Tuesday, July 1, 2008

Kepeloporan Syekh Mohammad atau Luther King

Kepeloporan Syekh Mohammad atau Luther King
Menyambut Seminar Buku Re-Code Rhenald Kasali

BARANGKALI Syekh Mohammad di Dubai, Marthin Luther King di Amerika Serikat (AS), atau peraih Nobel ekonomi Muhammad Yunus di Bangladesh terlahir dengan DNA yang unggul.
Mungkin juga tidak. Mereka terlahir biasa saja, sama dengan kita. Yang kemudian berbeda dari kita adalah cara mereka berpikir.

Rhenald Kasali meyakini, DNA bisa diubah, dapat di-re-code, didesain, agar melahirkan manusia-manusia dan organisasi yang unggul. Itulah inti pesan ahli manajemen dari Universitas Indonesia itu dalam buku terbarunya, Re-Code, Your Change DNA. Berikut catatan Dahlan, wartawan Tribun Timur, Makassar.

DUA puluh tahun lalu, Dubai hanyalah padang pasir yang tandus. Syeik Mohammad, seorang Muslim konservatif tapi berpendidikan Barat, mengubah daerah yang sama sekali tidak menarik itu menjadi Hongkong-nya Timur Tengah.
Apa yang mengubah itu semua? Sederhana saja: kekuatan pemikiran. Keterampilan memimpin. Sumber daya. Visi tentang masa depan.
Pikiranlah, dan bukan alat, yang mengubah Dubai, juga dunia. Syeikh melihat, ladang minyak kelak akan kering. Masa depan adalah perdagangan. Karena itu ia membangun fasilitas perdagangan, sejak dari pelabuhan udara, pusat bisnis, maskapai penerbangan, hingga fasilitas leisure kelas dunia.

Untuk mewujudkan obsesinya, Syeikh Mohammad melanggar tabu di dunia Arab konservatif: mengundang orang Barat yang pintar, yang kelas satu, untuk masuk dalam tim ekonominya.
Saat membangun Emirates Airlines, misalnya, ia menggaji mahal para ahli yang datang dari berbagai suku bangsa, warna kulit, dan agama. Emirates kini menjadi salah satu maskapai terbaik di dunia, sejajar dengan penerbangan kelas dunia ala Singapore Airlines.

Dubai sekarang adalah Dubai yang terbaik di dunia: bandara terbaik di dunia, maskapai terbaik di dunia, gedung tertinggi di dunia, tempat berlibur selebriti dan tokoh-tokoh kelas dunia, dan seterusnya.
Dengan pemikirannya, Syeikh Mohammad melahirkan sisi lain dunia Muslim, sisi lain negara kerajaan Islam tradisional. Sisi lain negara dunia ketiga.
Kata Rhenald Kasali: ". lawan kita tidak ada di luar sana, melainkan di dalam rumah sendiri. Lawan, salah satunya, adalah belenggu. Belenggu ada di pikiran, tradisi, organisasi, peraturan, ketakutan."
Syeikh Mohammad mampu keluar dari "penjara-penjara" itu, melahirkan pemikiran yang benar-benar baru, dan menghasilkan karya yang belum pernah ada.
Di Bangladesh, ada orang seperti Syeikh Mohammad (kini almarhum, yang kepergiannya dihormati tidak saja oleh pemimpin di Timur Tengah, tapi juga para pemimpin dunia). Di Bangladesh, tokoh itu bernama Muhammad Yunus.
Yunus seorang ahli ekonomi. Menurut ilmu yang dipelajarinya, orang miskin tidak bisa mendapatkan pinjaman bank karena prinsip kolateral. Si miskin mustahil bisa mengembalikan dana pinjaman bank. Karena itu, mereka tidak berhak mendapatkan kredit. Pandangan itu, tepatnya, "penjara" pemikiran itu, sudah menjadi semacam dogma di kalangan ahli ekonomi dan pengelola perbankan.
Para ahli ekonomi dunia, dalam rangka membantu si miskin, merumuskan formula subsidi. Si miskin pasif, hanya sebagai obyek penerima bantuan. Mereka orang bodoh.
Yunus meninggalkan "penjara" cara berpikir ilmu ekonomi, ilmu yang telah dipelajarinya bertahun-tahun dan telah memberinya gelar profesor. Ia turun gunung, ke luar dari kampus, terjun langsung ke masyarakat.
Dan, ia menemukan, rakyat miskin, petani miskin, pengemis, sesungguhnya memiliki kemampuan. Mereka pekerja keras. Pengemis, misalnya, bekerja keras dengan mengemis. Mereka hanya perlu sedikit bantuan modal.
Saat ide ini ditawarkan ke pemerintah, ke bank konvensional, tidak ada yang merespon dengan baik. Mereka mengira profesor ekonomi ini sedang gila.
Yunus kemudian mendirikan Bank Grameen (Grameen berarti pedesaan atau kampung). Sistemnya dibuat baru, tidak mengikuti bank konvensional. Sistem kolateralnya dibuat berkelompok. Mereka didorong untuk mengembangkan semangat wirausaha sehingga kelak mampu mengembalikan dana pinjaman.
Ternyata, sambutan rakyat miskin luar biasa. Dalam tempo singkat, nasabahnya meningkat menjadi tiga juta orang. Cabangnya tersebar di 46 ribu desa. Karyawannya 12 ribu orang. Recovery rate sebesar 99 persen. Kredit macetnya sangat kecil.

