Thursday, December 4, 2008

Bursah Menangis, Bursah Menyanyi

Ask the Tribun Timur Editor

"Jadi, sebenarnya cek itu tidak pernah dikehendaki ada di tangan saya," ujar Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Makassar, Busrah Abdullah. Mata berkaca-kaca.
Dalam keterangan pers itu, selain menangis, Busrah --seorang pengusaha yang kemudian menjadi politisi-- juga "menyanyi". Ia menyebut sejumlah nama terkait dengan kasus cek kosong dalam skandal uang pada saat proses pemilihan Wali Kota Makassar.
"Jadi saya tidak pernah memegang cek itu. Yang mengelola uang itu adalah Natspul Sulaiman karena dia yang menangani pilkada. Saya hanya sebatas bertanggung jawab," katanya. Nada suara Busrah meninggi ketika menyebut nama sejumlah koleganya di partai.


Sumber: Tribun Timur, Makassar
Kamis, 04-12-2003
Busrah Menangis
Saat Beri Keterangan Pers Seputar Kasus Cek Kosong di Pilwali Makassar; Juga Sebut Nama Natspul Sulaiman dan Rahmat Mahapatih; Hari Ini, Busrah Akan Laporkan Irwan ke Polisi; Syahrul Siap Izinkan Busrah Diperiksa

Makassar, Tribun - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Makassar, Busrah Abdullah, menggelar jumpa pers di gedung DPRD Makassat, Rabu (3/12). Dia menjelaskan seputar kasus cek kosong senilai Rp 900 juta yang menimpanya.

Saat memberi keterangan pers, Busrah sempat menangis. Linangan air mata terlihat jelas di wajah anggota DPRD Makassar ini.
"Jadi, sebenarnya cek itu tidak pernah dikehendaki ada di tangan saya," ujar Busrah dengan mata berkaca-kaca. Sesaat kemudian, ia pun meminta izin kepada wartawan untuk membersihkan sudut matanya yang sembab.
Busrah dilaporkan ke polisi oleh tim pemengangan Wali Kota/Wakil Wali Kota (Wawali) Kota Makassar terpilih, Ilham Arief Sirajuddin-Supomo Guntur (IASmo) terkait kasus dugaan penipuan senilai Rp 250 juta yang dibayar dengan cek kosong.
Cek tersebut berasal dari mantan kandidat Wawali Makassar yang diusung PAN-PPP, Irwan Paturusi. Terkait kasus tersebut, Busrah akan melaporkan Irwan ke polisi dengan tudingan penipuan, pemalsuan tandatangan, dan pencemaran nama baik.
"Saya akan laporkan Irwan ke polisi besok (hari ini). Saya merasa tertipu diberi cek kosong oleh dia," kata anggota Komisi A DPRD Makassar.
Menurut rencana, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Sulsel akan meminta klarifikasi dari Busrah dalam kaitan kasus cek kosong yang sedang ditangani polisi tersebu.
Sementara Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo siap menerbitkan izin pemeriksaan terhadap Busrah bila sudah menerima surat permohonan dari polisi.

Natspul-Rahmat
Busrah menyebut beberapa nama yang dianggap mengetahui cek kosong diberikan oleh Irwan di kediamannya sebelum penentuan kandidat Wali Kota Makassar yang akan diusung PAN.
Di antara nama yang disebut Busrah adalah Ketua Tim dan Sekretaris Pilkada Makassar PAN, Natspul Sulaiman dan Rahmat Mahapatih. Ada pula nama Ketua Tim Pilkada Wilayah Sulsel, Syamsir Torang, yang bertugas membayar biaya survei ke salah satu lembaga survei.
"Jadi saya tidak pernah memegang cek itu. Yang mengelola uang itu adalah Natspul Sulaiman karena dia yang menangani pilkada. Saya hanya sebatas bertanggung jawab," ujar Busrah dengan nada tinggi.
Busrah menceritakan, berdasarkan hasil survei, kandidat wali kota yang menempati urutan pertama adalah Ilham Arief Sirajuddin yang juga Ketua DPD Partai Golkar Makassar. Sesuai ketentuan dan kesepakatan di Rumah Makan Sari Wangi, Jl Lasinrang, sebelumnya, siapapun kandidat yang diusung PAN, maka kandidat itu yang mengembalikan biaya survei kandidat lain yang telanjur disetor.
Namun, menurut Busrah, sebelum ditetapkan, Irwan Paturusi datang ke rumahnya bersama salah satu tim suksesnya, Andi Mattinetta, sambil membawa cek senilai Rp 600 jtua. Cek itu ditolak dengan alasan ia tidak biasa menerima pemberian seperti itu.
Hari berikutnya, Irwan datang lagi dengan tetap membawa cek tersebut. Lagi-lagi Busrah menolaknya. Pada hari ketiga, Mattinetta yang datang sendiri dan menitip cek tersebut ke salah satu keluarga Busrah.
Mengenai dukungan terhadap Ridwan Musagani, menurut Busrah, datang dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN di Jakarta. Karena pada dasarnya, secara pribadi, Busrah mengaku lebih condong ke Ilham Arief Sirajuddin.

