Tuesday, January 19, 2010

Bagaimana Menikmati Penerbangan

Ask the Tribun Timur Editor

Tulisan ini dimuat di Tribun Timur (Makassar) edisi cetak dan tribun-timur.com

Cuaca Buruk dan Anda yang Takut Terbang
Dahlan Wartawan Tribun Timur
Selasa, 12 Januari 2010 | 01:26 WITA

Anda takut terbang? Ya, Anda sama dengan saya, terutama setelah pesawat AdamAir jatuh di perairan Majene, Sulawesi Barat, Januari 2007, dan mengingat pengalaman buruk "jatuh" di udara hampa dalam penerbangan Amman (Jordania) ke Dubai (Uni Emirat Arab) tahun 2004 bersama Jordanian Air.



Kita tidak sendiri. Dennis Berkgamp, bintang Arsenal yang sangat terkenal di zamannya, teman kita. Ia takut terbang.
Pemain asal Belanda ini memutuskan tidak memperkuat timnya, padahal ia adalah striker utama, bila pertandingan digelar di lokasi yang sulit atau lama dijangkau kecuali dengan pesawat terbang.
Bila pertandingan di Eropa, si jangkung akan naik kereta api sendirian sementara rekan-rekannya menikmati penerbangan yang cepat dan nyaman.
Dengan bola, Berkgamp menari-nari. Tapi dengan pesawat terbang, ia mati kutu. Maka ia dijuluki The Non-Flying Dutchman.
***
BAGI kita yang takut terbang, musim cuaca buruk ini adalah mimpi buruk. Penerbangan seperti hantu berwujud gadis manis nan seksi: kita ingin tapi kita takut.
Berita-berita media massa tentang kecelakaan menambah banyak hantu. Pesawat tergelincir. Pesawat delay. Pesawat mendarat darurat. Semua karena cuaca buruk. Dan cuaca buruk adalah hantu.
Teman saya disodori tiket untuk terbang 20 menit dan dia memilih naik kapal laut mengarungi lautan 10 jam. Ombak ganas, berjam-jam diombang-ambing gelombang, muntah karena mabuk laut tapi ia memilih kapal laut. Soalnya cuma satu: ia takut naik pesawat terbang.
Di benak dia, naik pesawat seperti masuk ke peti mati yang terbang di angkasa. Bila ada kecelakaan di laut, ia bisa berenang. Tapi bagaimana kalau pesawat kecelakaan di udara? Itulah hantu di benak dia. Hantu itu terus dipelihara. Ia mencari afirmasi, mencari bukti-bukti, untuk menyuburkan hantu di kepalanya.
Karena itulah, teman saya itu tetap tidak bisa menikmati penerbangan. Saya pun begitu, dulu. Sekarang tidak lagi.
***
Buku The Secret dan Quantum Ikhlas (yang saya baca dalam penerbangan panjang Jakarta-Jeddah) menolong saya. Di The Secret, saya belajar tentang teori remote.
Anda pemegang remote yang memutuskan akan memutar gambar baik atau gambar buruk di benak Anda. Dan hebatnya, Anda bisa secara tiba-tiba mengubah gambar buruk ke gambar baik cukup dengan memencet remote.
Pokoknya sesuai selera Anda, persis ketika Anda memegang remote TV. Bila Anda tidak suka tayangan TV, refleks Anda memencet remote untuk mengganti channel. Seperti itulah kita dengan benak kita.
Anda bisa, siapapun bisa. Modal cuma satu: kemauan.
Hantu takut terbang yang ada di benak kita sebenarnya ada karena kita menginginkannya. Kita yang memutar remote untuk menonton gambar buruk tentang penerbangan. Bila Anda memencet remote mengganti ke channel gambar baik, seperti itulah yang akan terjadi. Hey, itulah rahasia teman-teman kita, yang jumlahnya jutaan, yang bisa menikmati penerbangan.
