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.


Otak rasional dan hati bawah sadar adalah dua dari sekian elemen dalam otak dan hati yang mengendalikan sikap dan perbuatan manusia. Dua elemen itu harus ikut berpuasa, yakni ikut berlatih, ikut dalam proses pengendalian diri.


Otak rasional dan hati bawah sadar harus di-intall dengan nilai-nilai dan hukum-hukum Tuhan agar melaksanakan tugasnya sebagai sumber energi perbuatan dan sumber pengendali stimulus bekerja (berproses) dan menghasilkan pekerjaan (sikap dan tindakan) yang sesuai dengan nilai dan hukum-hukum Tuhan. Selamat menyongsong Ramadan!


Laporan Haji dan Umroh

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...