Thursday, August 2, 2012

Pertengahan Ramadan: Masjid Mulai Sepi Warung Mulai Ramai

"Alhamdulillah," kata penjual nasi pecel di Jl Palmerah Barat, Jakarta, Kamis malam.

Alhamdulillah karena lele sudah habis, soto ayam ludes --padahal baru jam 10 malam, lebih cepat habis tiga jam dari biasanya.

Di awal Ramadan, kata penjual itu, sepi banget.

Ayam dan lele seperti ikut menangis karena tak kunjung ada pembeli.

Sebaliknya, masjid-masjid penuh jamaah salat tarwih. Halaman masjid pun jadi tempat salat.

Ini pertengahan Ramadan. Tadi saya dengar ustad di masjid, melalui Toa si pengeras suara, mengeluh soal jamaah tarwih yang terus berkurang.

"Seminggu sebelum lebaran, wah, membludak, Bang," kata penjual itu.

Maksudnya, warung dia akan semakin ramai menjelang lebaran. Membludak. Pembeli sampai harus berdiri, antre.

Maklumlah banyak pekerja yang sudah dapat THR.

Tuhan seringkali kali semakin samar-samar atau lenyap tanpa bekas, kalau kita banyak duit, kuat, dan berkuasa.

Tuhan terasa dekat, begitu jelas, manakala kita lemah, kita sakit.

Mata kita boleh sayu karena sakit tapi mata batin kita begitu peka, begitu tajam, demikian kuatnya merasakan kehadiran Tuhan.

Ujian iman yang berat --kata Prof Quraish Shihab-- sebenarnya adalah ketika kita kuat, berkuasa, banyak duit.

Penjual pecel mungkin saja belum mendengar ceramah Prof Quraish tapi anak muda ini hafal tentang satu hal: mulai pertengahan Ramadan hingga lebaran, dagangannya laris manis.

Dia senang --ini bukan soal iman tapi duit.

Warna-warni Kuliner

Dahlan Dahi

dahlandahi.blogspot.com
tribun-timur.com
tribun-medan.com
tribunnews.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...