Sukses Grameen membuat ahli-ahli ekonomi dari seluruh dunia belajar ke Bangladesh tentang bagaimana cara mengelola rakyat miskin. Lebih 100 negara mengadopsi sistem yang dibuat profesor ekonomi yang keluar dari "penjara" pemikiran ekonomi tersebut (halaman 100).
Itulah yang mengantar Yunus meraih gelar Nobel di bidang ekonomi. Berikut rahasia di balik karya besar itu: "Saya meninggalkan cara berpikir seekor burung, yang memungkinkan kita melihat segala-galanya jauh dari atas, dari langit. Saya mulai melakukan pandangan seekor cacing, yang berusaha mengetahui apa saja yang terpapar persis di depan mata saya --mencium baunya, menyentuhnya, dan melihat apakah ada sesuatu yang bisa saya lakukan."

Di AS, tahun 1960-an, ada seorang tokoh yang memperjuangkan isu paling sensitif dan emosional, yaitu persamaan hak kulit hitam.
Martin Luther King memperjuangkan idealisme tidak dengan kekerasan, jalan yang sering ditempuh para pejuang. Ia memperjuangkan idealisme melalui jalan damai, mirip seorang guru, dengan pidato, dengan kuliah. Karena itu, ia tetap dikenang sebagai salah seorang pemimpin besar sampai saat ini.

***

RHENALD Kasali seorang ahli manajemen. Buku Re-Code sangat sedikit berbicara tentang manajemen, tapi tentang bagaimana agar manusia dan organisasi unggul mengatasi tantangan perubahan.
Di tulis seorang yang membangun karier sebagai jurnalis, buku ini enak dibaca, gaya bahasanya encer. Beda dari buku-buku yang serius lainnya, buku ini seperti majalah, kaya ilustrasi dan foto. Full color pula.
Diperkaya dengan penceritaan tentang pengamatan dari hasil kunjungan ke berbagai negara, dari Afrika, Timur Tengah, hingga Eropa, buku ini penuh warna cerita.

Buku pertamanya, Change!, menjadi salah satu best seller. Buku yang diterbitkan tahun 2004 ini telah terjual 65 ribu eksemplar. Gramedia Pustaka Utama, penerbit buku tersebut, mengklaim, inilah buku yang berpengaruh sepanjang tahun 2005-2006 dan menjadi motor penggerak munculnya pembaharuan.
Buku terbarunya, Re-Code, tentu diharapkan meraup sukses yang sama. Sejak 17 Februari lalu, Rhenald menggelar serangkaian seminar di berbagai kota besar di Indonesia. Di Makassar, seminar dengan tarif Rp 500 ribu ini akan dilaksanakan 14 April nanti di Hotel Santika.

