Wednesday, April 21, 2010

Tanpa Seks dan Smartphone, Bagaimana?

Ask the Tribun Timur Editor


APAKAH Anda membayangkan bagaimana kehidupan tanpa seks dan smartphone? Sulit, sulit. Begitulah jawaban pebisnis profesional dalam suatu survei yang diselenggarakan oleh RingCentral.


Survei dengan responden pelanggan bisnis kecil dan menengah di Amerika Serikat itu menemukan pentingnya seks dan smartphone (telepon cerdas) bagi pebisnis profesional.

Dengan responden sekitar 400 pebisnis, survei menemukan pentingnya smartphone dalam komunikasi.

Highligtsnya:
* 40 persen responden merasa tidak bisa hidup tanpa seks dan smartphone
* 79 persen responden menggunakan smart phone untuk menjalankan bisnis dibandingkan dengan telepon kantor atau telepon rumah
* 34 persen responden menggunakan smartphone lebih dari sekadar komputer untuk bisnis
* 7 persen responden tidak lagi membawa laptop saat melakukan perjalanan jika mereka memiliki smartphone
* 48 persen mengatakan setidaknya dua pertiga komunikasi per telepon yang mereka lakukan melalui smartphone

Temuan itu tidak terlalu mengejutkan. Smartphone memang sudah menjadi device bisnis utama.

Wartawan, misalnya, tak perlu lagi membawa laptop, kamera, notes, dan pulpen sekaligus bila membawa handphone Nokia E90.

Sewaktu melakukan umroh beberapa bulan lalu, saya membawa Nokia E90, membeli kartu ponsel lokal, dan melakukan komunikasi data dengan kantor di Makassar.

Laporan panjang saya ketik di papan E90 dan foto diambil dari E90. Semuanya dikirim dengan E90.

Sama sekali tak perlu laptop. Ini berbeda sekali dengan liputan tahun 1996 di Singapura ketika smartphone belum berjaya dan laptop belum sehebat sekarang. Untuk mengirim berita harus ke business room yang tarifnya selangit. Tas dipenuhi catatan.

Era itu sudah lewat bagi wartawan. Smartphone menggantikan fungsi pulpen, kertas, kamera, laptop, dan business room.


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...