Tuesday, August 19, 2008

Harga Rumah di Makassar Naik Paling Tinggi

Ask the Tribun Timur Editor
SEORANG teman dari Jakarta kaget. Ia hendak membeli rumah. Dari sudut pandangan Jakarta, Makassar mah enteng saja. Harga rumah di Jakarta lebih mahal. Nyatanya tidak begitu. Harga rumah dan properti lainnya seperti ruko di Makassar sangat mahal.
Yang sedih tentu karyawan bergaji menengah ke bawah. Dengan modal kemampuan menyicil Rp 1 juta sebulan, kini sulit mendapatkan rumah di wilayah Makassar. Cicilan segitu paling dapat di wilayah pinggiran atau di Maros dan Gowa, dua daerah penyangga Makassar.
Harga properti yang mahal itu juga ditunjukkan oleh hasil survei berikut ini.

Sumber: Tribun Timur, Makassar
Selasa, 19-08-2008
Harga Rumah di Makassar Naik Paling Tinggi
Mengalahkan Jakarta dan Kota Besar Lain di Jawa; Dipicu Kenaikan Harga BBM dan Bahan Bangunan; Pengurus REI Sulsel: NJOP Tanah Juga Berpengaruh; Rumah Ratusan Juta Diminati di Makassar

Jakarta, Tribun - Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Triwulan II-2008 Bank Indonesia (BI) menunjukkan, indeks harga properti residensial (tempat hunian) tercatat sebesar 154,08 persen.
Sementara untuk berdasarkan wilayah, Kota Makassar merupakan wilayah yang mengalami peningkatan harga rumah tertinggi yaitu 4,19 persen (q-t-q), terutama pada rumah tipe kecil (6,59 persen).

Makassar mengalahkan kenaikan harga rumah di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) serta Banten mengalami kenaikan 1,74 persen.
"Kenaikan harga ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga bangunan serta kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Pada triwulan II tahun ini, baik secara triwulanan maupun tahunan meningkat," tulis Tim Statistik Sektor Rill Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter BI dalam publikasinya, Senin (18/8).
Penasihat Real Estate Indonesia (REI) Sulsel, M Aras, yang dimintai tanggapannya terkait data yang dirilis BI mengatakan, kemungkinan kenaikan nilai jual objek pajak (NJOP) atas tanah yang terlalu dini ditetapkan pemerintah ikut memicu kenaikan harga rumah di Makassar.
Secara tahunan (y-o-y), harga properti residensial juga mengalami kenaikan sebesar 5,43 persen atau lebih rendah dibandingkan kenaikan pada periode yang sama tahun sebelumnya (6,91 persen).
Untuk triwulan III-2008 mendatang, indeks harga properti residensial baik secara triwulanan maupun tahunan diperkirakan masih akan meningkat.
Sementara itu, dari ajang Pameran REI Panin Rumah Idaman di Makassar yang berakhir, Minggu (17/8) malam, terungkap bahwa konsumen kebanyakan membidik segmen ruman menengan seharga Rp 250 juta- Rp 300 juta.
Ratusan Juta
Business Banking Manager Bank Panin Cabang Makassar, Hudli Huduri menyebutkan, animo warga Makassar dalam membeli rumah terbilang besar. "Itu bisa kita liht pada pameran yang sudah kami gelar bersalam REI," kata Hudli.
Menurut Hudli, rumah seharga Rp 250 juta hingga Rp 300 juta tetap jadi buruan konsumen di kota ini pada pameran tersebut.
Bahkan pasar rumah mewah di kota ini juga tetap bergairah. Konsumen tetap memburu rumah tipe di 150 meter persegi ke atas di kawasan Pettarani, Hertasning Baru, maupun beberapa kawasan di pusat Kota Makassar.
Data yang dihimpun Tribun menyebutkan, kawasan perumahan di sekitar Jl Sunu, Jl Dg Tata, dan di sekitar Jl Sultan Alauddin, Makassar, sudah mematok harga hingga Rp 200 jutaan untuk tipe tipe 45 dengan luas tanah sekitar 90 meter per segi hingga 96 meter per segi.
Harga perumahan di sekitar Sudiang juga terus melambung dan semakin terkerek naik setelah bandara baru resmi beroperasi awal bulan ini.