***

BUKU ini mengupas DNA, istilah biologi, singkatan dari deoxiribo nuclead acid. Kira-kira artinya, molekul pembawa sifat. Dialah unsur dalam tubuh yang mempengaruhi sifat manusia, karena itu, mempengaruhi cara berpikir, cara kerja, dan akhirnya prestasi kerja.

Majalah National Geographic (Maret 2006) menulis: Setiap tetes darah manusia berisi buku sejarah yang ditulis dalam bahasa genetika kita (halaman 36).
DNA semacam memori dalam tubuh yang mengandung sifat-sifat khas. Dia ada sejak manusia lahir. Sifat manusia kemudian dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial.
Secara aktif, manusia bisa mengubah DNA-nya. DNA bisa di-re-code, demikian Kasali. Salah satunya, ubah cara berpikir, re-code pikiran: dari problem based ke solution based, contohnya. Jangan hanya pintar mengungkapkan masalah. Yang terpenting adalah pintar mengatasi masalah.

Karena itu, re-code DNA harus fokus pada pada manusia yang menjalankan perubahan, bukan alatnya (first who then what). Pada manusia, fokus pada cara berpikirnya. Cara berpikir melahirkan emosi, perilaku, hasil kerja. Perbaiki kinerja, misalnya, dengan memperbaiki cara berpikir (halaman xvi).
Cara berpikir individu harus dibebaskan dari belenggu dan penjara tradisi, organisasi, peraturan, ketakutan. Cara ini diyakini Kasali mampu melahirkan manusia inovatif, manusia yang unggul di zaman yang terus berubah, semacam Syeikh, seperti Yunus, semisal Luther King.
Ada lima unsur dalam DNA yang positif, yang ada pada manusia yang unggul. Ke sanalah re-code diarahkan, diciptakan, di-create.
Kasali menyebutnya OCEAN. Openness to experience. Bukalah pikiran, nikmati dan bergumullah dengan hal-hal baru. Hindari jalan dan cara kerja yang rutin. Selalu "mengembara", mencari jalan baru. Namanya jalan orisinil.
Kedua, Conscientiousness. Kata yang sulit dieja ini maknanya keterbukaan hati dan telinga. Penuh kesadaran mendengarkan, baik yang terdengar maupun yang terasakan.
Ketiga, Extroversion. Keterbukaan diri terhadap orang lain. Keempat, Agreeableness. Keterbukaan pada kesepakatan. Menghindari konflik.
Yang terakhir, N, Neuroticism. Terbuka terhadap tekan. Tidak mudah menyerah. Tantangan dianggap sebagai bunga-bunga yang indah yang menghiasi perjuangan memenangkan persaingan. Bukanlah usaha menemukan hal baru kalau tidak ada tekanan, di dalam maupun di luar organisasi.
Itulah sifat-sifat manusia dengan DNA unggul. Setelah me-re- code individu, tugas selanjutnya, re-code organisasi.

Organisasi, termasuk perusahaan, terbentuk dari kumpulan individu. Organisasi yang tidak relevan dengan tuntutan perubahan akan punah kendati organisasi itu dihuni sejumlah individu yang DNA-nya telah di-re-code.
Karena itu, Kasali menekankan pentingnya re-code leader, pemimpin organisasi.
"Saya sadar, kita semua sangat tergantung pada pemimpin dan kepada merekalah buku ini ditujukan," kata Kasali (halaman 258). Kunci sukses re-code organisasi ada di tangan pemimpin.
Pemimpin organisasi yang bagus: dapat menggerakan, datang memberi insipirasi, energinya terasa di mana-mana. Pemimpin pada level ini tidak hanya berdasarkan SK.

Pada level ini, tahap kelima perkembangan kepemimpinan menurut Kasali, seorang pemimpin adalah personhood. Ia penuh respek, guru, spritual. Dialah sumber utama energi, inspirasi, pemberi arah organisasi.
Bila Anda belum sampai ke tahap tersebut, itu artinya Anda perlu melakukan re-code, perlu memperbaharui DNA kepemimpinan Anda.