Kedua tentang Quantum Ikhlas. Ini pendekatan berbau spritual. Ikhlaskan dan Anda akan tenang. Hantu-hantu tidak suka dengan orang ikhlas. Bila Anda ikhlas, hantu akan menderita.
Serahkan pada Tuhan. Bukankah begitu?
Bukankah Tuhan yang memutuskan nasib baik dan nasib buruk? Ya, persis seperti itu. Orang bisa mati di atas tempat tidur yang
empuk, banyak yang mati di laut, tapi sebenarnya lebih sedikit yang mati karena penerbangan. Tidak percaya? Coba hitung sendiri!
Quantum Ikhlas mirip The Secret dalam soal ini: Bila Anda memikirkan hal yang buruk, Anda akan mendapatkan hal yang buruk. Maka pikirkanlah yang baik, setel otak Anda untuk gambar yang baik-baik,dan Anda akan menemukan gambar yang baik.
***
SAYA dan istri meninggalkan anak-anak di rumah untuk terbang dengan pesawat kecil (kapasitasnya 33 penumpang saja). Bila di laut, pesawat inilah hanyalah sampan, bukan kapal Pelni.
Dua hari sebelum terbang, Makassar kehilangan matahari. Hujan terus menerus, tanpa henti. Singkatnya, cuaca buruk, bahkan sangat buruk.
Agar penerbangan nyaman, saya memencet remote: memilih gambar baik, menghindari gambar buruk. Bila gambar buruk muncul (dan ini manusiawi), saya segera memencet remote dan menggantinya dengan gambar baik.
Saya tidak mau memikirkan gambar buruk. Saya menolak dijajah hantu. Apa yang terjadi? Kami terbang dan luar biasa, semua lancar, sangat lancar. Kami makan pagi di Makassar dan makan siang di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Penerbangan itu demikian singkat, hanya 65 menit. Bila dijajah hantu takut terbang, kami harus membuang waktu 48 jam dengan kapal laut untuk mencapai Wakatobi.
Kemarin saya terbang ke Jakarta. Hujan lebat turun. Makassar pukul
15.00 sama dengan Makassar di malam hari. Dengan cara berpikir baru, saya melihat awan hitam sebagai teman.
Dia ada untuk menurunkan hujan dengan misi membersihkan bumi dan menyirami tanaman.
Awan hitam, angin kencang. Pesawat berguncang terus sepanjang dua jam penerbangan ke Jakarta. Sempat deg-degan juga. Tapi mana kala hantu itu datang, saya mengusirnya. Saya memutar gambar baik, pasrah pada Tuhan. Saya membaca buku.
***
SAYA berjuang keras untuk mencari jalan agar hantu takut terbang menghilang dari benak saya. Dan, asoi, saya menemukan caranya.
Carilah kegiatan yang bisa mengalihkan perhatian selama dalam penerbangan. Saya menemukan pada buku. Maka, setiap kali menjelang terbang, saya mesti mencari buku yang paling menarik minat saya. Sekarang, misalnya, saya membaca Seth Godin, penulis buku best seller Permisive Marketing.
Godin menulis penuh inspirasi, kocak, dengan deksripsi yang menarik --dan, itu semua mampu mengusir ketakutan selama penerbangan. Buku hanyalah cara untuk melawan hantu takut terbang.
Bila Anda mau mencoba melawan hantu takut terbang, Anda pasti menemukan caranya. Temukanlah! Jangan mau dijajah hantu. Mari berpasrah pada Tuhan, mari menikmati penerbangan.***

Tribun Timur, Selalu yang Pertama

Ada peristiwa menarik?
SMS www.tribun-timur.com di 081.625.2233
email: tribuntimurcom@yahoo.com

Hotline SMS untuk berlangganan koran Tribun
Timur, Makassar (edisi cetak) : 081.625.2266.
Telepon: 0411 (8115555)



No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...