Pleno PDK
Sementara itu, Wakil Ketua PDK Kota Makassar, Syamsu Rizal, mengatakan, berdasarkan hasil pleno pengurus PDK Kota Makassar, Adil Patu disarankan terus mendesak Busrah agar mengembalikan uang Rp 50 juta yang disetor pada saat pendaftaran di PAN lalu.
"Uang yang disetor itu adalah uang partai jadi bagaimana pun juga uang itu harus dikembalikan bagaimanapun caranya," kata anggota Komisi A DPRD Makassar ini.
Sehari sebelumnya, Adil Patu juga sudah mempertanyakan uang itu kepada PAN. Namun hingga kemarin, belum ada jawaban pasti dari PAN.
DPW PAN
Pengurus DPW akan mendengar langsung penjelasan Busrah terkait kasus ini. Busrah dipanggil menghadap ke pengurus DPW di Sekretariat DPW PAN Sulsel, Jl Alauddin, Makassar, hari ini.
"Skandal pilwali" ini mulai terungkap ketika Tim Pemenangan IASmo melaporkan Busrah ke polisi setelah menyerahkan pengembalian dana survei dalam bentuk cek senilai Rp 250 juta.
Namun belakangan cek yang diserahkan Busrah keTim IASmo tidak bisa dicairkan. Tim IASmo menyetor duit Rp 250 juta untuk mengganti duit survei empat kandidat yang mendaftar ke PAN.
Idris Manggabarani, Adil Patu, Annar Sampetoding, dan Ridwan Musagani masing-masing menyetor Rp 50 juta untuk biaya survei popuparitas kandidat. Mereka juga dikabarkan menyetor uang ketuk pintu masing-masing Rp 20 juta.
Survei ini dilakukan oleh PT LSI. Awalnya, PAN akan mengusung pasangan IASmo sebagai pasangan calon wali kota di pilwali.
Busrah bahkan menghadiri deklarasi IASmo. Namun menjelang detik-detik terakhir pendaftaran di KPU, PAN mengalihkan dukungan ke pasangan Ridwan-Irwan .
Izin Gubernur
Ditemui di tempat terpisah, Syahrul berjanji tidak akan menghalangi polisi untuk memeriksa Busrah terkait laporan tim hukum IASmo.
"Tadi pagi (kemarin), saya belum lihat surat permohonannya.Kalau sudah ada, saya pasti tandatangani secepatnya," kata mantan Sekretaris Partai Golkar Sulsel ini saat ditemui di Hotel Singgasana, Makassar.
Menurutnya, tidak ada masalah dengan pemeriksaan Busrah sepanjang semua pihak tetap menjunjung tinggi azas prdauga tidak bersalah.
"Kan masih sebatas diperiksa, belum sampai masuk ke pengadilan. Kalau cuma diperiksa polisi saya pikir tidak ada masalah," katanya.

Berita Terkait:
Tiga Opsi dari Ketua DPW PAN Sulsel

Tribun Timur, Selalu yang Pertama

Ada peristiwa menarik?
SMS www.tribun-timur.com di 081.625.2233
email: tribuntimurcom@yahoo.com

Hotline SMS untuk berlangganan koran Tribun
Timur, Makassar (edisi cetak) : 081.625.2266.
Telepon: 0411 (8115555) (sur/opi/rex)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...