Sebaliknya, mana kala pemimpin sudah mencapai tahap tersebut, dia telah memiliki modal yang kuat untuk melakukan re-code terhadap individu-individu kunci (key players) di organisasi yang dipimpinnya.
Secara sederhana, inti dari semua re-code, berbekal OCEAN, adalah membangun sikap-sikap yang responsif terhadap perubahan dengan membuang jauh rintangan, belenggu, dan "penjara" tradisi, organisasi, peraturan, dan ketakutan. Tujuannya adalah menghasil pemikiran dan selanjutnya karya yang unggul.

Pemimpin yang melakukan re-code pada organisasi pada dasarnya memimpin organisasinya mengarungi perubahan untuk memenangkan persaingan.
Agar sukses, pemimpin harus didukung visi, keterampilan, insentif, sumber daya, dan rencana tindak (action plan). Semua unsur itu harus ada, bahu membahu mendorong organisasi mencapai tujuannya.
Inilah formula Kasali:

* Pemimpin dengan keterampilan, insentif, sumber daya, dan rencana tindak, tapi tanpa visi, akan menciptakan kekacauan.
Visi adalah arah, tujuan. Ke sanalah seluruh lini organisasi mencurahkan semua tenaga dan pikiran untuk mendorong perusahaan mencapai tujuannya. Karena itu, menurut Kasali, kendati pemimpin memiliki segala yang dibutuhkan (keterampilan, insentif, sumber daya, dan rencana tindak), tapi bila tanpa visi, yang muncul hanyalah kekacauan.
Semua karyawan mungkin saja sudah bekerja keras, tapi tanpa visi, karyawan akan bekerja keras untuk tujuan yang samar-samar atau bahkan dengan tujuan yang tercerai berai.
* Tapi visi saja tidak cukup. Pemimpin dengan visi, insentif, sumber daya, dan rencana tindak, tapi tanpa keterampilan, akan menghasilkan kecemasan.
Pemimpin perlu memiliki keterampilan untuk mencapai visi. Keterampilan (kompetensi) ibarat tangga bagi pemimpin mencapai visi. Tanpa itu, hari-hari akan diisi dengan pidato, bukan tindakan.
* Pemimpin harus juga memiliki kewenangan yang luas untuk memberikan insentif kepada karyawan yang berprestasi. Pemimpin yang memiliki visi, keterampilan, sumber daya, dan rencana tindak, tapi tanpa insentif (di tangannya), akan menghasilkan penolakan karyawan.
* Pemimpin dengan visi, keterampilan, insentif, dan rencana tindak, tapi tanpa sumber daya, akan melahirkan perasaan frustrasi. Si pemimpin akan berkhutbah tentang apa yang harus dicapai, bagaimana caranya, tapi tidak tahu harus mencapainya dengan sumber daya apa.
* Kasali menekankan pentingnya rencana tindak yang terukur dan tertulis. Ini merupakan salah satu prasyarat re-code organisasi. Ia menulis: Pemimpin dengan visi, keterampilan, insentif, sumber daya, tapi tanpa rencana tindak, akan melahirkan kegagalan.