Manado
Untuk triwulan, Kota Banjarmasin (Kalsel) diperkirakan mengalami kenaikan harga tertinggi sebesar 1,54 persen, sementara secara tahunan Manado (Sulut) diperkirakan mengalami kenaikan harga tertinggi (10,06 persen).
Baik secara triwulan maupun secara tahunan, indeks mengalami peningkatan. Secara triwulan, indeks harga naik 1,86 persen, lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada triwulan sebelumnya (1,67 persen).
Dilihat berdasarkan tipe rumah, kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah dengan kenaikan tertinggi terjadi pada tipe rumah kecil (2,42 persen).
IHPR menunjukkan indikasi yang searah dengan indeks harga sub kelompok biaya tempat tinggal IHK-BPS pada triwulan II-2008 (Juni).
Harga properti residensial pada triwulan III-2008 diperkirakan masih mengalami peningkatan IHPR menunjukkan indikasi yang searah dengan indeks harga sub kelompok biaya tempat tinggal IHK-BPS. Kondisi penawaran dan permintaan properti yang sama ini diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan III-2008.
Pakai KPR
Untuk memperoleh properti, umumnya pengembang masih memanfaatkan pembiayaan properti residensial yang sebagian besar sumber pembiayaannya dari dana internal perusahaan (54,4 persen), diikuti oleh dana yang bersumber dari perbankan (31,6 persen) serta dana nasabah (10,9 persen).
Sementara itu, dalam melakukan transaksi pembelian properti residensial, sebagian besar konsumen (75,4 persen) memanfaatkan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) dengan tingkat suku bunga sebesar 11 persen, diikuti oleh pembayaran cash bertahap (17,1 persen) dan sebagian kecil dilakukan dalam bentuk cash keras (6,5 persen).
Permintaan dan penawaran properti residensial triwulan II- 2008 sama dibandingkan triwulan sebelumnya.Kondisi ini diperkirakan berlanjut ke triwulan III-2008.


Berita Terkait:

Selasa, 19-08-2008
Harga Tanah
Penjelasan pengusaha properti

KAMI di kalangan pengembang juga bingung sekaligus mengakui dengan realitas bahwa harga properti di Makassar mengalami kenaikan tertinggi dibanding di daerah lain.
Namun saya perkirakan itu terutama dipicu oleh lonjakan harga bahan bangunan yang juga sangat tinggi setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu.

Kenaikan harga bahan bangunan memaksa pengusaha menaikkan harga rumah walau sebenarnya kami berusaha mengerem, antara lain dengan memberikan subsidi, dan lainnya untuk rumah tipe kecil atau sederhana.
Namun, kondisi tingginya permintaan pasar, khususnya untuk rumah tipe mewah, juga memberi peluang bagi pengusaha menaikkan harga. Tentunya di samping karena beberapa faktor pemicu lainnya.
Jika pengembang tak menaikkan harga maka pengusaha properti dipastikan tak akan mendapatkan apa-apa lagi setelah harga kebutuhan lainnya naik baru-baru ini.
Harga properti yang melonjak itu juga karena harga tanah terus meningkat terutama di kawasan-kawasan strategis seperti Panakkukang dan kota.
Bayangkan harga tanah di daerah Panakkukang kini sekitar Rp 1 jutaan per meter. Padahal jika dibanding dengan tanah di wilayah Lenteng Agung, Jakarta Selatan, baru berkisar Rp 500 ribuan per meter.
Ini juga dipicu oleh penetapan nilai pajak (NJOP) lahan yang dini dan tinggi dari pemerintah.
Faktor pemicu lainnya atas lonjakan harga properti yakni kita di Makassar masih kekurangan sumber daya, terutama ahli yang paling sederhana untuk proses finishing pembangunan sebuah rumah.
Tenaga dari Jawa banyak yang dipakai. Semua itu ujung- ujungnya tentu dampaknya pada lonjakan harga jual rumah. Sekarang di Makassar kota Rp 400 juta hanya akan mendapatkan rumah sebesar tipe 75, padahal di daerah lain seperti di Jawa masih lebih murah.




No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...