Rumusan itu dikemukakan untuk menjelaskan betapa banyak pemimpin, CEO yang dibayar mahal, akhirnya gagal total, karena tidak memiliki semua prasyarat yang diperlukan untuk melakukan re-code organisasi.
Sebagai leader, si CEO telah sukses melakukan re-code terhadap dirinya sendiri. Tapi tanpa sumber daya dan sistem insentif yang bagus untuk karyawan berprestasi, misalnya, si CEO akan gagal melakukan re-code terhadap organisasi bisnis yang dipimpinnya.
Ada cerita sukses me-re-code organisasi bisnis. Kasali menyebut Mohtar Riady, perintis BCA. Riady diundang konglomerat Om Liem untuk membesarkan BCA.
Saat Riady datang, BCA dalam kondisi ini: bank kecil, tenaga profesionalnya relatif hampir tidak ada, modal bisnisnya sekadar ada. Siapapun yang datang ke sana pasti akan segera mencium aroma sulit (halaman 23).
Riady memanfaatkan sumber daya yang ada dengan membuka akses ke Bogasari, Indofood, dan relasi bisnis PT Indocement. Tiga perusahaan itu milik Om Liem.
Riady memanfaatkan secara maksimal sumber daya yang dimiliki, yang didukung visinya yang kuat dan keterampilannya yang memadai sebagai seorang bankir (pernah bekerja di Bank Panin). Sekarang BCA telah menjadi salah satu bank papan atas di Indonesia.


***

KATA Kasali: ". para pemenang di abad ini sudah jauh di depan, pikiran-pikiran sebagian besar orang kita masih di masa lalu."
Itulah salah satu yang menjelaskan, mengapa organisasi kita (negara, partai politik, organisasi bisnis) kita tertinggal dibanding bangsa-bangsa lain. Warga bangsa yang maju bergaul dengan pikiran-pikiran masa depan, sedangkan kita bergumul dengan pikiran-pikiran masa lalu.
Ada contoh tentang kaum Gypsy. Mereka datang dari India ke negara-negara Eropa Barat. Dari dulu sampai sekarang, kesan terhadap mereka sama saja: kumuh, pengutil. Desa-desa telah berubah menjadi kota, lalu menjadi metropolitan. Tapi Gypsy tetaplah Gypsy, kumuh dan pengutil.
Perusahaan, seperti halnya sebuah bangsa, sebuah komunitas, tak terelakkan untuk masuk dalam suatu sistem kompetisi dengan prinsip seleksi alam. Kaum Gypsy, yang gagal mengatasi perubahan desa menjadi metropolitan, terancam punah.

Siapakah yang bisa bertahan, terus hidup, dan bahkan terus memimpin?
" . bukan yg kuat yang bertahan tapi yg mampu menyesuaikan diri dengan keadaan," tulis Kasali. Nokia, misalnya, menyesuaikan diri dari perusahaan pengelola hasil hutan, alat komunikasi, televisi, bahkan pembuat sepatu boot menjadi pembuat telepon selular kelas dunia.
Nokia menyambut perubahan, mengendalikannya, menaklukannya, dan dia menang. Sedangkan perusahaan lain yang mencoba melawan arus perubahan, dengan menerapkan strategi bertahan, akhirnya ambruk. Benarlah ara pelatih sepak bola yang meyakini, strategi menyerang adalah pertahanan yang paling bagus.

Kata Kasali, tekanan-tekanan eksternal memaksa perusahaan untuk berubah atau punah (halaman 33).
"Kita bisa saja menjadi tampak tua bukan semata-mata karena kita benar-benar sudah tua. Kita bisa menjadi tampak tua karena ada banyak orang yang tampak lebih muda di sekitar kita," tulis Kasali.
Mereka tampak lebih muda karena merespon perubahan dan menyesuaikan diri (menyesuaikan sikap mental dan meningkatkan kompetensi).
Jadi, re-code dalam diri dan organisasi adalah upaya secara terus menerus memperbaiki diri dan organisasi untuk tetap memenangkan persaingan atau seleksi alam dengan memahami, mengendalikan, dan menaklukan perubahan.
Dalam buku ini, berkali-kali Kasali menekankan pentingnya mengantisipasi perubahan dengan melihat ke depan, bukan hari ini, di sini.
Syeikh Mohammad, Muhammad Yunus, dan Marthin Luther King melakukan apa yang mereka anggap harus dilakukan hari ini --walau terkadang mereka dianggap orang gila-- untuk menyongsong hari depan. Tinggal pilih, mau yang model Syeikh, Yunus, atau Martin Luther King. Atau mau punah! (***)
--
Tribun Timur, Makassar
www.tribun-timur.com

Ask the Tribun Timur Editor
dahlandahi.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...